Kompetisi MotoGP 2024 dijadwalkan menggelar 42 sesi balapan dalam 21 seri yang berlangsung selama delapan bulan.

MotoGP

Update MotoGP 2024: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

SKOR.id –&nbsp;Perdebatan di Kejuaraan Dunia MotoGP 2024 mengenai sejauh mana keunggulan para pembalap Ducati yang turun dengan motor Desmosedici GP24 dengan mereka yang mengandalkan motor tahun lalu, Desmosedici GP23, masih menarik untuk dibahas.Sampai balapan ke-16, terlihat Ducati GP24 lebih superior atas Ducati GP23. Itu berarti Desmosedici tahun ini merupakan lompatan kualitas yang jauh lebih besar dibandingkan antara Ducati GP22 dan GP23 di MotoGP 2023 lalu.&nbsp;Menariknya, dari empat rider pemakai Ducati GP23 – GP24 juga digeber empat pembalap – hanya Marc Marquez (Gresini Racing) yang mampu cukup stabil finis di podium.&nbsp;Meski performa Marquez baru terlihat menjelang pertengahan musim, para bos Ducati di Borgo Panigale, Italia, pun tak ragu memilih juara dunia MotoGP enam kali itu untuk memutuskan siapa yang akan mendampingi Francesco Bagnaia di tahun 2025 sebagai pembalap kedua di tim pabrikan Ducati Lenovo.&nbsp;Bagaimana Marquez yang baru menggeber Ducati tahun ini, mampu beradaptasi dengan sangat cepat? Apa saja rahasianya?&nbsp;Skor.id akan coba membahasnya Skor Special edisi kali ini.&nbsp;(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).Ducati GP24 Lebih Unggul daripada GP23Awalan buruk Enea Bastianini (Ducati Lenovo) pada tahun ini membuat Jorge Martin (Prima Pramac Racing)&nbsp; dan Marquez menjadi kandidat utama untuk menggantikannya. Pada akhirnya, Marquezlah yang memenangi pertarungan tersebut.&nbsp;Menurut Ducati, salah satu alasan terpenting memilih Marquez, yang saat itu di Mugello belum pernah memenangi balapan, adalah performa yang mampu ia tunjukkan dengan motor 2023 yang di atas kertas performanya kalah dengan motor prototipe tahun ini.“Para insinyur Ducati melihat perkembangan saya dengan motor 2023; itu melebihi yang lain,” kata Marquez, setelah dikukuhkan sebagai pembalap pabrikan untuk tahun depan.&nbsp;“Menurut Gigi (Dall'Igna, General Manager Ducati), elemen yang menentukan keseimbangan adalah apa yang saya lihat di trek; perkembangan dan kemampuan saya untuk berkembang.”Kendati Dall'Igna sendiri sudah mengakui bahwa Ducati GP24 memang bisa dibilang motor yang lebih baik daripada pendahulunya (GP23), namun masih ada yang berani mempertanyakan atau merelatifkannya.“Kami benar-benar telah meningkatkan GP24 dalam aspek-aspek yang membuat GP23 sedikit lebih lemah,” ucap Dall'Igna pada Agustus selama Grand Prix Inggris.&nbsp;Di Silverstone lalu, Ducati memperkenalkan paket pembaruan terakhir sebelum menghentikan pengembangannya untuk membiarkan Bagnaia dan Martin bersaing bebas dengan motor yang sudah mereka kenal.&nbsp;“Saya harus mengatakan bahwa para pekerja di pabrik (Ducati) telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik,” tutur Dall’Igna.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/boks_skor_special_Marc_Marquez_Rahmat_Ari_Hidayat_Skor_id_38d202c99c.jfif" alt="boks skor special Marc Marquez - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif"><figcaption>Dari data di atas terlihat pembalap Tim Gresini Racing Marc Marquez baru tidak bisa melesat ke depan jika mengalami masalah (kecelakaan atau insiden lainnya). (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)</figcaption></figure>Hanya Marc Marquez yang Mampu Bersaing dengan Ducati GP24 di Atas GP23&nbsp;Melihat secara detail jejak yang ditinggalkan kedua model sejauh ini, dan perbandingan dengan apa yang terjadi pada MotoGP tahun lalu, tidak hanya mendukung komentar Dall'Igna, namun secara praktis menyelesaikan perdebatan.&nbsp;Apalagi dari empat pembalap yang mengandalkan Ducati GP23 – masing-masing dua rider Gresini Racing dan Pertamina Enduro VR46 Racing Team – hanya Marquez yang mampu menahan tekanan dari pembalap GP24, terutama di paruh kedua musim.Perbandingan antara statistik yang dihasilkan oleh Ducati GP22 pada tahun 2023, dengan torehan GP23 pada tahun 2024, menegaskan bahwa lompatan kualitas motor 2024 dibanding tahun 2023 jauh lebih besar daripada lompatan antara prototipe 2022 dan 2023.Tahun lalu, keempat rider di MotoGP bersama Ducati “lama” (GP22) mampu mencetak total empat kemenangan (tiga Marco Bezzecchi dan satu Fabio Di Giannantonio), 13 podium, tiga pole position (dua Luca Marini dan satu Alex Marquez) dan 15 kali start dari barisan depan (tiga terdepan).Empat kemenangan ini menyumbang 23,6% dari total 17 kemenangan pabrikan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, itu. Proporsi tersebut meningkat menjadi 30,2% di podium (13 dari total 43 podium Ducati).&nbsp;Perlu juga dicatat bahwa, sebagai tambahan, keempat pebalap mampu naik podium pada hari Minggu, dan semuanya start setidaknya satu kali dari barisan depan.&nbsp;Di sisi lain, persentase torehan para pembalap yang menggunakan Ducati versi lama/tahun lalu (GP23) tersebut turun pada MotoGP 2024. Dan dari semua itu, hanya Marquez yang secara konsisten mampu menjaga jarak dengan para rider Desmosedici GP24.&nbsp;Hingga balapan ke-16 musim ini, Ducati GP23 hanya menang dua kali (Aragon dan Misano) – semuanya lewat pembalap bernomor #93. Jumlah itu hanya 13,3% dari total kemenangan Ducati (15) menjelang empat balapan tersisa di MotoGP 2024.Soal jumlah podium, dari total 48 podium yang sudah diperebutkan musim ini, para rider&nbsp;Ducati sudah meraih 42 (87,5%). Dari jumlah podium Ducati itu, hanya 10 (23,8%) disumbangkan para pemakai GP23 yang delapan di antaranya dibuat oleh Marquez.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/idybh7i0-8s?si=mvCISbEmGALeq9bx" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Ducati GP24 terbukti lebih unggul daripada GP23 namun Marc Marquez tetap mampu bersaing.

