Mengenal Seluk-Beluk Jual-Beli Motor Bekas MotoGP

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Jorge Martin saat bersaing di sebuah race MotoGP 2024. Biasanya, 7 atau 8 tahun kemudian, sebagian kecil dari motor-motor mereka akan dilelang. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)
Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Jorge Martin saat bersaing di sebuah race MotoGP 2024. Biasanya, 7 atau 8 tahun kemudian, sebagian kecil dari motor-motor mereka akan dilelang. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

SKOR.id – Pada 25 Agustus 2024 lalu, Iconic Auctioneers, sebuah rumah lelang kelas dunia yang mengkhususkan diri pada mobil, sepeda motor, dan barang koleksi otomotif yang sebelumnya dikenal sebagai Silverstone Auctions, melelang dua sepeda motor bersejarah Ducati di Kejuaraan Dunia MotoGP.

Sejumlah kolektor barang mewah sepertinya kecolongan karena dua unit Ducati itu belum lama ini sudah terjual ke dua pembeli berbeda. Ducati Desmosedici GP3, motor andalan Ducati saat turun perdana di MotoGP 2003 dengan pembalap Loris Capirossi, terjual 237.500 euro (sekira Rp4,06 miliar). 

Sementara, motor andalan Casey Stoner saat memberikan gelar perdana di MotoGP (tiga sekaligus: pembalap, konstruktor, dan tim) untuk Ducati pada 2007, Desmosedici GP7, terjual dengan harga 475 ribu euro (Rp8,12 miliar). 

Bagaimana seseorang bisa memiliki motor eks MotoGP? Apakah motor-motor yang dijual itu benar-benar memakai komponen asli seperti saat masih dipakai sang pembalap? 

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.). 

Ke Mana Motor MotoGP Setelah Tidak Dipakai Lagi

Dulu, material mauun komponen resmi musim sebelumnya biasanya didaur ulang, dijual, atau disewakan ke tim privat. Di lain waktu, sepeda motor yang sudah tidak terpakai lagi menjadi model pamer di pameran sepeda motor.

Di era kelas tertinggi bernama MotoGP (mulai 2002), motor-motor prototipe bekas balapan digunakan untuk berbagai keperluan. Karena pengembangan motor tidak lepas dari inovasi teknologi musim sebelumnya. 

Jadi, karena alasan basis riset dan sebagainya, motor-motor lama tidak dilepas. Sedangkan jika sudah tidak diperlukan lagi, motor-motor itu juga tidak langsung dilepas ke publik. 

Pertanyaannya, ketika masa pakai sepeda motor sudah habis, apa yang terjadi dengan sepeda motor tersebut?

Honda mengirim motor bekas MotoGP-nya ke Jepang untuk berbagai acara atau dikirim ke para sponsor, seperti Repsol, yang kantor pusat utamanya di Madrid menawarkan koleksi sepeda motor juara dari Kejuaraan Dunia 500cc dan MotoGP.

Suzuki berbeda lagi. Usai mundur pada akhir musim MotoGP 2022, beberapa unit Suzuki GSX-RR disimpan di sejumlah museum dan lainnya dihancurkan. 

Saat masih menjaadi Manajer Teknis Suzuki di MotoGP, Ken Kawauchi mengatakan: “Beberapa di antaranya menjadi motor tim penguji, ada yang ditujukan untuk dyno, dan ada pula yang menjadi motor show.” Pada akhirnya, semuanya dimanfaatkan semaksimal mungkin. 

Di Ducati, mereka memanfaatkan banyak material untuk mempersiapkan motor musim berikutnya. Seperti yang bisa Anda lihat, masa pakai sepeda motor dapat dengan mudah diperpanjang hingga dua atau bahkan tiga musim, tergantung pada kebutuhan pabrikan dan komitmennya terhadap tim-tim satelitnya.

Namun ada saatnya sepeda motor berhenti digunakan. Lalu apa yang terjadi pada mereka? “Itu tergantung pada kontrak sewa dengan tim independen,” kata Ducati. “Beberapa sepeda motor di-upgrade dan digunakan kembali untuk musim berikutnya, yang lain dijual ke kolektor, dan satu selalu disimpan di Museum Ducati.”

Di pengujung tahun 2018, KTM memiliki inisiatif menarik: menjual dua unit RC16, motor MotoGP-nya. Ini pertama kalinya sebuah pabrikan menjual dua sepeda motor asli MotoGP ke publik. 

