Pista di Alta Velocita, Trek Mematikan di Sirkuit Monza

Kunta Bayu Waskita

Editor: Kunta Bayu Waskita

Pista di Alta Velocita, trek maut di Monza yang menelan banyak korban pada Formula 1 1961 silam (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).
Pista di Alta Velocita, trek maut di Monza yang menelan banyak korban pada Formula 1 1961 silam (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

SKOR.id – Terletak jauh di dalam hutan Monza Park, terdapat peninggalan bersejarah, namun sejarah yang tragis. 

Sirkuit Monza di Italia ini begitu terkenal sehingga hampir tiap penggemar balap di planet ini pasti berfantasi untuk mengunjunginya. 

Dan kali ini kita akan berbicara tentang Pista di Alta Velocita, salah satu sisa terakhir dari era balap yang berbahaya yang kini hanya menjadi kenangan yang samar.

Pada Grand Prix Italia 1961, dunia balap dikejutkan dengan sebuah peristiwa tragis yang terjadi di tempat tersebut. 

Berada di ambang kemenangan pertamanya dalam Formula 1, pembalap Wolfgang von Trips mengalami kecelakaan fatal saat Ferrari-nya melayang setelah bertabrakan dengan pembalap lainnya, Jim Clark.

Hal yang menambah tragedi itu adalah fakta bahwa mobil balap Ferrari 156 “Sharknose” yang dikendarai Wolfgang juga menewaskan 15 penonton saat menabrak kerumunan pada sore bulan September yang menentukan itu.

Gambar-gambar dari lokasi kecelakaan itu mengejutkan, sehingga insiden tersebut mendapat perhatian internasional, yang menyoroti bahayanya ajang Formula 1

Ada banyak seruan agar balapan dilarang, hingga kemudian bos sekaligus inventor Ferrari saat itu, Enzo Ferrari, menarik mobilnya dari acara terakhir Formula 1 1961, sebagai tanggapan atas kecelakaan yang mengerikan itu.

Dengan sisi-sisinya yang sangat curam yang membantu meningkatkan kecepatan yang sudah tinggi sejak awal, Pista di Alta Velocita dipandang oleh banyak orang terlalu berbahaya untuk balapan dengan mobil Formula 1

Faktanya, pada tahun 1960 sekelompok tim Inggris, termasuk Cooper, Lotus, dan B.R.M., memboikot Grand Prix Italia karena alasan ini.

Meskipun kecelakaan Wolfgang von Trips terjadi di sepanjang jalan menuju tikungan Parabolica dan bukan di tepian itu sendiri, balapan Formula 1 tidak pernah menggunakan bagian sirkuit itu lagi setelah tahun 1961.

Pada tahun-tahun berikutnya, tepian itu dibiarkan rusak dan tidak pernah digunakan lagi sejak tahun 1969. 

Tempat itu kini telah jadi tujuan terkenal bagi penggemar olahraga otomotif yang ingin memvisualisasikan jenis keberanian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk jadi seorang pembalap lebih dari 50 tahun lalu.

Para penggemar fanatik Formula 1 biasanya menempatkan Pista di Alta Velocita selalu berada pada urutan teratas daftar tempat yang ingin dikunjungi di Italia. 

Reporter Carcoops sempat mengunjungi Autodromo di Monza beberapa waktu lalu.

Ia menyambangi tempat terbaik untuk mencapai tepian sirkuit yang terletak tepat di samping salah satu tribune modern sirkuit.

Menghadap tikungan pertama, tribune yang diberi nama "Alta Velocita" terletak tepat di atas tepian bersejarah.

“Saat saya berjalan ke sirkuit lama di bawah, saya dapat melihat Pista di Alta Velocita menjulang di kejauhan,” kata reporter tersebut.

“Hal yang langsung mengejutkan saya adalah seberapa tinggi tepian sebenarnya.” 

Foto dan film tidak benar-benar menggambarkannya dengan baik dan sebenarnya sangat curam di beberapa tempat sehingga tampak hampir vertikal.

Kemudian, ditambahkan sang reporter, di beberapa titik semua pernah menonton dokumenter balap di mana banyak presenter berjuang untuk memanjat tepian.

“Kemudian diam-diam berkata pada diri sendiri, bahwa kita dapat mencapai puncak dengan mudah.” 

​​“Asumsi saya terbukti salah, karena saya hanya mampu mencapai lebih dari setengah jalan ke puncak dan saya melakukannya sebagian besar dengan menyeret pantat saya dengan canggung,” katanya.

“Pada suatu saat, saya kebetulan melepaskan dompet sejenak dan terkejut sekaligus geli saat melihatnya terguling dan meluncur turun di sepanjang sisi lintasan.”

“Saya tidak tahu bagaimana mobil Formula 1 klasik bisa melaju di lintasan ini dengan kecepatan balap dan tidak mengherankan jika kehancuran Pista di Alta Velocita disebabkan oleh sifatnya yang berbahaya.” 

“Melihat permukaannya yang lapuk membangkitkan gambaran orang-orang hebat yang kehilangan nyawa di Autodromo di Monza dan pemandangan di tepi lintasan itu seperti hantu.”