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Mengapa Cuma Marc Marquez yang Bisa Bersaing di Atas Ducati Lama

SKOR.id - Pada akhir pekan ini, kompetisi MotoGP 2024 bakal kembali bergulir dengan memasuki putaran ke-17 di Australia.Rangkaian sesi MotoGP Australia 2024 sendiri akan berlangsung di Sirkuit Phillip Island yang masuk dalam Negara Bagian Victoria, Australia.Akhir pekan nanti bakal menandai kali ke-30 Sirkuit Phillip Island digunakan untuk menghelat ajang balap motor Grand Prix.Sebelumnya, sirkuit yang pertama kali beroperasi pada 31 Maret 1928 itu pernah menggelar GP Australia di era 500cc pada 1989–1990 dan 1997–2001.Sirkuit Phillip Island pun konsisten masuk kalender kompetisi MotoGP sejak 2002 hingga saat ini, meski sempat terputus pada musim 2020 dan 2021 karena imbas pandemi Covid-19.Salah satu sisi menarik dari penyelenggaraan ajang balap motor di Sirkuit Phillip Island adalah keindahan pemandangan alam yang disuguhkan.Pasalnya, sirkuit dengan panjang lintasan 4,448 km ini terletak di Pulau Phillip yang ada di sebelah selatan Australia dan berbatasan langsung dengan laut.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/CtfjhqnPSUJ"></oembed></figure>Selain itu, Sirkuit Phillip Island juga cukup identik dengan sosok silver gulls alias burung camar perak yang kerap terbang di sekitar lintasan ketika MotoGP Australia berlangsung.Hal ini wajar terjadi mengingat Pulau Island jadi salah satu habitat alami burung camar perak untuk bersarang sepanjang Agustus hingga Desember.Sayang, kehadiran silver gulls di kawasan Sirkuit Phillip Island ini juga beberapa kali menimbulkan insiden yang melibatkan pembalap.Salah satu momen yang paling dikenang terjadi pada MotoGP Australia 2013. Kala itu, Jorge Lorenzo menabrak seekor burung camar perak saat melakoni sesi kualifikasi.Burung malang itu pun tampak tersangkut di motor Jorge Lorenzo yang terus melaju kencang di atas lintasan.Menariknya, Jorge Lorenzo mampu menuntaskan lap itu dengan catatan waktu 1 menit 28,681 detik yang memecahkan rekor pole position milik jagoan tuan rumah, Casey Stoner, yang diikuir pada 2008.Jorge Lorenzo yang saat itu tengah bersaing alot dengan Marc Marquez untuk gelar juara dunia MotoGP 2013 pada akhirnya jadi pole sitter berkat catatan waktu 1 menit 27,899 detik.“Saya melihat begitu banyak burung di lap pertama saat menjalani sesi latihan. Saya pikir saya menabrak salah satunya (saat kualifikasi),” ujar Lorenzo saat itu, dikutip dari Fox Sports Australia.“Saat berada di puncak Lukey Heights, saya melihat ada satu burung yang mendekat ke arah motor. Saya pun menunduk untuk menghindar tetapi burung itu sepertinya terbang ke arah bawah motor.”“Saya terus melaju karena saya tak tahu ada burung (yang menyangkut) di motor, apalagi itu tak terlalu memengaruhi kecepatan saya,” ia menjelaskan.<div class="raw-html-embed"><a id="pMIUjI8RTWFxpTwS9Mh-7w" class="gie-slideshow" href="http://www.gettyimages.com/detail/493174006" target="_blank" style="color:#a7a7a7;text-decoration:none;font-weight:normal !important;border:none;display:inline-block;">Embed from Getty Images</a><script>window.gie=window.gie||function(c){(gie.q=gie.q||[]).push(c)};gie(function(){gie.widgets.load({id:'pMIUjI8RTWFxpTwS9Mh-7w',sig:'F9bcBSZ_cPgy6DKqeC-7WyT3DIZrMj6jBoV_-4nxEHs=',w:'594px',h:'390px',items:'493174006,71912668,185342007',caption: true ,tld:'com',is360: false })});</script><script src="//embed-cdn.gettyimages.com/widgets.js" charset="utf-8" async=""></script></div>Dua tahun berselang, insiden pembalap MotoGP menabrak burung camar perak di Sirkuit Phillip Island kembali terjadi. Kali ini, giliran Andrea Iannone yang terlibat.Saat itu, Andrea Iannone yang tengah memimpin lomba "menyundul" seekor burung camar perak yang tiba-tiba terbang mengarah kepadanya.&nbsp;Akibat insiden tersebut, Andrea Iannone sempat terpengaruh sehingga dengan cukup mudah disalip Jorge Lorenzo yang menempel ketat di peringkat kedua.Meski sempat mengambil alih posisi terdepan pada akhir lap kedua, Andrea Iannone pada akhirnya harus puas finis ketiga di belakang Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.“Burung camar itu seperti menunggu saya untuk dicium. Saya bilang kepadanya untuk menunggu sebelum balapan, bukan di lap kedua,” ujarnya dengan nada bercanda.“Ini momen yang sulit. Namun, ada baiknya burung itu terbang sebelum saya datang karena jika tidak saya bisa saja melindasnya dan tentu membuat saya terjatuh.”Menariknya, burung camar perak bukan satu-satunya satwa yang meninggalkan kesan tersendiri bagi Andrea Iannone di Sirkuit Phillip Island.Dalam sesi latihan bebas MotoGP Australia 2019, Andrea Iannone pernah dikejutkan dengan seekor walabi yang tiba-tiba melintas di Tikungan 10.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Isn't the track invasion supposed to come on Sunday? 😂 Watch out <a href="https://twitter.com/andreaiannone29?ref_src=twsrc%5Etfw">@andreaiannone29</a>! 🦘<a href="https://twitter.com/hashtag/AustralianGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#AustralianGP</a> 🇦🇺 <a href="https://t.co/ZV8x9wNXqN">pic.twitter.com/ZV8x9wNXqN</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1187601198494486529?ref_src=twsrc%5Etfw">October 25, 2019</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Kehadiran satwa liar yang tiba-tiba masuk ke lintasan ini jelas jadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pembalap MotoGP saat tampil di Sirkuit Phillip Island.Pada MotoGP Australia 2022, insiden nyaris kembali terjadi ketika seekor walabi tiba-tiba menyeberangi trek yang beberapa saat kemudian dilintasi Aleix Espargaro.Peristiwa itu tentu menimbulkan kekhawatiran yang kemudian diungkapkan oleh sejumlah pembalap, termasuk Alex Rins, dalam rapat komite keselamatan bersama pihak penyelenggara.“Kami sudah berbicara dalam komite keselamatan. Mereka harus memperbaiki pagar pembatas,” kata Alex Rins yang saat itu memperkuat Suzuki.“Sebab, jika kami menabrak walabi maka itu tak hanya berbahaya untuk mereka tetapi juga kami. Saya melihat pagar pembatas di lurusan dan itu belum cukup tinggi.”Aleix Espargaro pun sepakat dengan pendapat koleganya itu. Menurutnya, insiden yang nyaris dialaminya adalah sesuatu yang tak bisa diterima.“Pada awal rapat, semua orang tertawa. Namun, mereka kemudian memahami bahwa keselamatan adalah poin yang sangat penting,” kata Aleix Espargaro.“Bagi saya, momen ini tak bisa diterima karena sangat berbahaya. Mari kita lihat apakah mereka bisa memperbaikinya. Kami minta mereka sedikit menutupi lintasan (dengan pagar pembatas) agar lebih baik.”Sedangkan untuk potensi gangguan dari burung camar perak, Aleix Espargaro menyadari pihak penyelenggara praktis tak bisa melakukan apa-apa.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">A close call for the Wallaby and <a href="https://twitter.com/AleixEspargaro?ref_src=twsrc%5Etfw">@AleixEspargaro</a>! 😅<a href="https://twitter.com/hashtag/AustralianGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#AustralianGP</a> 🇦🇺 <a href="https://t.co/qn5gNcaqQz">pic.twitter.com/qn5gNcaqQz</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1580757616946741249?ref_src=twsrc%5Etfw">October 14, 2022</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>“Untuk mencegah burung di lintasan, Anda praktis tak bisa melakukan apa-apa. Burung mungkin bisa dimaklumi tetapi tidak dengan walabi,” ujarnya.“Jika kemarin saya menabrak walabi saat sedang melaju 220 km/jam, itu akan jadi sebuah kecelakaan yang sangat besar.”&nbsp;Sementara itu, Jack Miller yang merupakan rider asal Australia memahami kekhawatiran yang dirasakan oleh rekan-rekannya saat tampil di Sirkuit Phillip Island.Akan tetapi, Jack Miller dalam saat yang bersamaan juga mengatakan bahwa kehadiran satwa liar di lintasan jadi salah satu risiko menggelar balapan di dekat habitat aslinya.Ia pun sepakat diperlukan adanya tindakan khusus demi melindungi tak hanya keselamatan pembalap tetapi juga satwa liar yang ada di sekitar Sirkuit Phillip Island.“Jangan salah paham, sangat berbahaya jika ada seekor walabi melompat-lompat di sekitar lintasan ketika Anda sedang melaju 350 km/jam,” Miller membuka pernyataannya.&nbsp;“Ketika Anda berada di lintasan yang terletak di lokasi ikonik seperti ini, Anda selalu akan bermasalah dengan kehidupan liar. Lalu apa yang akan Anda lakukan? Memusnahkannya?”“Semua orang tahu, ketika Anda datang ke Australia maka ada kehidupan satwa liar. Anda bisa berkendara di jalan raya dan melihat berapa banyak yang terbunuh karena tertabrak,” katanya.“Ada banyak satwa yang hidup di sekitar sini (Phillip Island), bukan manusia. Ini adalah sesuatu yang berbeda dibandingkan tempat lain di dunia.”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/idybh7i0-8s?si=xBlF3kkV2XcrVqee" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island kerap diwarnai insiden melibatkan satwa liar yang tetiba masuk ke lintasan balap.

