- Guna mengatasi wabah Covid-19, pemerintah Indonesia menggencarkan program vaksinasi ke seluruh lapisan masyarakat.
- Sejauh ini, AstraZeneca dan Sinovac merupakan dua merk vaksin yang paling banyak digunakan di Indonesia.
- Ada beberapa perbedaan antara dua vaksin tersebut, yang penting untuk diketahui.
SKOR.id - Setidaknya ada empat aspek utama yang membedakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
Program vaksinasi Covid-19 saat ini sedang dikebut oleh pemerintah Indonesia. Alasannya, apalagi kalau bukan mengatasi pandemi Covid-19 yang semakin merajalela.
Tak tanggung-tanggung, Presiden Joko Widodo bahkan menargetkan 1 juta vaksin diterimakan setiap harinya.
Sejauh ini, ada tiga jenis vaksin yang digunakan di Indonesia. Dua di antaranya adalah Sinovac dan AstraZeneca.
Selidik punya selidik, dua vaksin impor tersebut ternyata memiliki beberapa perbedaan yang cukup mencolok di beberapa aspek.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali karakteristik kedua merk vaksin tersebut sehingga lebih memahami risiko dan manfaatnya.
1. Kandungan
Perbedaan paling mendasar antara dua jenis vaksin ini terletak pada kandungan yang terdapat di dalamnya.
JIka Sinovac menggunakan virus tidak aktif, AstraZeneca memakai vektor adenovirus dari simpanse.
2. Jadwal Pemberian Vaksin
Kedua vaksin sama-sama perlu diberikan dalam dua dosis. Yang membedakan adalah selisih jarak antara pemberian dosis pertama dan kedua.
Untuk AstraZaneca, jaraknya adalah 8-12 minggu. Sedangkan vaksin Sinovac jaraknya lebih pendek, yakni 2-4 minggu.
Dosis yang direkomendasikan oleh WHO untuk kedua vaksin ini pun sama, yakni 0,5 ml untuk setiap kali suntik.
3. Penyimpanan dan Distribusi Vaksin
Khusus untuk AstraZeneca, maksimal lamanya penyimpanan adalah 6 bulan di dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat Celcius.
Jika dikeluarkan dari pendingin, vaksin ini dapat bertahan pada suhu 2-25 derajat Celcius selama maksimal 6 jam.
Untuk itu, jenis vaksin ini tidak boleh dibekukan dan harus segera digunakan dalam waktu 6 jam usai dibuka.
Sementara itu, vaksin Sinovac bisa disimpan hingga 3 tahun dalam lemari pendingin bersuhu 2-8 derajat Celcius.
Tempat penyimpanan Sinovac pun mesti diperhatikan. Vaksin ini harus dipastikan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
4. Efektivitas Vaksin
Nilai efikasi yang menunjukkan efektivitas kedua vaksin lumayan jauh berbeda. Dalam penelitian, ditemukan bahwa efikasi AstraZeneca mencapai 76%, berbanding 56-65% milik Sinovac.
Meskipun ada perbedaan dari segi efikasinya, baik vaksin AstraZeneca maupun Sinovac terbukti mampu menurunkan risiko munculnya gejala berat Covid-19.
Tak hanya itu, keduanya juga manjur mencegah perburukan kondisi pengidap Covid-19 dan membpersingkat durasi rawat inap apabila terinfeksi Covid-19.
Terlepas dari segala perbedaan tersebut, AstraZeneca dan Sinovac sama-sama telah dinyatakan memenuhi standar internasional oleh WHO.
Oleh karena itu, jika Anda telah mendapatkan giliran untuk mendapat vaksin COVID-19, apa pun jenis vaksinnya, segeralah lakukan vaksinasi.
Jadi, sudahkah Anda menerima vaksin Covid-19?
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Artikel kebugaran lainnya:
Bahaya Tidur Kurang dari 7 Jam Sehari, Bisa Pengaruhi Imun
Strategi agar Si Buah Hati Gemar Makan Sayuran
Meski Enak, Keripik Kentang Ternyata Menyimpan Bahaya yang Mengancam Tubuh