“Mungkin satu-satunya alasan untuk ini adalah karena area itu sunyi dan sepi, tapi secara pribadi saya pikir sejarah tragedi sirkuit itulah yang memberi makna pada kesunyiannya.”

“Saat saya berjalan di sepanjang tepi lintasan, pembatas logam berkarat berderit dari waktu ke waktu tertiup angin dan saya tidak bisa menahan perasaan meluap-luap.”

Enzo Ferrari pernah menyebut balap mobil sebagai kesenangannya yang mengerikan karena mobil balap adalah gairah terbesarnya.

Tetapi pada saat yang sama, mobil balap juga merenggut nyawa banyak orang yang dicintainya. 

Jika Anda cukup beruntung untuk berada di Italia, pastikan Anda melakukan perjalanan ke Autodromo di Monza dan melihat sendiri keajaiban ini dari dekat. Anda tidak akan kecewa.

Source: Carscoops

RELATED STORIES

4 Kasus Misterius dalam Sepak Bola yang Bikin Merinding

4 Kasus Misterius dalam Sepak Bola yang Bikin Merinding

Berikut beberapa kasus sepak bola paling misterius di dunia, yang bisa bikin merinding.

Argentina Pernah Bawa Dukun ke Ekuador Saat Kualifikasi Piala Dunia 2018

Argentina Pernah Bawa Dukun ke Ekuador Saat Kualifikasi Piala Dunia 2018

Banyak orang menganggap sukses Argentina lolos ke Piala Dunia 2018 dipengaruhi sang dukun.

Dibangun di Atas Makam, Superdome Diyakini Terkena Kutukan Roh

Dibangun di Atas Makam, Superdome Diyakini Terkena Kutukan Roh

Dipimpin pemuka agama, tim dan ofisial New Orleans Saints gelar ritual untuk hilangkan kutukan.

Kutukan Dukun Afrika Membuat Timnas Australia Absen 32 Tahun di Piala Dunia

Setelah lolos Piala Dunia 1974, Australia baru kembali berlaga di Piala Dunia pada edisi 2006.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Kompetisi Liga Champions. (Grafis: Kevin Baggus Prinusa/Skor.id).

World

Daftar Pemain Termuda yang Tampil di Liga Champions, Terbaru Gelandang Arsenal

Gelandang Arsenal, Max Dowman, memecahkan rekor sebagai pemain termuda yang tampil di Liga Champions.

Rais Adnan | 05 Nov, 08:31

Thom Haye, Persib. (Foto: Dok. Persib/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Dijamu Selangor, Thom Haye Ungkap Suasana Tim Persib

Thom Haye pun menegaskan dirinya masih lapar kemenangan bersama Persib.

Rais Adnan | 05 Nov, 08:01

Pelatih Sunderland, Regis Le Bris. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

Liga Inggris

Regis Le Bris Bantu Sunderland Mencuri Perhatian di Liga Inggris Musim Ini

Regis Le Bris membawa Sunderland tampil mengesankan di Liga Inggris 2025-2026.

Pradipta Indra Kumara | 05 Nov, 07:39

Pemain EVOS Divine, EVOS Rasyah. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

Esports

Ingin Tampil di Indonesia Arena, EVOS Rasyah Janjikan yang Terbaik di Pekan Kedua

Pekan kedua FFWS Global Finals mode battle royale akan berlangsung pada 7-9 November 2025.

Gangga Basudewa | 05 Nov, 07:18

Ilustrasi Super League 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Klasemen Liga 1 Indonesia Terbaru, 5 Tim Teratas dan Papan Bawah yang Masih Berjuang

Berikut tim-tim yang bersaing di papan atas dan masih berjuang di zona degradasi pada Liga 1 Indonesia (Super League) 2025-2026.

Skor Indonesia | 05 Nov, 07:13

Logo Timnas Brasil (Hendy Andika/Skor.id)

Timnas Indonesia

Gelandang Brasil U-17 Makin Percaya Diri Jelang Hadapi Timnas U-17 Indonesia

Kepercayaan diri Felipe Morais makin tinggi usai Brasil pesta gol ke gawang Honduras pada laga perdana Piala Dunia U-17 2025.

Rais Adnan | 05 Nov, 06:37

Program mendukung pendidikan dari PUBG Mobile. (PUBG Mobile)

Esports

PUBG Mobile Tegaskan Komitmen Dukung Pendidikan dan Esports Melalui Program Global dan Nasional

PUBG Mobile mendorong generasi muda untuk menyalurkan passion mereka di dunia gaming.

Gangga Basudewa | 05 Nov, 06:33

La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol). (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

La Liga 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen La Liga 2025-2026 (Liga Spanyol), yang akan diperbarui seiring kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 05 Nov, 05:28

Liga Italia (Serie A) musim 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

Liga Italia

Liga Italia 2025-2026: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen lengkap Liga Italia 2025-2026 yang diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 05 Nov, 05:28

Identitas baru dari kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia atau Liga 1 di musim ini, Super League 2025-2026. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Super League 2025-2026: Jadwal, Hasil, Klasemen dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Super League 2025-2026 yang terus diperbarui seiring bergulirnya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 05 Nov, 05:22

Load More Articles