MotoGP Australia, Sirkuit Phillip Island, dan Insiden yang Melibatkan Satwa Endemik

SKOR.id – Jelang MotoGP Australia 2024 di Sirkuit Phillip Island, yang ikonik, akhir pekan ini, Jorge Lorenzo berbicara banyak hal soal sosok pembalap Gresini Racing Marc Marquez.Menurut pemilik lima gelar juara dunia, tiga di kelas MotoGP, tersebut, The Baby Alien, seharusnya punya lebih banyak titel daripada yang dimilikinya saat ini.Sepanjang kariernya, Marquez telah delapan kali menjadi juara dunia, enam kali sebagai kampiun MotoGP. Dan, Lorenzo menilai jumlah itu semestinya tidak berhenti di situ seandai ia tak dirundung cedera.Usai mengeklaim gelar juara dunia kedelapan pada 2019, Marc Marquez mengalami musim terberatnya. Ia lebih sering bermasalah dengan kondisi fisiknya akibat kerap menderita cedera parah.“Dia adalah monster dalam level olahraga ini. Sejak 2020, dia sangat tidak beruntun dalam hal fisik. Tanpa masalah-masalah itu, dia seharusnya meraih setidaknya dua atau tiga gelar juara dunia lagi,” kata Lorenzo.Lebih lanjut rider Spanyol yang sukses menguasai MotoGP musim 2010, 2012, dan 2015 itu memprediksi Marc Marquez akan menjadi penantang serius dalam perebutan gelar 2025.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Ducati_pabrikan_vs_tim_independen_M_Yusuf_Skor_id_331a16c6b2.jfif" alt="Pembalap tim pabrikan Ducati Francesco Bagnaia (kiri) saat bersaing sengit dengan pemakai Ducati Desmosedici GP23 Marc Marquez di sebuah tikungan. (M. Yusuf/Skor.id)."><figcaption>Pembalap Gresini Racing Marc Marquez saat bersaing sengit dengan bintang tim pabrikan Ducati Francesco Bagnaia (kiri) di sebuah tikungan. (M. Yusuf/Skor.id).</figcaption></figure>Seperti diketahui, pada MotoGP musim depan The Baby Alien akan membalap dengan tim pabrikan Ducati, sebagai tandem juara dunia 2022 dan 2023 Francesco Bagnaia. Duel mereka diyakini akan berjalan sengit.“Saya rasa, untuk berbagai alasan, itu akan jadi pertarungan yang dimulai dengan seimbang. Pada 2013, saya tidak terima dengan cara balapannya (Marquez), yang sangat agresif. Kini dia lebih menghormati para rival. Harus dikatakan aturannya juga lebih ketat daripada 10 tahun lalu,” tutur Lorenzo.&nbsp;Ya, usia dan pengalaman memang memengaruhi Marc Marquez. Ketika ia pertama kali muncul di MotoGP pada 2013 dan membalap untuk Repsol Honda, banyak pihak terkejut. Jorge Lorenzo adalah salah satunya.X-Fuera, julukan Lorenzo, yang kala itu berstatus juara dunia bertahan dan memperkuat Yamaha terlibat duel sengit dengan sang rookie. Marquez mampu menang untuk meraih titel MotoGP di musim debutnya.Lorenzo kembali harus mengakui ketangguhan Marquez pada musim 2014. X-Fuera baru sukses mengasapi juniornya itu setahun berikutnya untuk mengeklaim juara dunia MotoGP 2015. Keduanya sempat jadi rekan setim di Repsol Honda pada 2019 sebelum Lorenzo pensiun di akhir musim tersebut. &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Nu3_Yzx2pfs?si=6FihRCeQzZRq1Bvd" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Juara dunia tiga kali MotoGP Jorge Lorenzo mengaku tak bisa menerima gaya balap Marc Marquez pada awal kemunculannya di kelas premier. 

