SKOR.id – Patrick Kluivert sudah resmi menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
Berbagai harapan kini berada di pundak sang legenda striker Ajax Amsterdam, FC Barcelona, dan Timnas Belanda itu.
Terlepas karier kepelatihannya yang kurang menonjol, itu bukan berarti Kluivert sama sekali tidak berkompeten untuk menangani Jay Idzes dan kawan-kawan.
Pelatih 48 tahun itu tentunya juga memiliki potensi besar yang bisa membuat Skuad Garuda mendunia dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Apa saja potensi yang dimiliki Patrick Kluivert untuk mendongkrak prestasi Timnas Indonesia? Itulah yang akan dibahas dalam Skor Special edisi kali ini.
(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id).
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, tentunya sudah memiliki pertimbangan matang saat menunjuk Kluivert menangani Timnas Indonesia.
Termasuk memiliki beberapa kelebihan yang diharapkan bisa membuat performa Timnas Indonesia menjadi lebih baik lagi. Beberapa di antaranya adalah:
1. Tidak Ada Kendala Bahasa dan Budaya
Sebagian besar pemain inti Timnas Indonesia saat ini dihuni pemain-pemain naturalisasi asal Belanda.
Kluivert yang berasal dari Belanda tentunya tidak memiliki kendala komunikasi apa pun dengan mereka, termasuk dalam hal kebiasaan dan budaya.
Sedangkan dengan pemain-pemain yang berlaga di Liga 1, Kluivert bisa menggunakan Bahasa Inggris. Kebetulan semua pemain Timnas dari Liga 1 bisa berbahasa Inggris.
2. Bisa Melobi Pemain Diaspora yang Sebelumnya Sulit Didekati
Dalam jumpa pers perdana perkenalannya sebagai pelatih Timnas, Kluivert mengaku sudah berbincang dengan beberapa nama pemain keturunan, salah satunya gelandang Jairo Riedewald.
Sebelumnya Jairo diketahui sulit dinaturalisasi karena beberapa pertimbangan tertentu, salah satunya karena ia sudah pernah memperkuat Timnas Belanda pada level senior.
Beberapa pemain keturunan lainnya juga sudah didekatinya, namun Kluivert menolak menyebutkan nama-nama mereka.
3. Memiliki Asisten Pelatih yang Mumpuni
Dalam hal strategi, Patrick Kluivert akan dibantu dua asisten pelatih asal Belanda, Denny Landzaat dan Alex Pastoor.
Landzaat berpengalaman menjadi asisten pelatih di berbagai klub Belanda, Arab Saudi, hingga Hungaria sejak 2015.
Sedangkan Alex Pastoor yang dijuluki Profesor dikenal sebagai ahli strategi dan berpengalaman di berbagai klub Belanda sebagai pelatih kepala.
Gelandang Timnas, Thom Haye, sempat merasakan sentuhan Pastoor saat keduanya sama-sama di klub AZ Alkmaar pada 2014.
Pastoor juga pernah mengantarkan tiga klub yang ditanganinya promosi ke kasta tertinggi Liga Belanda, Eredivisie, yakni Excelsior(2009-2010), Sparta Rotterdam (2015-2016), dan Almere City (2022-2023).
Beberapa asisten pelatih lainnya termasuk pelatih fisik juga akan bergabung, demikian pula para asisten terpilih dari Indonesia.
4. Disegani sebagai Legenda
Siapa pencinta sepak bola yang tidak mengenal Patrick Kluivert pada era 1990-an hingga awal 2000-an?
Pada masa itu Kluivert selalu menjadi andalan lini depan Timnas Belanda. Ia juga tergabung di klub-klub besar macam Ajax, AC Milan, hingga FC Barcelona.
Sosoknya sebagai legenda Timnas Belanda yang memiliki nama besar di masa lalu akan membuat semua pemain Timnas Indonesia segan dan respek kepadanya.
5. Pengalaman sebagai Asisten Pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 2014
Patrick Kluivert tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu kepelatihan ketika menjadi asisten Louis Van Gaal di Timnas Belanda pada 2012-2014 lalu.
Sebagai asisten pelatih, Kluivert ikut berkontribusi membawa Belanda menempati posisi ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil.
Kluivert dan Van Gaal memang sudah sering bekerja sama sebelumnya, tepatnya sejak Kluivert masih menjadi pemain di Ajax Amsterdam dan FC Barcelona.
Van Gaal sendiri dikenal sebagai salah satu pelatih tersukses di dunia. Ia berhasil meraup berbagai gelar bersama klub-klub besar macam Ajax, Barcelona, Bayern Munchen, hingga Manchester United.
6. Menerapkan Permainan Menyerang
Kluivert mengaku menyukai formasi empat bek (4-3-3 atau 4-2-3-1) yang cenderung menyerang. Hal ini disampaikan sendiri oleh Kluivert saat perkenalannya beberapa waktu lalu.
Srtrategi ini tentu berbeda dengan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, yang gemar memasang formasi tiga bek dan cenderung bertahan mengandalkan serangan balik.
Namun Kluivert menuturkan, dirinya juga akan mempertimbangkan berbagai kondisi sebelum menentukan pola permainan yang akan diterapkannya di lapangan.
Tentunya menarik untuk menantikan skema menyerang seperti apa yang akan diterapkan Kluivert saat menghadapi Australia dan Bahrain pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C, Maret mendatang.
Itulah beberapa alasan pendukung yang bisa membuat Patrick Kluivert membawa Skuad Garuda menjadi lebih tangguh dan makin mendunia.