- Shalat tak hanya dipandang sebagai sarana beribadah, namun juga memberi manfaat para penegaknya secara medis.
- Shalat memiliki banyak manfaat, baik dari gerakan secara umum hingga manfaat kardiovaskular.
- Shalat juga secara klinis bisa mengurangi resiko kerusakan bantalan tulang belakang dan impotensi.
SKOR.id - Shalat tak hanya sekadar praktek ibadah bagi umat muslim, namun bermakna lebih besar bagi para pengikut agama Islam.
Perintah Shalat pun langsung turun lewat firman Allah SWT pada Surat An Nisa ayat 103:
"Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
Beberapa filsuf muslim berpendapat bahwa Shalat bermakna dua hal: menginternalisasi nilai kebaikan (khairu ma'udhuin) dan titik temu antara umat dengan Sang Pencipta (mikrājul mukmin wa muwājahah).
Di luar praktek ibadah, Shalat pun ternyata secara ilmiah memberikan manfaat kesehatan bagi para penegaknya. Riset tentang Shalat pun sudah lama dikerjakan, setidaknya dalam tiga dekade terakhir.
Laporan lembaga Mayo Clinic dalam sebuah jurnal yang dipublikasi di Perpustakaan Medis Nasional Amerika Serikat menyebut, setidaknya terdapat 350-850 penelitian yang mengaitkan praktek ibadah ini dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental.
Skor Indonesia merangkum beberapa manfaat Shalat secara klinis, dilansir dari beberapa penelitian terkait.
Manfaat gerakan secara umum
Gerakan shalat dalam setiap rakaatnya merangsang pergerakan otot secara menyeluruh dalam tubuh.
Setidaknya, seluruh anggota tubuh dikenai gerakan: mulai dari berdiri, mengangkat dan menurunkan lengan
(takbir), rukuk, duduk di tulang kering, sujud dan rotasi kepala.
Gerakan-gerakan tersebut ternyata memberikan banyak manfaat, mulai dari melancarkan sirkulasi darah, pencernaan, meredakan nyeri, menjaga jantung, dan sebagainya.
Manfaat psikologis
Beberapa penelitian yang dipublikasikan di jurnal bereputasi sekelas Emerald ataupun NCBI menyebut bahwa shalat membantu terapi psikologis para penegaknya.
Salah satu yang banyak dikutip adalah Shalat berpengaruh pada peningkatan kekuatan relatif (RPa) elektroensefalografi (EEG) dan saraf otonom dan membawa perubahan positif pada otak.
Peningkatan ini berefek sigunifikan seiring dengan rutinnya praktek Shalat yang teratur. Syaraf pun membawa pesan relaksasi menuju otak dan meminimalkan kecemasan.
Sarana meditasi
Shalat sebenarnya memiliki kedekatan makna dengan 'meditasi' karena dijalankan dengan fokus (khusyu').
Setidaknya, terdapat 14 penelitian yang menunjukkan atmosfer meditasi dalam ibadah shalat, termasuk dalam proses munajat doa sebagai bagian dari gaya hidup yang sehat sekaligus religius.
Manfaat neurologis
Sujud menjadi salah satu gerakan dalam shalat yang banyak diteliti.
Salah satu penelitian yang dilakukan pada 2017 oleh Inzelberge et.al menyebut, bahwa posisi sujud merupakan posisi apik bagi suplai darah ke otak.
Melalui 900-an sampel yang diteliti, ditarik kesimpulan bahwa sujud bisa mengurangi gangguan kognitif ringan hingga alzheimer.
Penelitian Alabdulwahab et.al juga menjelaskan bahwa laki-laki yang shalat dengan teratur memiliki keseimbangan yang lebih baik dibandingkan kondisi lainnya.
Manfaat kardiovaskular
Shalat juga memberikan manfaat dalam mengendalikan tekanan darah.
Riset Doufesh et.al menyebut bahwa satu rangkaian shalat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan.
Bahkan, Al Kandari menunjukkan kontrol tekanan darah yang lebih baik dalam shalat berjamaah, dengan faktor lingkungan serta psikologis yang turut berpengaruh.
Manfaat khusus
Shalat juga terbukti menjadi "terapi" yang signifikan dalam pemulihan dua penyakit: Spondilosis servikal dan disfungsi ereksi.
Spondilosis servikal adalah kondisi yang sering terjadi terkait dengan usia, yang menyerang sendi dan diskus yang terletak pada tulang belakang bagian leher (servikal).
Jika terjadi, kerusakan ruas tulang leher dan bantalannya menekan saraf tulang belakang dan menyebabkan rasa nyeri bagi seseorang.
Gerakan salam dalam Shalat secara teratur dapat membantu dalam pencegahan spondylosis serviks, sekaligus mampu menjadi terapi yang cocok bagi para penderitanya.
Begitupun dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Gerakan Shalat yang juga menggerakkan otot dasar panggul memberikan efek meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi gejala.
Baca Juga Artikel Wellness Lainnya:
Deretan Cara Menurunkan Tekanan Darah Diastolik
Kandungan Nutrisi pada Daging Buah Kelapa