Jorge Lorenzo: Marc Marquez Harusnya Punya Gelar MotoGP Lebih Banyak 

SKOR.id –&nbsp;Direktur Teknis Yamaha, Max Bartolini, merasa selama ini pihaknya kesulitan mengidentifikasi masalah motor YZR-M1 yang digunakan dalam MotoGP justru karena sosok Fabio Quartararo.Menariknya, kesulitan itu justru timbul karena keterampilan Fabio Quartararo yang membuat motor YZR-M1 seolah tak mengalami kendala berarti.Dalam dua musim terakhir, performa Yamaha dalam ajang MotoGP memang tak sekompetitif biasanya. Tim berlogo garpu tala itu seperti kesulitan membendung progres pabrikan Eropa, terutama Ducati.Meski begitu, Yamaha masih bisa sesekali menggebrak lewat Fabio Quartararo yang tiga kali finis podium sepanjang MotoGP 2023 saat rekan setimnya (Franco Morbidelli) lebih sering finis di papan tengah.Sedangkan pada musim 2024, performa rider berjuluk El Diablo itu tak seimpresif musim lalu karena belum mampu finis podium hingga memasuki putaran keenam.Namun, penampilan Fabio Quartararo di atas motor YZR-M1 masih lebih baik ketimbang Alex Rins yang jadi rekan setimnya di MotoGP 2024.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAsst4gzI6F"></oembed></figure>“Ada risiko tersendiri ketika Anda memiliki pembalap berbakat seperti Fabio, yang bisa beradaptasi dengan cepat dan menutupi masalah,” ujar Max Bartolini.“Kami juga berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari Alex Rins saat dia dalam kondisi baik-baik saja juga dari cara yang lain.”Pada sisi lain, Yamaha kesulitan mengembangkan motor YZR-M1 karena dalam dua musim terakhir tak memiliki tim satelit.Hal itu membuat mereka hanya bisa mendapatkan data dari motor yang ditunggangi oleh dua rider Monster Energy Yamaha.Pada MotoGP 2025, Yamaha akan kembali memiliki tim satelit dengan bergabungnya Prima Pramac Racing yang hengkang dari Ducati.Prima Pramac Racing sendiri bakal diperkuat oleh dua sosok pembalap berpengalaman pada musim depan, yakni Jack Miller dan Miguel Oliveira.Sebelum gabung ke Yamaha, Jack Miller punya pengalaman menunggangi motor Honda, Ducati, dan KTM di pentas MotoGP. Sedangkan Miguel Oliveira pernah jadi rider KTM dan Aprilia.“Memiliki pembalap yang heterogen tentu akan membantu. Selanjutnya, tergantung kami apakah bisa memanfaatkan mereka dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing,” tutur Bartolini.“Jika kami dapat menggabungkan semua elemen, kami seharusnya dapat melakukannya (pengembangan motor) dengan baik."Pada sisi lain, Yamaha juga sudah merekrut pensiunan MotoGP, Andrea Dovizioso, sebagai pembalap tim penguji yang dapat membantu pengembangan YZR-M1.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAp202rSpDf"></oembed></figure>Namun, Max Bartolini belum bisa memastikan apakah Andrea Dovizioso akan bertahan lama mengisi posisi tersebut.Sejauh ini,&nbsp;Yamaha baru menggunakan jasa Andrea Dovizioso dalam dua sesi tes tertutup di Misano, Agustus lalu. Selanjutnya, rider Italia itu dijadwalkan kembali turun ke lintasan pada November nanti.“Apakah Dovizioso akan menjadi orang yang membantu kami? Saya tidak tahu karena kami baru melakukan dua tes dan kami harus melihat bagaimana kolaborasi ini akan berlanjut,” kata Bartolini.“Ia cenderung menjadi pebalap yang cukup mampu memahami kebutuhan umum dan membantu membangun motor yang secara historis terbukti cukup baik untuk semua orang.”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/KM3oz0PJ5HY?si=x8wHvKQbidKwU1G0" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Yamaha mengakui kesulitan mengidentifikasi masalah yang ada di motor YZR-M1 karena keterampilan Fabio Quartararo.

Dua Tahun Andalkan Fabio Quartararo, Yamaha Matangkan Strategi untuk Progres YZR-M1

SKOR.id – Casey Stoner memang tak pernah sempat bersaing dengan Marc Marquez di MotoGP. Juara dunia 2007 dan 2011 sudah pensiun saat The Baby Alien melakoni debutnya di kelas premier pada 2013 bersama Repsol Honda.&nbsp;Namun seperti Marquez, pada masanya, Stoner adalah salah satu rival besar pembalap legendaris MotoGP Valentino Rossi, di dalam maupun luar lintasan.&nbsp;Jadi, ia memahami serta bisa memberikan gambaran terkait persaingan dua juara dunia tersebut. Belum lama ini, dalam podcast ‘Ducati Diaries’, Casey Stoner bicara tentang rivalitas antara Rossi dan Marquez.Seluruh penggemar MotoGP tahu hubungan personal The Doctor dan The Baby Alien rusak gara-gara persaingan intens di trek mulai MotoGP 2015. Itu tak pernah membaik hingga Rossi pensiun, bahkan sampai hari ini.&nbsp;Akibatnya, Marquez dibenci oleh banyak fans MotoGP yang mayoritas juga merupakan pendukung fanatik Rossi, meski Spaniard kini juga punya basis penggemar yang besar.Menurut Casey Stoner, dalam beberapa aspek, khususnya gaya balapnya yang terlalu agresif, Marc Marquez pantas menerima kritik. Tetapi, Valentino Rossi yang menyiram bensin sehingga api permusuhan membesar.The Doctor memilih untuk memulai perang dengan pembalap yang punya kemampuan luar biasa, sangat kencang, dan berani ambil risiko untuk mendapatkan kemenangan seperti The Baby Alien. &nbsp;&nbsp;&nbsp;“Masalahnya adalah Marquez, sampai batas tertentu, memang pantas dikritik. Semua orang menyalahkan Marc atas semua (pertikaian) itu, tetapi mereka lupa bahwa Valentino-lah yang memulai,” kata Stoner.&nbsp;“Mereka awalnya berteman, kemudian Rossi mulai melancarkan perang kata-kata. Marc menyerang balik karena dia tak menyukai itu. Anda tidak bisa menakut-nakuti orang seperti Marc.”<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Casey_Stoner_M_Yusuf_Skor_id_964f385f4c.jpg" alt="Casey Stoner mengomentari situasi Honda di sela-sela MotoGP Australia 2023. (M. Yusuf/Skor.id)"><figcaption>Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 Casey Stoner pada masanya adalah salah satu rival besar Valentino Rossi. (Yusuf/Skor.id)</figcaption></figure>“Jadi itu adalah sebuah kesalahan yang disulut olehnya (Rossi) untuk berselisih dengan Marquez,” imbuh rider Australia yang menjadi juara dunia MotoGP bersama Ducati (2007) dan Honda (2011).Sebelum bersaing dengan Marc Marquez, Valentino Rossi sempat terlibat persaingan panas dengan Casey Stoner, pada masa keemasan karier mereka sebagai pembalap top MotoGP.Musim 2008, di sirkuit legendaris Laguna Seca, Amerika Serikat, The Doctor menyalip pemilik nomor motor 27 itu dengan manuver yang dianggap sang rival tidak sesuai regulasi di Tikungan Corkscrew.“Ketika Valentino menyadari saya adalah ancaman, dia mulai menciptakan masalah, melalui media atau di trek. Di Laguna Seca, Valentino menunjukkan siapa dia sebenarnya,” ujar Stoner.Kemudian, pada MotoGP Spanyol 2011, Rossi menyalip Stoner dari sisi dalam di Tikungan 1 Sirkuit Jerez. The Doctor, yang ketika itu memperkuat Ducati, terjatuh dan turut menyeretnya ke gravel.&nbsp;Seusai balapan, Rossi mendatangi garasi rivalnya tersebut untuk minta maaf. Tetapi Stoner menyindirnya dengan pernyataan yang terkenal, “Ambisi Anda telah melampaui talenta Anda.”“Valentino sangat penting untuk semua jenis media. Mereka tidak boleh ada dalam ‘daftar hitamnya’, jadi mereka menjadikan saya antagonisnya. Kadang orang yang tidak terlalu terbuka dapat label buruk seperti itu,” Stoner menuturkan.“Saya tidak mau mengikuti jejak Valentino. Itu adalah kepribadiannya dan dia fantastis untuk olahraga ini. Mungkin saya seharusnya berpura-pura bodoh, tetapi saya tidak seperti itu. Saya tidak mencari perhatian, saya cuma ingin balapan.”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/pY75NwC3zoI?si=bRoj4MWrnMQcCs0h" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dua kali juara dunia MotoGP Casey Stoner mengatakan Valentino Rossi salah telah memulai perang dengan pembalap seperti Marc Marquez.

