SKOR.id – Ada satu hal yang jelas di Kejuaraan Dunia MotoGP. Selama dua musim terakhir ini, Ducati jelas mendominasi atas merek-merek lain di grid.
Para pembalap yang menggeber motor asal Italia itu telah memenangi 33 dari 42 grand prix terakhir (sejak 2022) dan 17 dari 21 balapan sprint yang digelar (mulai 2023).
Semua itu, mengingat mereka memiliki delapan sepeda motor di kategori premier ini, menunjukkan manajemen mereka sangat baik.
Sudah jelas pula bila kedatangan dan awal musim impresif Marc Marquez bersama Gresini Racing – salah satu tim pengguna Ducati – pada MotoGP 2024 ini memberikan banyak hal untuk dibicarakan.
Keputusan untuk “mempersilakannya” turun dengan sepeda motor Ducati Desmosedici GP kian memperkuat argumen bahwa pabrikan asal Borgo Panigale tersebut ingin terus mendominasi di MotoGP, karena bakal memiliki banyak calon juara dunia.
Dengan kapasitasnya sebagai juara dunia delapan kali (6 di MotoGP: (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019), Marquez telah membuktikan dirinya di dua balapan awal.
Di Qatar, ia membuktikan mampu bersaing kembali di papan atas seusai finis P4 di grand prix. Di Portugal, ia berhasil merebut podium perdana (finis P2) bersama tim dan pabrikan barunya kendati hanya di sprint.
Namun, hal yang paling banyak dibicarakan pada akhir pekan di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao, Portugal, itu adalah kecelakaan antara Marquez dan Francesco “Pecco” Bagnaia, juara dunia MotoGP dua musim terakhir dari tim pabrikan Ducati Lenovo.
Kecelakaan di Portugal
General Manager Ducati Corse Gigi Dall’Igna telah di level yang sangat sulit karena memiliki begitu banyak sepeda motor dengan merek yang sama. Faktanya tidak banyak aksi salip antarpembalap Ducati.
Meskipun ada ribuan pendapat tentang siapa yang lebih bersalah dalam insiden yang terjadi hanya tiga lap menjelang finis GP Portugal, kenyataannya telah terjadi bentrokan pertama di trek antara dua pembalap kelas juara dunia yang sama-sama menggeber Ducati.
Johann Zarco pun angkat bicara tentang situasi Marc Marquez di Ducati, setelah dua grand prix awal MotoGP musim 2024 ini.
Mengenai kejadian di Portimao tersebut, ia tidak menjelaskan detail siapa yang lebih patut disalahkan. “Selalu ada sedikit kesalahan pada keduanya, antara yang bertahan dan yang terlalu percaya diri,” tutur rider yang baru musim ini bergabung ke LCR Honda itu.
“Problem Internal”
Sudah terlihat bahwa kendati hanya turun dengan Ducati Desmosedici GP23, motor musim 2023, #93 mampu bertarung dengan yang terbaik. Ini tentu bisa menjadi pedang bermata dua bagi Ducati.
Selama ini, semua tahu betapa sulitnya mengatur pertarungan antara runner-up musim lalu Jorge Martin (Prima Pramac Racing) dengan Bagnaia. Kini, Marquez seolah menjadi kekuatan ketiga di tubuh Ducati.
Zarco menyoroti bahwa performa Marquez ini bisa menimbulkan masalah bagi Ducati. Karena dengan agresivitasnya, ia mampu bertarung dengan yang terbaik dan bisa mengubah keseimbangan yang sudah ada secara internal di Ducati.
“Saya pikir Marc Marquez di Ducati ibarat serigala di kandang ayam. Pecco sangat tenang, tapi Marc menyebalkan. Jadi, ini akan sangat menarik. Dan bagi Ducati, citra Marc Marquez juga sangat besar,” tutur pembalap asal Prancis itu.
Secara internal di Ducati, dengan kecelakaan antara Bagnaia dan Marquez, publik sudah melihat sedikit strategi yang akan mereka ambil untuk musim ini. Mereka tidak terlibat dan tak menyalahkan salah satu pilot, meskipun kedua rider sudah sama-sama mengutarakan pendapatnya.
Strategi Low Profile Marc Marquez
Marc Marquez memulai petualangannya setelah meninggalkan Honda dengan sikap low profile. Tetapi, ia juga ingin membuktikan sebagai salah satu pembalap favorit peraih gelar. Zarco yakin pembalap asal Spanyol itu memang memikirkan kejuaraan.
“Saya pikir Marquez memiliki semacam dorongan yang kuat sehingga dia akan memenangi balapan. Yang ada di kepalanya adalah ingin bermain untuk kejuaraan, dia ingin mengejar Valentino Rossi dalam jumlah gelar (sembilan),” ujar juara dunia Moto2 2015 dan 2016 itu.
Pemenang satu grand prix, 21 finis podium, dan delapan pole position di kelas MotoGP itu meninggalkan Pramac pada akhir tahun 2023 dan menjelaskan bahwa dia senang telah mengambil keputusan ini, tepat dengan kedatangan Marquez ke Ducati.
“Saya pikir ini menarik. Saya agak senang telah meninggalkan Ducati ketika Marquez datang,” kata Zarco.