- Andy Murray memprediksi tenis sebagai cabor terakhir yang bisa kembali berjalan normal.
- AS dan negara-negara di Eropa sangat terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
- Korban positif Covid-19 di AS per Kamis (23/4/2020) pukul 6.30 WIB, menembus angka 846.692 jiwa.
SKOR.id – Andy Murray pesimistis soal kelanjutan kompetisi tenis dunia, musim ini. Bahkan, ia memprediksi tenis sebagai cabang olahraga (cabor) terakhir yang kembali dipentaskan.
Bukan tanpa alasan mantan petenis nomor satu dunia itu tak yakin kompetisi cepat pulih. Indikator terbesar, pandemi virus corona (Covid-19) yang menjangkiti ratusan negara di dunia.
Berita Tenis Lain: Novak Djokovic Prediksi Tenis 2020 Dimulai Lagi dari Ajang Lokal
Andy Murray pesimistis karena kalender turnamen ATP, WTA, dan ITF, diikuti pemain dari berbagai negara. Beberapa di antaranya bahkan menerapkan lockdown hingga pertengahan 2020.
“Saya membayangkan tenis sebagai olahraga terakhir yang bisa kembali ke situasi normal karena ada banyak pemain dan pelatih yang harus berkumpul di satu area,” katanya.
Area yang dimaksud petenis 32 tahun itu adalah tuan rumah. Sebagai contoh, French Open yang berstatus sebagai turnamen grand slam, bakal menjadi buruan petenis dunia.
Tidak terkecuali mereka yang akan tampil melalui babak kualifkasi. “Saya akan terkejut jika tenis bisa dimainkan secara normal pada September mendatang.” Ia menambahkan.
Masih dilansir dari Eurosport, Rabu (22/4/2020) atau Kamis dini hari WIB, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Eropa begitu terdampak dengan pandemi virus corona.
Padahal, tidak sedikit pemain dunia yang berasal dari Negeri Paman Sam maupun negara-negara di Eropa seperti Spanyol, Inggris, Swiss, Serbia, Prancis, dan Italia.
Berita Tenis Lain: Pertama Kali Instagram Live, Rafael Nadal Jadi Olok-olok Roger Federer dan Andy Murray
AS misalnya, di mana jumlah korban positif Covid-19 per Kamis (23/4/2020) pukul 6.30 WIB, menembus angka 846.692 jiwa. Total kematian di negara ini mencapai 47.537 orang.
Berdasarkan data dari Worldometers, Spanyol, Italia, Prancis, dan Jerman, menempati peringkat kedua hingga kelima daftar negara dengan jumlah pasien Covid-19 terbesar di dunia.
“Dunia harus kembali normal agar orang-orang bisa bebas bepergian ke negara manapun. Jika itu terjadi, kompetisi-kompetisi tenis mayor bisa dimulai,” ucap Murray.