Dulu, Ducati sudah lebih dulu menyediakan beberapa motornya untuk dikoleksi, namun KTM memberikan dimensi baru dalam menjual motor balapnya ke publik dan terbuka bagi siapa saja yang mampu membelinya. Dan bukan sembarang motor, tidak lain adalah motor MotoGP

Tawaran tersebut juga mencakup satu set perlengkapan lengkap yang ditandatangani oleh pengendara (helm, jas, sarung tangan, dan sepatu bot) dan kesempatan untuk berbagi Grand Prix dengan tim di kotak yang sama. Dan semua itu “hanya” 250 ribu euro (sekira Rp4,27 miliar dengan kurs saat ini. 

Kisaran Harga dan Spesifikasi

Ducati Desmosedici GP3 tunggangan Loris Capirossi di MotoGP 2003 bukan hanya sarat sejarah namun benar-benar motor yang membawa Capirossi memberikan kemenangan pertamanya di MotoGP (di GP Catalunya) pada musim perdana pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, itu. 

Didesain oleh Filippo Preziosi, motor geberan Capirex dan Troy Bayliss pada MotoGP 2003 itu sangat bertenaga. Mesin 4-tak V4 berpenggerak katup desmodromic, berpendingin cairan berkapasitas 989cc itu mampu mengeluarkan tenaga maksimum 200 dk (pada 16.000 rpm). 

Dengan bobot kosong hanya 145 kg, top speed Ducati Desmosedici GP3 mampu menembus 320 km/jam. Motor tersebut laku terjual di lelang Iconic Auctioneers dengan harga 237.500 euro (Rp4,06 miliar). Adapun motor serupa milik Baylis yang dilelang pada Mei 2024 lalu dibanderol 350 ribu pounds (Rp7,10 miliar).

Yang lebih mengesankan lagi tentu Ducati Desmosedici GP7. Pasalnya, motor yang dilelang ini adalah motor sebenarnya yang dikendarai Casey Stoner ketika ia meraih gelar Kejuaraan Dunia MotoGP pertamanya. 

Sepeda motor ini direstorasi secara cermat dengan suku cadang asli Ducati oleh spesialis Dave Allenby, dan menawarkan mesin V4 799cc dengan lebih dari 220 tenaga kuda dan berat kosong hanya 148 kg. Motor ini terjual hingga Rp8,12 miliar.

Pada 2012 silam, balai lelang Sotheby’s juga berhasil melepas dua unit Ducati Desmosedici, GP10 800cc milik Stoner di MotoGP 2010 dan GP12 1.000cc geberan Valentino Rossi di MotoGP 2012 dengan harga masing-masing Rp4,30 miliar dan Rp4,20 miliar (dengan kurs saat ini).

Saat menjual dua KTM RC16 versi 2019 geberan Pol Espargaro pada akhir Juli 2020 silam, KTM tidak menjelaskan secara spesifik sepeda mana yang dijual yang digunakan dalam balapan mana, dan calon pembeli tidak akan mendapatkan pilihan mesin. 

Sebaliknya, mereka yang saat itu bersedia membayar harga yang diminta sebesar 340 ribu dolar AS (Rp5,25 miliar dengan kurs saat ini) akan dimasukkan ke dalam daftar pembeli dan KTM akan membuat keputusan akhir mengenai tujuan kedua sepeda balap tersebut setelah daftar tersebut diselesaikan. 

Untuk motor-motor kelas MotoGP, tampaknya Anda harus menyiapkan uang antara Rp5 miliar hingga Rp10 miliar. Adapun motor-motor bekas kelas Moto3 seperti Honda NSF250RW 2017 diyakini lebih “murah”.

Boks Skor Special Motor MotoGP dijual - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif
Anda perlu siapkan uang miliaran rupiah untuk bisa memiliki unit motor bekas MotoGP yang otentik. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id) 

Pilihan Koleksi

Bagi para penggemar dan kolektor sepeda motor, keputusan antara memiliki sepeda motor bekas pabrikan MotoGP dan sepeda motor pensiunan MotoGP menghadirkan dilema yang menarik. Setiap jenis sepeda memiliki sejarah, karakteristik performa, dan nilai uniknya masing-masing, sehingga sangat diidamkan di dunia balap.

1. Pengertian Motor MotoGP Bekas Pabrikan. Motor MotoGP bekas pabrikan adalah mesin yang berasal langsung dari unit produksi pabrikan. Motor-motor ini seringkali merupakan model terbaru, dilengkapi dengan teknologi mutakhir dan inovasi langsung dari sirkuit MotoGP

Pemilik sepeda motor bekas pabrik menikmati manfaat teknik canggih, termasuk performa unggul, elektronik canggih, dan desain aerodinamika terkini.