Juara Dunia MotoGP Sebut Valentino Rossi yang Menyulut Api dengan Marc Marquez

SKOR.id – Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang dihuni oleh orang-orang kreatif. Hal itu kembali terlihat di sela berlangsungnya ajang MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi.Tepatnya pada Jumat (4/10/2024), saat berlangsungnya sesi latihan hari pertama, terlihat seorang wanita yang sepertinya merupakan fans Francesco Bagnaia, membawa sebuah boneka.Tampak boneka berwarna putih tersebut mirip dengan sosok pembalap tim Ducati Lenovo itu.&nbsp;Sadar kamera mengarah kepada dirinya, wanita tersebut langsung berdiri, memamerkan boneka berkumis tipis itu, sambil mengibarkan bendera bertuliskan Pecco Love #1&nbsp;di tangannya.Seperti diketahui, Pecco merupakan nama panggilan dari pembalap asal Italia itu.&nbsp;Pecco yang menyaksikan momen itu tampak tertegun sejenak, lalu tersenyum sambil mengacungkan kedua jempolnya tanda salut kepada wanita itu.Tidak diketahui dari mana boneka itu berasal, namun sepertinya dibuat sendiri oleh si wanita karena tidak ada orang atau penonton lain membawa boneka yang sama.“Kemiripannya tidak dapat disangkal!,” demikian caption dari akun Instagram resmi MotoGP yang mengunggah video boneka Bagnaia itu.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAr0wElo_4k"></oembed></figure>Francesco Bagnaia sendiri berhasil mengantongi poin penuh dari MotoGP Jepang 2024 usai memenangi sesi balapan utama yang digelar Minggu (6/10/2024).Sehari sebelumnya, rider tim Ducati Lenovo itu finis pertama dalam sesi sprint berdurasi 12 lap di Mobility Resort Motegi sehingga berhak mendapat tambahan 12 poin.Francesco Bagnaia pun berhasil mengulang pencapaian tersebut dalam sesi balapan utama MotoGP Jepang 2024 yang punya jumlah lap dua kali lipat lebih banyak.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAxXsbPo502"></oembed></figure>Memulai lomba dari peringkat kedua, Francesco Bagnaia langsung mengambil alih posisi terdepan usai menyalip pole sitter, Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3), sesaat setelah start.Sejak saat itu, Francesco Bagnaia seolah tak lagi terbendung apalagi setelah Pedro Acosta terjatuh di Tikungan 14 saat lomba baru berjalan empat lap.Tersingkirnya Pedro Acosta membuat tekanan yang dirasakan Francesco Bagnaia berkurang.&nbsp;Namun, situasi itu tak bertahan lama karena kehadiran Jorge Martin (Prima Pramac Racing).Jorge Martin yang merupakan rival utama Francesco Bagnaia untuk gelar juara dunia MotoGP 2024 tampil impresif karena mampu menyodok ke depan usai start dari posisi ke-11.Pembalap berjulukan Martinator itu bahkan mampu membayang-bayangi Pecco dari peringkat kedua dengan jarak tak lebih dari satu detik.Akan tetapi, Bagnaia yang tampil tak kalah konsisten mampu menjaga jarak dan keunggulannya atas Martin hingga melewati bendera finis.Francesco Bagnaia pada akhirnya memenangi balapan utama MotoGP Jepang 2024 usai menuntaskan 24 lap dalam waktu 42menit 7,790 detik atau unggul 1,189 detik atas Jorge Martin.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ZAKmfcZ9n24?si=AF3QJSbvaFi1-Q4A" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Boneka berwarna putih tersebut mirip dengan sosok pembalap tim Ducati Lenovo itu. 

