SKOR.id – Iga Swiatek sukses menyamai rekor Serena Williams usai menjuarai Italian Open 2024. Itu gelar ‘double dirt’ sang petenis menyusul titel Madrid Open yang diraih dua pekan sebelumnya.
Raihan di Roma membuat Swiatek menjadi petenis putri pertama yang mampu memborong titel ‘dirt double’, Madrid dan Italian Open, sejak Williams melakukannya pada musim 2013.
Kini, Swiatek berambisi melengkapi gelar bergengsi di turnamen tanah liat dengan membidik Triple Crown dalam Grand Slam French Open atau Roland Garros, yang akan berlangsung 20 Mei-9 Juni mendatang.
Peluang untuk itu sangat terbuka bagi tunggal putri nomor satu dunia tersebut. Ini mengingat Iga Swiatek sukses menjuarai Roland Garros tiga kali dalam kurun empat tahun, yakni pada 2020, 2022, dan 2023.
Hanya sekali Triple Crown pernah terjadi sepanjang sejarah WTA Tour. Milestone langka itu terjadi musim 2013 silam, ketika Serena Williams memborong trofi Madrid Open, Italian Open, serta Roland Garros.
Berhasil juara Italian Open 2024 menegaskan status Swiatek sebagai Queen of Clay alias Ratu Lapangan Tanah Liat. Sejak jadi petenis profesional, ia mencatat persentasi kemenangan tertinggi di permukaan itu.
Dari 87 pertandingan turnamen lapangan tanah liat, Swiatek membukukan 89 persen kemenangan (77). Angka ini lebih tinggi dibanding di lapangan permukaan keras (79%) ataupun rumput (68%).
“Dia hidup untuk bermain di lapangan tanah liat, itu sangat jelas, memenangi Roland Garros berkali-kali. Dia bermain sangat baik, jadi akan sangat sulit mengalahkannya di event (tanah liat),” ujar salah satu rival sekaligus juara Italian Open dua kali, Elina Svitolina, tentang Swiatek.
Hal senada diungkapkan petenis legendaris, Martina Navratilova. Menurut juara dua kali Roland Garros ini, tidak ada alasan Iga Swiatek tak akan juara di Paris bulan depan jika melihat konsistensinya, khususnya di lapangan tanah liat.
“Di clay, dia melakukannya dengan sempurna. Pergerakannya, pemulihannya. Dia membuat lawan lelah dari baseline, bermain agresif. Dia konsisten. Itulah mengapa dia jadi No. 1 untuk waktu yang lama. Paris (Roland Garros) tempat yang perfek untuk permainannya,” kata Navratilova.
Dalam pertandingan final Italian Open di Foro Italico, Roma, Sabtu (18/5/2024) lalu, Iga Swiatek bermain dengan sangat agresif. Ia membuat lawannya, Aryna Sabalenka, terus menerus berlari.
Sabalenka, tunggal putri ranking 2 dunia, mengakui Swiatek memaksanya terus bergerak hingga kehabisan tenaga untuk sebuah poin. Dan selalu sulit untuk mencuri angka dari petenis 22 tahun tersebut.
Pada akhirnya Sabalenka kembali harus mengakui keunggulan Swiatek. Ia kalah dua set langsung, 6-2, 6-3. Ini menjadi kali kelima petenis Belarus itu takluk dari sang rival dalam enam duel di lapangan tanah liat.
“Saya tahu dia bergerak dengan baik dan saya harus tetap agresif, harus terus menekan. Ini membuat saya agak buru-buru. Saya perlu bermain dengan cara berbeda saat bertemu lagi dengannya,” ujar Sabalenka.
Dengan kesuksesannya di Madrid Open dan Italian Open serta statusnya sebagai nomor satu dunia, Iga Swiatek menyadarinya dirinya akan difavoritkan untuk Roland Garros 2024. Namun, ia tak mau terbebani.
“Well, saya adalah No.1 jadi saya favorit di turnamen mana pun jika Anda mengacu pada ranking. Tetapi peringkat tidak berpengaruh (di lapangan). Jadi saya akan melakukan semuanya selangkah demi selangkah,” ucap Swiatek setelah meraih gelar Italian Open ketiganya.
Usai Italian Open, Iga Swiatek dan para petenis top lainnya bakal mengalihkan fokus menghadapi Grand Slam kedua tahun ini, French Open, yang lebih populer disebut Roland Garros di Paris, Prancis.