SKOR.id – Sesuatu yang Anda makan memang penting untuk diperhatikan gizinya, tetapi seberapa banyak yang Anda makan juga sama pentingnya.
Itulah yang terjadi dengan protein, makronutrien yang sangat terkenal dan mendapatkan banyak pujian karena banyak manfaatnya.
Selain membantu Anda merasa kenyang lebih lama, protein membantu fungsi kekebalan tubuh, tugas sel, dan perbaikan jaringan.
Protein juga bertanggung jawab menyediakan energi dan mengangkut nutrisi ke tujuannya di seluruh tubuh.
Popularitas diet tinggi protein akhir-akhir ini mungkin membuat Anda bertanya-tanya apakah Anda makan cukup atau kekurangan protein.
Kebutuhan protein dapat bervariasi berdasarkan usia, gaya hidup, kesehatan, dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Tapi menurut ahli diet terdatar, Natalie Rizzo, asupan protein yang direkomendasikan secara umum adalah 0,8 gram protein per kilogram berat badan atau 0,36 gram protein per pon berat badan.
"Cukup rendah. Itu jumlah minimum yang dibutuhkan seseorang setiap hari, dan kebanyakan orang tidak memiliki masalah dalam memenuhi atau melampaui jumlah tersebut," kata Natalie.
"Namun, kebutuhan protein dapat bervariasi, berdasarkan ukuran, tingkat aktivitas, tujuan kesehatan."
"Beberapa orang yang sering berolahraga atau tidak mengonsumsi produk hewani mungkin tidak mendapatkan cukup protein."
"Namun secara umum, kebanyakan orang mendapatkan cukup protein," Natalie menambahkan.
Mengonsumsi protein secara berlebihan disertai dengan beberapa tanda yang mungkin tidak akan Anda lewatkan, seperti batu ginjal.
Namun, tanda-tanda bahwa Anda tidak mengonsumsi cukup protein sangat berbeda.
Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui tentang tanda-tanda kekurangan protein dan cara yang disetujui para ahli untuk mengatasinya.
Apa Itu Kekurangan Protein?
"Protein merupakan zat gizi makro esensial yang dibutuhkan dan dimanfaatkan tubuh dalam jumlah besar,“ kata Kristen Smith, ahli diet dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
"Tidak mengonsumsi cukup protein akan memengaruhi kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan fungsi sel, serta kesehatan jaringan dan otot," Smith menambahkan.
"Kekurangan protein lebih kompleks daripada tidak mencapai target protein selama satu atau dua hari."
"Untuk melihat dampak kekurangan protein, Anda harus tidak (mengonsumsi) protein dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam jangka waktu yang lama," Smith mengingatkan.
Jangka waktu tersebut bergantung pada kebutuhan protein individual Anda, yang bervariasi berdasarkan tingkat aktivitas fisik, usia, dan kondisi medis Anda, menurut Smith.
Atlet dan ibu hamil, misalnya, membutuhkan lebih banyak protein. Dan orang dengan penyakit ginjal atau kondisi metabolik genetik tertentu harus membatasi asupan protein mereka.
Jadi, jumlah protein yang mungkin membuat seseorang kekurangan mungkin lebih dari cukup bagi orang lain.
Apa Penyebab Kekurangan Protein?
Biasanya, kekurangan protein disebabkan fakta sederhana bahwa Anda tidak mengonsumsi cukup protein.
Tapi kondisi tertentu juga dapat memengaruhi retensi dan asupan protein Anda.
"Kebanyakan orang dapat mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh mereka tanpa kesulitan,” kata Smith.
“Tetapi beberapa kelompok individu ada yang kesulitan memenuhi kebutuhan protein mereka.”
“Termasuk orang lanjut usia, individu dengan kanker, atau individu yang telah menjalani prosedur untuk memperkecil ukuran perut mereka.”
Rizzo menambahkan, “Beberapa vegan mungkin tidak mendapatkan cukup protein, meskipun ini tidak umum.”
“Beberapa kondisi dapat membuat Anda rentan terhadap kekurangan protein, seperti penyakit Celiac, sirosis hati, dan penyakit ginjal kronis karena dapat menyebabkan malabsorpsi protein.”
Apa Saja Gejala Kekurangan Protein?
Jika Anda tidak memenuhi kebutuhan protein, tubuh Anda mungkin tidak mengirimkan tanda-tanda peringatan apa pun bahwa Anda sedang menuju kekurangan.
“Terkadang Anda tidak akan melihat tanda-tanda atau gejala kekurangan protein hingga Anda benar-benar kekurangan,” Smith menjelaskan.
Meski kekurangan protein biasanya dapat disembuhkan, ada baiknya Anda mengenali gejalanya sehingga Anda dapat memperbaiki situasi sesegera mungkin.
Tanda-tanda kekurangan protein meliputi:
- Rambut dan kuku rapuh
- Kehilangan otot
- Merasa lemah, lelah, dan lesu
- Sistem kekebalan tubuh terganggu
- Fraktur stres
- Pembengkakan
Bagaimana Mengatasi Kekurangan Protein?
Cara paling mudah memulihkan kekurangan protein Anda adalah dengan mengonsumsi cukup protein.
Jika Anda menduga Anda tidak mengonsumsi atau menyimpan cukup protein karena sakit, Smith menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli diet terdaftar.
Tujuannya untuk menentukan kebutuhan protein Anda dan menyusun rencana untuk memastikan Anda mengonsumsi cukup protein.
Jika Anda kesulitan mendapatkan cukup protein, Smith menyarankan untuk memasukkan makanan berprotein tinggi ke dalam diet Anda (idealnya pada tiap makanan dan camilan).
Termasuk di antaranya daging ayam, kalkun, salmon, tuna, telur, susu, dan kacang-kacangan.
Jika Anda tidak menyukai banyak makanan kaya protein atau berjuang melawan kurang nafsu makan, pertimbangkan melengkapi makanan dengan bubuk protein.
Jika Anda mencari pilihan protein vegetarian bisa memilih tempe, tahu, keju cottage, kacang hitam, buncis, selai kacang, dan biji chia.
Memasukkan berbagai macam sumber protein vegan atau vegetarian ke dalam pola makan Anda dapat membantu memastikan bahwa Anda mengonsumsi cukup asam amino (bahan penyusun protein).