Fans Wanita Bawa Boneka Mirip Bagnaia, Begini Reaksi Sang Pembalap

SKOR.id&nbsp;– Perekrutan Direktur Teknis Aprilia MotoGP Romano Albesiano oleh Honda, menunjukkan keseriusan pabrikan asal Jepang itu untuk memulihkan reputasi masa lalunya di kelas utama. Hal itu diungkapkan legenda Honda yang kini menggeber Ducati milik Gresini Racing Marc Marquez.Albesiano memang bukan pria sembarangan. Teknisi asal Italia itu sudah tiga dekade lebih berkarier di balap dan produksi membuatnya dipercaya menjabat Direktur Teknis Honda MotoGP pertama yang berasal dari luar Jepang, mulai musim 2025 nanti.&nbsp;Kepergian Albesiano membuat Aprilia bergerak cepat dengan menarik Fabiano Sterlacchini dari KTM, untuk menggantikan posisi kompatriotnya itu di divisi balap pabrikan asal Noale, Italia, itu. Sterlacchini juga kenyang pengalaman di balap motor, utamanya di Ducati.&nbsp;Sebenarnya, seberapa krusial pergantian direktur teknis oleh sebuah tim atau pabrikan di MotoGP? Apa saja pengaruhnya? &nbsp;&nbsp;Skor.id&nbsp;akan coba&nbsp;mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).Albesiano Piawai Membangun Motor dan Konfigurasi Mesin“Kamu bisa menggunakan pisau untuk bermain ping-pong!” ujar Romano Albesiano di depan wartawan. Direktur Teknis MotoGP Aprilia itu berbicara tentang spoiler yang dipasang di lengan ayun yang dipasang di motor MotoGP dengan penjelasan bahwa itu adalah perangkat “pendingin ban”.&nbsp;Referensi ping-pong adalah cara Albesiano mengatakan bahwa apa pun sebutannya, spoiler-lah yang menghasilkan downforce.Berita yang hampir bersamaan pada hari Jumat pekan lalu bahwa Albesiano pindah dari Aprilia ke Honda, dan Fabiano Sterlacchini dari KTM untuk menggantikan Albesiano di Aprilia, menggambarkan bahwa Honda dan Aprilia memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang menjadi kekurangan mereka dan bagaimana memperbaiki masalah itu secepat mungkin.&nbsp;Kedua teknisi senior itu diyakini memiliki keahlian yang sangat spesifik yang sesuai untuk mengatasi kelemahan Honda RC213V dan Aprilia RS-GP.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Boks_Skor_Special_Romano_Albesiano_Hendy_AS_Skor_id_79c4285c0d.jfif" alt="Boks Skor Special Romano Albesiano - Hendy AS Skor.id.jfif"><figcaption>Pengalaman dan kapasitas Romano Albesiano di dunia balap sudah tidak diragukan lagi. (Hendy AS/Skor.id)</figcaption></figure>Albesiano mampu melihat sesuatu sebagaimana adanya secara menyeluruh. Jika Anda dapat melihat apa yang terjadi, Anda mempunyai peluang untuk memperbaikinya.&nbsp;Publik mungkin masih ingat saat para pembalap Moto2 menolak tawaran dari Aprilia untuk membalap mesin MotoGP mereka. Itu sangat buruk.&nbsp;Di bawah arahan Albesiano, perusahaan menelan harga dirinya dan meninggalkan mesin V-4 72° (derajat) yang telah dikembangkannya dan meniru konfigurasi 90° yang digunakan oleh Ducati dan Honda.&nbsp;Lebih dari itu, Albesiano tidak ketinggalan jauh dari Luigi “Gigi” Dall’Igna dari Ducati dalam menyadari pentingnya aerodinamika. Secara historis, sebagian besar pekerjaan pada sepeda motor balap berfokus pada aliran gas melalui mesin. Namun, pemanfaatan gas yang mengalir di sekitar sepeda motor juga menjadi hal yang sama pentingnya.Aprilia RS-GP terbaru buatan Albesiano telah mendorong keunggulan aerodinamis untuk mesin MotoGP. Tim menyempurnakan “fairing gemuk” yang menciptakan daya isap di bawah motor saat dalam kondisi miring penuh, sehingga menekan ban ke aspal.&nbsp;Para insinyur Aprilia bereksperimen dengan sayap yang dipasang di garpu, saluran NACA – desain saluran masuk udara tarikan rendah, yang awalnya dikembangkan oleh Komite Penasihat Nasional untuk Aeronautika Amerika Serikat (National Advisory Committee for Aeronautics/NACA) – di fairing atas, bagian ekor “sayap kelelawar” (bat wing), dan bit aero di mana pun peraturan mengizinkannya.Jika semuanya baik-baik saja, Aprilia RS-GP akan setara dengan mesin Ducati Desmosedici GP yang dominan milik Dall'Igna.&nbsp;Maverick Vinales menjadi yang terbaik di Circuit of The Americas (COTA) pada awal musim ini. Di Barcelona tahun lalu, tiga Aprilia RS-GP memimpin balapan Grand Prix, dan dua mesin pabrikan berhasil finis 1-2.Pengetahuan Albesiano secara keseluruhan tentang cara mengonfigurasi mesin pemenang MotoGP adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan Honda yang sedang kesulitan. Honda Racing Corporation (HRC) tidak punya memiliki waktu untuk mempelajari semua yang sudah diketahui Albesiano.&nbsp;Honda RC213V saat ini merupakan motor paling lambat di lintasan dan para pengendaranya mengatakan bahwa motor ini memiliki banyak kekurangan di mana-mana.&nbsp;Membangun sepeda motor yang lebih baik di semua jenis lintasan sekaligus adalah tantangan yang sulit untuk didaki. Perekrutan Albesiano adalah jalan pintas. Dia sudah mengetahui bagaimana seluruh komponen motor pemenang bekerja sama.&nbsp;Jika diberi kebebasan, Albesiano tahu bagaimana membuat motor yang terkadang bisa mengalahkan yang terbaik di MotoGP. Dan itu jauh lebih baik daripada yang bisa diimpikan oleh HRC saat ini.Sterlacchini Diharapkan Bisa Bikin Aprilia Lebih Konsisten<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAsP_YLNI3v"></oembed></figure>Perjuangan Aprilia adalah konsistensi. Tim bisa berada di level yang berbeda di satu akhir pekan tetapi sama sekali tidak berada di level mana pun pada akhir pekan berikutnya. Itulah mengapa perekrutan Sterlacchini oleh Aprilia adalah langkah yang brilian.&nbsp;Ia menghabiskan 17 tahun di Ducati, membantu membangun struktur dan proses yang memungkinkan pengendara Desmosedici GP untuk mengendarai motornya ketika waktu balapan tiba dengan mengetahui bahwa motornya sudah sesempurna mungkin.&nbsp;Salah satu kekuatan Ducati adalah kemampuannya memproses data dan menggunakannya untuk menyempurnakan motornya.&nbsp;Namun, ada hal lain yang menunjukkan kekuatan Ducati yang lebih besar, yakni prosedur perusahaan yang meminimalkan masalah mekanis dan pengaturan serta memaksimalkan potensi motor pada hari tertentu.&nbsp;Jika diatur dengan sempurna, Aprilia RS-GP akan setara dengan Ducati Desmosedici. Namun, para teknisi Ducati jauh lebih sering membuat motor mereka sempurna, atau mendekati sempurna, dibanding koleganya di Aprilia.&nbsp;Masa tugas Sterlacchini yang relatif singkat di KTM – hanya dari tahun 2021 hingga 2024 – tidak akan mengurangi kemampuannya dalam menerapkan proses yang diharapkan dapat menghilangkan penampilan skuad Aprilia yang tidak menentu. KTM bagus dan meningkat. Tapi Aprilia-lah yang menunjukkan performa terbaik di lintasan, selain Ducati.&nbsp;Dengan didatangkannya Jorge Martin dan Marco Bezzecchi untuk musim depan, teka-teki pembalap sudah selesai. Aprilia berharap Sterlacchini dapat membantu menempatkan motor kompetitif di bawah pimpinan Martin, minggu demi minggu. Jika bisa, mungkin balapan Kejuaraan MotoGP musim depan tidak akan hanya melibatkan Ducati.Perlu dicatat jika saat membela Ducati,&nbsp;Sterlacchini pernah bekerja sama dengan sederet pembalap top, yakni Andrea Dovizioso, Danillo Petrucci, hingga Jorge Lorenzo.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/sfV15yOWsI8?si=viqfPv-vWB4c-JBe" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Kepindahan Romano Albesiano dari Aprilia ke Honda dan Fabiano Sterlacchini dari KTM ke Aprilia menarik perhatian di MotoGP.

