- Naomi Osaka sempat kecewa Olimpiade Tokyo 2020 ditunda.
- Kini, petenis blasteran Haiti-Jepang tersebut yakin bahwa penundaan adalah keputusan terbaik.
- Naomi Osaka berharap Olimpiade tahun depan akan menjadi penanda kembangkitan setelah pandemi.
SKOR.id - Penundaan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, telah membuat banyak hati atlet kecewa. Salah satunya Naomi Osaka.
Petenis tunggal putri keturuan Haiti dan Jepang tersebut mengaku awalnya kecewa karena Olimpiade tidak berjalan sesuai jadwal semula.
"Seperti kebanyakan atlet, awalnya saya kecewa (Olimpiade 2020 ditunda)," ujar Naomi Osaka dilansir dari Japan Today.
Berita Naomi Osaka Lainnya: Bukan Beyonce, Naomi Osaka Ungkap Orang yang Paling Ingin Ditemui
"Namun, ketika menyadari bahwa penundaan adalah pilihan yang lebih baik untuk dunia maka Olimpiade bisa menanti hingga 2021."
Menurut Naomi Osaka, penundaan Olimpiade 2020 adalah pilihan tepat di tengah pandemi Covid-19.
Petenis tunggal putri peringkat ke-10 dunia itu mengaku justru bersimpati kepada atlet lain seperti di cabang olahraga terukur.
"Mereka sudah bekerja selama empat tahun untuk titik puncak yang telah ditetapkan. Sekarang jadwal mereka mungkin terganggu," ujar eks petenis nomor satu dunia itu.
"Tenis sedikit berbeda jadi tidak terlalu banyak mengubah persiapan saya," tutur juara dua grand slam, US Open 2018 dan Australia Open 2019, itu.
Berita Tenis Lainnya: Mental Tanding Novak Djokovic Mulai Menurun Tanpa Turnamen
Petenis 22 tahun tersebut berharap Olimpiade Tokyo tahun depan akan menjadi penanda kembangkitan kembali dunia setelah pandemi Covid-19.
"Banyak orang, termasuk teman dekat saya, yang bekerja keras demi Olimpiade. Saya juga paham seberapa berat beban warga Jepang saat ini," kata Naomi Osaka.
"Tentu saja ini adalah pilihan yang tepat. Saya sangat berharap Olimpiade akan menjadi perhelatan besar bagi dunia setelah pandemi Covid-19 berakhir."
Jadwal baru Olimpiade 2020 disepakati akan berlangsung pada 23 Juli sampai 8 Agustus 2021 di Tokyo, Jepang.
Keputusan tersebut diambil karena wabah Covid-19 yang belum mereda sejak ditetapkan sebagai pandemi pada awal Maret lalu.