2. Pesona Sepeda Motor Legenda Balap. Sepeda motor pensiunan MotoGP memiliki sejarah balap yang kaya. Mereka adalah sepeda sebenarnya yang dikendarai oleh pembalap profesional di musim sebelumnya dan sering dikaitkan dengan pembalap tertentu dan balapan yang berkesan.

Daya tarik utama dari sepeda motor pensiunan MotoGP terletak pada kisah masa lalu mereka. Kolektor dan penggemar sering mencari motor ini karena makna sejarahnya dan hubungan emosionalnya dengan legenda balap yang mengendarainya.

3. Pertimbangan Performa. Pemilik sepeda motor MotoGP bekas pabrikan mendapatkan manfaat dari performa puncak. Motor-motor ini disetel dengan baik untuk kecepatan dan pengendalian yang optimal, menawarkan pengalaman yang sedekat mungkin dengan standar balap MotoGP saat ini. 

Sementara, sepeda motor pensiunan/legenda MotoGP mampu mempertahankan warisan. Meskipun sepeda motor legenda mungkin tidak membanggakan teknologi terkini, mereka menawarkan pengalaman berkendara yang unik. Mereka membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang mekanika dan sejarahnya agar dapat dipelihara dan dikendarai dengan benar.

Keputusan antara motor bekas pabrikan atau motor legenda MotoGP pada akhirnya tergantung pada preferensi pribadi. Apakah Anda mencari sensasi memiliki teknologi balap terkini atau keinginan untuk memiliki sepotong sejarah MotoGP, pilihan Anda harus selaras dengan hasrat Anda terhadap olahraga tersebut dan mengumpulkan tujuan.

Hal-hal Lain yang Patut Diperhatikan

1. Pahami Sejarah Asal Motor dan Silsilah. Daya tarik sebuah motor MotoGP tidak hanya terletak pada performanya tetapi juga pada ceritanya. Mengetahui sejarah sepeda, termasuk balapan, prestasi, dan pengendaranya, menambah nilai dan kepuasan yang tak terukur. Saat mempertimbangkan penjualan sepeda motor MotoGP bekas, tanyakan tentang dokumentasi yang memverifikasi asal usulnya.

2. Catatan Perawatan dan Overhaul. Sifat mesin MotoGP yang sangat tegang berarti perawatan yang cermat sangat penting. Catatan servis yang terperinci menunjukkan sepeda yang dirawat dengan baik, memberikan wawasan tentang perbaikan yang pernah dilakukan, penggantian suku cadang, dan perawatan rutin. Informasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi sepeda saat ini dan potensi kebutuhannya di masa depan.

3. Menilai Kondisi dan Keaslian. Sepeda motor MotoGP dirancang untuk kondisi ekstrim balap profesional, yang menyebabkan keausan signifikan pada komponen. Periksa sepeda apakah ada tanda-tanda keausan atau kerusakan yang berlebihan, terutama di area kritis seperti rangka, suspensi, dan mesin. Suku cadang pengganti pada mesin ini bisa mahal dan, dalam beberapa kasus, sulit ditemukan.

4. Pemeriksaan Keaslian. Di pasar khusus seperti memorabilia MotoGP, memastikan keaslian pembelian potensial Anda adalah hal yang terpenting. Komponen asli, merek pabrikan, dan bahkan modifikasi khusus balapan berkontribusi terhadap keaslian sepeda dan, lebih jauh lagi, nilainya. Verifikasi oleh ahli atau langsung dari tim dapat memberikan ketenangan pikiran.

5. Pertimbangan Hukum dan Legalitas Jalanan. Meskipun sebagian besar pembeli memilih untuk mempertahankan sepeda motor MotoGP mereka dalam bentuk balap aslinya, beberapa mungkin ingin menjajaki agar sepeda motor tersebut legal di jalanan. Proses ini bisa jadi rumit dan sangat bervariasi menurut wilayah. Memahami sejauh mana modifikasi yang diperlukan untuk mematuhi undang-undang jalan raya setempat sangat penting sebelum melakukan pembelian.