Mengapa Pergantian Direktur Teknis di Tim MotoGP Sangat Vital

SKOR.id - Dominasi Ducati mewarnai sesi sprint MotoGP Jepang 2024 yang baru saja tuntas dihelat di Mobility Resort Motegi pada Sabtu (5/10/2024).Bagaimana tidak, tujuh dari delapan penunggang motor Desmosedici GP buatan Ducati berhasil finis di zona poin yang tersedia dari peringkat pertama hingga kesembilan.Sorotan pun tertuju kepada Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang berhasil memenangi sesi sprint MotoGP Jepang 2024.Juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 itu jadi yang pertama menuntaskan lomba 12 lap tadi dengan catatan waktu 21 menit 1,074 detik.Kemenangan Francesco Bagnaia dalam sesi sprint MotoGP Jepang 2024 sendiri tak lepas dari nasib sial yang dialami Pedro Acosta (Red Bull GASGAS Tech3).Pedro Acosta yang mengawali lomba dari pole position sempat turun satu setrip usai disalip Francesco Bagnaia beberapa saat setelah start.Akan tetapi, rookie of the year MotoGP 2024 itu mampu bangkit dan kembali merebut posisi terdepan. Sayang, Acosta yang sudah mulai membuka gap justru terjatuh saat lomba tersisa sekitar empat lap.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">A MONUMENTAL MISTAKE FROM THE ROOKIE! 💥<a href="https://twitter.com/37_pedroacosta?ref_src=twsrc%5Etfw">@37_pedroacosta</a> crashes out of the lead at Turn 7 😱<a href="https://twitter.com/hashtag/JapaneseGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#JapaneseGP</a> 🇯🇵 <a href="https://t.co/mswvSl7Tsr">pic.twitter.com/mswvSl7Tsr</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1842449377828237788?ref_src=twsrc%5Etfw">October 5, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Momen tersebut tentu saja menguntungkan Francesco Bagnaia yang otomatis kembali memimpin jalannya sesi sprint MotoGP Jepang 2024.Rider asal Italia itu pada akhirnya mampu jadi yang pertama melintasi bendera finis dengan catatan waktu lebih cepat 0,181 detik saja dari rekan setimnya di Ducati Lenovo, Enea Bastianini.Enea Bastianini sendiri berhasil mengamankan peringkat kedua usai menjalani duel alot kontra Marc Marquez (Gresini Racing) yang berlangsung hingga lap terakhir.Dengan kemenangan ini, Francesco Bagnaia pun berhak mendapat tambahan 12 poin yang sangat menentukan nasibnya dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2024.Apalagi rival utama Francesco Bagnaia, Jorge Martin (Prima Pramac Racing), yang memulai lomba dari peringkat 11 "hanya" mampu mendapat tambahan enam poin usai finis keempat.Berkat tambahan 12 angka dari sesi sprint MotoGP Jepang 2024, Bagnaia kini mengantongi 357 poin yang menempatkannya di peringkat kedua.Pembalap kelahiran Turin, Italia itu berhasil memangkas jaraknya dengan Martin yang masih ada di puncak klasemen dengan 372 poin.Dengan jarak yang terpaut 15 poin, Francesco Bagnaia memiliki peluang untuk mengambil alih posisi puncak dari tangan Jorge Martin saat sesi balapan utama MotoGP Jepang 2024 digelar esok hari.Berikut hasil lengkap sesi sprint MotoGP Jepang 2024:<figure class="table"><table style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);"><tbody><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">NO</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">PEMBALAP</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">TIM</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">WAKTU/GAP</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">POIN</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">1</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Francesco&nbsp;Bagnaia</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Ducati Lenovo Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">21:01.074</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">12</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Enea&nbsp;Bastianini</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Ducati Lenovo Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+0.181</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">9</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">3</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Marc&nbsp;Marquez</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Gresini Racing MotoGP</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+0.349</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">7</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Jorge&nbsp;Martin</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Prima Pramac Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+2.498</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">5</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Franco&nbsp;Morbidelli</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Prima Pramac Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+4.326</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">5</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Fabio&nbsp;Di Giannantonio</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Pertamina Enduro VR46 Racing Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+4.446</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">7</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Alex Marquez</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Gresini Racing MotoGP</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+11.444</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">3</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">8</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Jack&nbsp;Miller</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Red Bull KTM Factory Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+11.875</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">9</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Maverick Viñales</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Aprilia Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+11.947</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">1</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">10</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Marco&nbsp;Bezzecchi</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Pertamina Enduro VR46 Racing Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+12.299</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">11</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Raul Fernandez</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Trackhouse Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+14.559</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">12</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Fabio&nbsp;Quartararo</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Monster Energy Yamaha MotoGP Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+14.645</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">13</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Luca Marini</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Repsol Honda Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+15.886</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">14</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Johann Zarco</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">CASTROL Honda LCR</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+16.170</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">15</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Augusto&nbsp;Fernandez</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Red Bull GASGAS Tech3</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+20.522</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">16</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Alex&nbsp;Rins</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Monster Energy Yamaha MotoGP Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+24.415</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">17</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Lorenzo Savadori</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Trackhouse Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+25.482</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">18</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Remy&nbsp;Gardner</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Yamaha Factory Racing Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">+32.620</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Joan Mir</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Repsol Honda Team</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">11 laps</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Aleix&nbsp;Espargaro</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Aprilia Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">9 laps</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Pedro&nbsp;Acosta</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Red Bull GASGAS Tech3</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">8 laps</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Takaaki&nbsp;Nakagami</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">IDEMITSU Honda LCR</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4 laps</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Brad Binder</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Red Bull KTM Factory Racing</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2 laps</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">&nbsp;</td></tr></tbody></table></figure>Selanjutnya, para pembalap kelas primer bakal melakoni sesi balapan utama MotoGP Jepang 2024 pada Minggu (6/10/2024) mulai pukul 12.00 WIB.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/p4fOmC7VoRk?si=0_4-Ut2gJy7MUCa_" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe>
</div>

Kemenangan Francesco Bagnaia dalam sesi sprint MotoGP Jepang 2024 tak lepas dari nasib sial yang dialami Pedro Acosta.

