- Tim Ineos mengancam bakal absen pada Tour de France 2020 jika penyelenggara tidak mengedepankan keamanan di tengah pandemi Covid-19.
- Langkah serupa pernah tim Ineos lakukan ketika memutuskan tak tampil di Paris-Nice.
- Tour de France telah dijadwalkan ulang menjadi 29 Agustus-20 September 2020.
SKOR.id – Tim Ineos memperingatkan Amaury Sport Organisation (ASO) sebagai penyelenggara Tour de France mengedepankan keselamatan peserta dalam pandemi Covid-19.
General Manager Tim Ineos, Dave Brailsford, menegaskan penyelenggara wajib menerapkan pencegahan yang terukur, cerdas, dan responsif.
Jika tidak, Tim Ineos memilih untuk absen dalam ajang yang dijadwalkan ulang bergulir pada 29 Agustus-20 September 2020 itu.
Baca Juga: Geraint Thomas Raup Rp6,2 miliar dengan Bersepeda 36 Jam demi Bantu Tenaga Medis
“Kami memiliki hak untuk menarik tim jika itu dianggap perlu,” kata Dave Brailsford.
Tim Ineos tak ingin mengambil risiko. Bagi mereka, keselamatan dan kesehatan semua anggota tim adalah prioritas.
“Ketika Tour de France berlangsung, kami berencana untuk berpartisipasi. Namun, kami juga akan memantau perkembangannya terlebih dahulu," kata Dave Brailsford.
"Tak menutup kemungkinan jika kami akan melakukan hal seperti saat Paris-Nice," ujarnya
Ketegasan Tim Ineos terkait keselamatan anggota di tangah pandemi virus corona juga pernah dilakukan ketika memutuskan tak tampil di Paris-Nice yang bergulir 8-14 Maret lalu.
Event tersebut pada akhirnya tidak berjalan sesuai rencana karena harus terhenti pada etape tujuh dari delapan yang direncanakan karena terdampak Covid-19
Adapun untuk Tour de France nanti, ASO dan Union Cycliste Internationale (UCI) akhirnya sepakat untuk memindahkan jadwal yang semula bergulir pada 27 Juni-19 Juli.
Baca Juga: Pahlawan Hari Ini: Juara Tour de France Galang Dana bagi Petugas Medis dari Rumah
Penundaan ini tak lepas dari belum meredanya pandemi virus corona yang membuat Pemerintah Prancis memperpanjang masa lockdown hingga 11 Mei 2020.
Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, Emmanuel Macron selaku Presiden Prancis juga melarang kegiatan yang berpotensi mengundang massa hingga pertengahan Juli 2020.