6. Dokumen Kepemilikan dan Pemindahan. Memiliki sepotong sejarah MotoGP adalah satu hal; membuktikan itu adalah hal lain. Pastikan penjualan mencakup semua dokumen hukum yang diperlukan, termasuk riwayat kepemilikan dan sertifikat keaslian. Dokumen-dokumen ini tidak hanya penting untuk potensi penjualan kembali di masa depan tetapi mungkin juga diperlukan untuk tujuan asuransi.

7. Cari Penjual atau Balai Lelang Motor MotoGP Terpercaya. Anda harus mencari balai lelang ataupun toko sepeda motor balap terpercaya jika ingin memiliki motor bekas MotoGP untuk menjamin orisinalitas motor dan dokumen-dokumen penting terkait motor tersebut.

RELATED STORIES

Mengapa Francesco Bagnaia Makin Sulit Diredam di MotoGP 2024

Mengapa Francesco Bagnaia Makin Sulit Diredam di MotoGP 2024

Francesco Bagnaia dan Ducati kian tangguh di MotoGP 2024.

Direktur KTM Janjikan Persaingan Internal Adil dalam MotoGP 2025, 4 Rider Punya Kans Sama

Pit Beirer menyebut KTM tak akan memprioritaskan salah satu tim maupun rider-nya pada kompetisi MotoGP 2025.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Liga 4 Nasional 2024-2025: Dua Wakil Jakarta Promosi ke Liga Nusantara

Batavia FC dan Persitara memastikan promosi ke Liga Nusantara musim depan.

Rais Adnan | 14 May, 11:21

Real Madrid kalahkan Atletico Madrid. (Jovi Arnanda/Skor.id).

La Liga

Prediksi dan Link Live Streaming Real Madrid vs Mallorca di La Liga 2024-2025

Prediksi pertandingan dan link live streaming Real Madrid vs Mallorca di La Liga 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 14 May, 11:12

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 14 May, 10:59

Cristiano Ronaldo bangga terhadap anaknya yang debut bersama Timnas U-15 Portugal. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

World

Pesan Haru Cristiano Ronaldo untuk Anaknya yang Debut di Timnas U-15 Portugal

Cristiano Ronaldo Jr menjalani debutnya saat Timnas U-15 Portugal menghadapi Jepang, Selasa (13/5/2025).

Rais Adnan | 14 May, 08:10

Ruben Amorim sudah resmi sebagai pelatih Manchester United pada 1 November 2024 lalu. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Ruben Amorim Biayai 30 Staf Manchester United dan Keluarga Mereka Hadiri Final Liga Europa 2024-2025

Ruben Amorim turun tangan untuk membiayai tiket perjalanan staf pelatih dan keluarga mereka untuk hadiri final Liga Europa 2024-2025.

Rais Adnan | 14 May, 07:56

cover headwear atau topi pada olahraga dan fashion. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Fashion

59Fifty Day 2025, New Era Luncurkan 156 Koleksi Topi Baru Klub MLB hingga NBA

New Era merayakan 71 tahun siluet topi olahraganya, 59Fifty, dengan meluncurkam koleksi spesial yakni series Eksklusif dan Styles.

Taufani Rahmanda | 14 May, 07:47

Liga TopSkor U-17 Greater Jakarta 2025.

Liga TopSkor

Penyerang Timnas U-17 Indonesia Asah Ketajaman Gol di Liga TopSkor U-17 Greater Jakarta

Mierza Firjatullah mengaku kompetisi Liga TopSkor Greater Jakarta 2025 sangat membantu dirinya untuk meningkatkan performa.

Nizar Galang | 14 May, 07:17

Timnas MLBB Putri Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

Bermain Game sebagai Pro Player Kini Sudah Jadi Cita-cita Anak Muda

Sejumlah pencapaian mendorong anak-anak muda untuk bercita-cita menjadi pro player dan memiliki karier yang gemilang di scene esports.

Gangga Basudewa | 14 May, 07:06

ONIC Kayess dalam balutan jaket varcity koleksi fashion ONIC Esports

Esports

Fenomena Pro Player Jadi Public Figure dan Idola Baru Anak Muda

Keberhasilan ONIC, RRQ, dan EVOS mengukir prestasi di ajang nasional dan internasional menjadikan pemainnya sebagai figur publik baru.

Gangga Basudewa | 14 May, 07:05

Free Fire. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

2025 Saatnya Free Fire Indonesia Kembali Berjaya di Internasional

Indonesia telah lama menjadi salah satu kekuatan utama yang diperhitungkan di dunia esports Free Fire.

Gangga Basudewa | 14 May, 06:53

Load More Articles