Finis Terdepan, Francesco Bagnaia Pimpin Dominasi Ducati di Sprint MotoGP Jepang 2024 

SKOR.id - Sejumlah drama tersaji dalam sesi kualifikasi MotoGP Jepang 2024 yang bergulir di Mobility Resort Motegi pada Sabtu (5/10/2024).Sesi kualifikasi MotoGP Jepang 2024 berlangsung lebih pelik karena faktor ancaman hujan yang membuat para rider wajib ekstra cermat dalam upaya membukukan catatan waktu tercepat.Pembalap tim Red Bull GASGAS Tech3, Pedro Acosta, akhirnya sukses menyabet pole position berkat catatan waktu tercepat 1 menit 43,018 detik dalam sesi Q2.Hasil tersebut tentu sangat mengesankan bagi Pedro Acosta yang baru pertama kali meraih predikat pole sitter di kelas utama.Apalagi pemuda 20 tahun itu baru saja dinobatkan secara resmi sebagai rookie of the year MotoGP 2024 beberapa saat sebelum sesi latihan bebas kedua dimulai pagi tadi.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Rookie of the Year ✅ Maiden pole in <a href="https://twitter.com/hashtag/MotoGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#MotoGP</a> ✅ Can this day get any better for <a href="https://twitter.com/37_pedroacosta?ref_src=twsrc%5Etfw">@37_pedroacosta</a>? 🔥😍<a href="https://twitter.com/hashtag/JapaneseGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#JapaneseGP</a> 🇯🇵 <a href="https://t.co/6cwM1wDyHu">pic.twitter.com/6cwM1wDyHu</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1842393221902532805?ref_src=twsrc%5Etfw">October 5, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Keberhasilan Pedro Acosta meraih pole position MotoGP Jepang 2024 sendiri tak lepas dari drama yang terjadi di Mobility Resort Motegi.Sejatinya, catatan waktu tercepat El Tiburón de Mazarrón sempat dilampaui oleh Marc Marquez (Gresini Racing) yang membukukan 1 menit 42,868 detik.Marc Marquez bahkan diproyeksi memecahkan rekor lap tercepat untuk kelas MotoGP di sirkuit yang sebelumnya bernama Twin Ring Motegi itu.Akan tetapi, catatan waktu gemilang The Baby Alien dinyatakan tidak sah karena kesalahan menginjak track limit di Tikungan 4.Alhasil, Marc Marquez harus legawa torehan waktu terbaiknya dihapus sekaligus merelakan pole position jatuh ke tangan Pedro Acosta.Enam kali juara dunia MotoGP itu akhirnya akan start dari peringkat sembilan berkat catatan waktu 1 menit 44,136 yang diukir di flying lap sebelumnya.Penghapusan catatan waktu terbaik Marc Marquez pun sempat menimbulkan kontroversi tersendiri karena diumumkan beberapa saat setelah sesi kualifikasi berakhir.Sebab, Marquez mencatatkan waktu terbaiknya saat sesi masih tersisa dua setengah menit sehingga secara matematis masih punya kesempatan jika ingin memperbaiki posisi di flying lap terakhir<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Take a look at <a href="https://twitter.com/marcmarquez93?ref_src=twsrc%5Etfw">@marcmarquez93</a>'s costly mistake! 🔎 He'll be starting from P9 after getting his time cancelled 📉<a href="https://twitter.com/hashtag/JapaneseGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#JapaneseGP</a> 🇯🇵 <a href="https://t.co/T6YdEQhPLI">pic.twitter.com/T6YdEQhPLI</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1842392972744155320?ref_src=twsrc%5Etfw">October 5, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Drama juga dialami oleh dua kandidat utama dalam persaingan gelar juara dunia MotoGP 2024, Jorge Martin (Prima Pramac Racing) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).Jorge Martin yang tengah memimpin klasemen MotoGP 2024 dapat hasil kurang maksimal dalam sesi kualifikasi lantaran hanya menduduki peringkat 11.Pembalap berjuluk Martinator itu seperti kesulitan menemukan performa terbaiknya bahkan nyaris celaka saat bersenggolan dengan Alex Marquez (Gresini Racing).Jorge Martin pada akhirnya benar-benar mengalami kecelakaan saat terjatuh saat menjalani flying lap terakhirnya sehingga gagal memperbaiki catatan waktunya.Dengan start dari setrip ke-11, Jorge Martin harus bekerja ekstra keras demi menjaga keunggulannya atas Francesco Bagnaia.Apalagi Francesco Bagnaia tampil cukup apik dengan menduduki peringkat kedua setelah membukukan catatan waktu yang hanya lebih lambat 0,246 detik dari Pedro Acosta.Francesco Bagnaia sendiri tak lepas dari drama di kualifikasi MotoGP Jepang 2024. Juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 itu kembali kehabisan bahan bakar pada akhir sesi.Pembalap asal Italia tersebut pun harus mendorong motornya untuk menuju parc ferme. Untungnya, peristiwa ini tak memengaruhi hasil yang diraih Pecco.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Another taxi needed 🚖❗<a href="https://twitter.com/PeccoBagnaia?ref_src=twsrc%5Etfw">@PeccoBagnaia</a> is being pushed to parc ferme this week! 💨<a href="https://twitter.com/hashtag/JapaneseGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#JapaneseGP</a> 🇯🇵 <a href="https://t.co/bTdtMotiQA">pic.twitter.com/bTdtMotiQA</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1842393967679201728?ref_src=twsrc%5Etfw">October 5, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Sementara itu, komposisi front row MotoGP Jepang 2024 dilengkapi oleh sosok Maverick Vinales (Aprilia) yang menduduki peringkat tiga.Pencapaian Maverick Vinales ini jadi catatan positif tersendiri bagi Aprilia yang belakangan seperti kesulitan menembus dominasi para rider Ducati.Terakhir kali Aprilia menempatkan pembalapnya start dari front row terjadi enam seri yang lalu saat Aleix Espargaro menyabet pole position MotoGP Inggris 2024.Berikut hasil lengkap sesi kualifikasi MotoGP Jepang 2024:<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Another taxi needed 🚖❗<a href="https://twitter.com/PeccoBagnaia?ref_src=twsrc%5Etfw">@PeccoBagnaia</a> is being pushed to parc ferme this week! 💨<a href="https://twitter.com/hashtag/JapaneseGP?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#JapaneseGP</a> 🇯🇵 <a href="https://t.co/bTdtMotiQA">pic.twitter.com/bTdtMotiQA</a>— MotoGP™🏁 (@MotoGP) <a href="https://twitter.com/MotoGP/status/1842393967679201728?ref_src=twsrc%5Etfw">October 5, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Hasil sesi kualifikasi di atas bakal jadi patokan posisi start dua sesi balapan yang akan digelar di MotoGP Jepang 2024.Sesi sprint MotoGP Jepang 2024 yang akan bergulir 12 lap dijadwalkan berlangsung Sabtu (5/10/2024) mulai pukul 13.00 WIB.Sedangkan balapan utama MotoGP Jepang 2024 bakal berlangsung pada Minggu (6/10/2024) mulai pukul 12.00 WIB dengan durasi 24 lap.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/p4fOmC7VoRk?si=0_4-Ut2gJy7MUCa_" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Keberhasilan Pedro Acosta menyabet pole position MotoGP Jepang 2024 tak lepas dari drama yang dialami Marc Marquez.

Latest Articles - MotoGP