- Rasa cemas sangat manusiawi di tengah pandemi virus corona. Akan tetapi, rasa cemas tak perlu berlebihan.
- Skortips kali ini menyajikan lima cara atasi rasa cemas untuk kesehatan mental selama masa pandemi dan #dirumahaja.
- Lima tips mengatasi rasa cemas dari Silvia Hanny Liestyani, M.Psi., Psikolog Klinis Dewasa.
SKOR.id - Pandemi virus corona membuat sebagian besar orang harus menghabiskan waktu lebih banyak #dirumahaja.
Selain berdampak pada kebiasaan yang berganti, pandemi virus corona juga berdampak pada sisi psikologis sebagian besar orang.
Baca Juga: Skortips: 5 Tips Penting Saat #DiRumahAja ala Alex Rins
Ya, salah satu hal yang muncul adalah kecemasan.
Menurut Silvia Hanny Liestyani, M.Psi., Psikolog Klinis Dewasa, rasa cemas adalah hal yang sangat wajar di tengah pandemi virus corona.
"Sangat wajar karena seluruh penduduk dunia belum pernah mengalami hal ini sebelumnya (di era moderen). Apalagi pandemi ini memengaruhi, kesehatan, pendidikan, ekonomi," ujar Silvia Hanny Liestyani kepada Skor.id, Selasa (14/4/2020).
"Pandemi ini seperti bola salju yang terus bergulung dan gumpalannya makin besar dampaknya pada kehidupan di seluruh dunia. Jadi, wajar apabila merasa cemas, bahkan takut," kata Silvia Hanny Liestyani.
Akan tetapi, rasa cemas yang berlebihan itu juga tak baik untuk kebugaran dan kesehatan mental.
Karena itu, sebaiknya terapkan lima hal ini untuk bisa mengatasi rasa cemas tersebut.
Berikut lima cara atasi rasa cemas demi kesehatan mental.
1. Batasi Waktu Pencarian Informasi
"Salah satu alasan utama orang menjadi cemas dan panik adalah ketidakjelasan kapan hal ini akan berakhir dan belum ada vaksin dari virus ini," kata Silvia.
"Karena itu, ada kecenderungan untuk selalu mencari perkembangan berita, baik itu jumlah kasus atau area penyebaran. Sebaiknya, batasi mencari informasi terbaru tentang Covid-19," ujar Silvia.
Perempuan yang juga seorang pengajar di salah satu universitas ini menyatakan bahwa mencari berita terbaru bisa dibatasi dengan format seperti minum obat, cukup tiga kali sehari.
Pagi, siang, dan malam. "Jangan terus-menerus membaca berita soal perkembangan Covid-19."
Seandainya tetap ingin membaca berita terkait, cari berita positif.
Misalnya, cara pencegahan terinfeksi virus corona, cara penanggulangan, di mana bisa melakukan rapid test, daftar makanan bergizi, olahraga tepat selama #dirumahaja dan lain-lain.
"Carilah informasi yang bisa membuat tenang, bukan menambah kecemasan.
2. Antisipasi Informasi dari Media Sosial
Salah satu fokus utama yang disampaikan Silvia adalah informasi yang diterima dari grup dari aplikasi media sosial Whatsapp.
"Hal ini memang susah-susah gampang. Sebaiknya, aktifkan setting tidak men-download otomatis segala kiriman (video dan foto) sehingga kita memiliki pilihan akan download atau tidak, kiriman tersebut."
"Kita harus selektif dalam melakukan konsumsi berita. Selain itu, kita tetap harus menjaga relasi dengan kolega, keluarga, atau teman. Jadi, kita harus bijak dalam memilah informasi yang kita konsumsi."
Silvia juga menekankan bahwa berita di dalam grup juga harus selalu dicek kebenarannya.
3. Tetap Bersosialisasi
Meski sedang dalam masa physical distancing, bersosialisasi tetap perlu dilakukan.
"Bersosialisasi juga sebagai salah satu cara untuk melepas stres dan kecemasan. Gunakan teknologi yang ada, seperti telepon, video call, aplikasi Zoom, dan lain-lain."
"Bersosialisasi adalah salah satu bentuk social support dalam masa sekarang ini."
Selain itu, momen ini juga bisa dijadikan saat tepat untuk merekatkan kembali jalinan pertemanan yang sempat renggang atau terlupakan.
"Bisa menanyakan kabar kepada teman lama atau teman yang sudah lama tak saling berkomunikasi," ucap Silvia.
Media sosial bisa dijadikan medium yang tepat untuk melakukan hal ini.
4. Lakukan Kegiatan Positif
Selain mencari tentang cara pencegahan tertular virus corona, sebaiknya juga mencari kegiatan positif selama lebih banyak waktu di rumah.
"Cari kegiatan dan informasi positif, seperti cara membuat hand sanitizer sendiri, cara membuat minuman herbal, ikut kelas online untuk menambah pengetahuan dan skill, serta berolahraga yang berguna untuk meningkatkan imunitas."
Baca Juga: Skortips: 4 Gerakan Latihan HIIT 15 Menit ala Tannya Roumimper
5. Semua Orang Juga Mengalami Hal Serupa
"Hal ini yang harus diingat bahwa semua orang di seluruh dunia mengalami hal serupa."
"Kita dipaksa untuk peduli dengan diri sendiri dan orang lain. Pandemi ini bukan hanya Jakarta, melainkan terjadi di seluruh dunia," ujar Silvia.
Karena itu, memperhatikan orang lain dan memiliki rasa empati kepada orang lain juga menjadi salah satu bentuk untuk menghilangkan rasa cemas berlebihan.
"Yang pasti, jangan stres. Karena stres akan berdampak pada turunnya imunitas tubuh," kata Silvia.