SKOR.id – Sepak bola sejak dulu kerap dikaitkan dengan dunia mistis. Itu bukan hanya terjadi dalam event-event kelas bawah, melainkan hingga pentas dunia macam Piala Dunia.
Salah satunya terjadi pada tahun 1969, ketika berlangsung babak kualifikasi Piala Dunia 1970.
Saat berada di Mozambik, Afrika, pada 1969 untuk kualifikasi Piala Dunia 1970, Tim Nasional Sepak Bola Putra Australia, yang dijuluki The Socceroos, difavoritkan untuk mengalahkan Rhodesia (sekarang Zimbabwe).
Skuat Socceroos bertekad melakukan apa pun untuk mengamankan kemenangan. Bahkan, mereka dilaporkan meminta bantuan dukun setempat, serta memintanya untuk mengutuk lawan mereka.
Singkat cerita, Timnas Australia berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-1, tetapi ternyata dukun Australia mangkir untuk membayar jasa sang dukun.
Dan menurut cerita, kutukan itu berbalik dan menimpa Australia. "Sejak saat kutukan itu dijatuhkan, semuanya menjadi buruk bagi tim," kata Johnny Warren, kapten tim Australia saat itu.
Kutukan yang berbalik tersebut dipercaya membuat Socceroos mengalami kesulitan untuk lolos ke Piala Dunia pada edisi-edisi berikutnya.
Tercatat, Negeri Kanguru hanya sekali lolos ke Piala Dunia dalam 32 tahun berikutnya dan kerap menderita serangkaian kekalahan telak.
Australia hanya lolos pada Piala Dunia 1974 di Jerman (Barat) dan kemudian baru kembali berlaga di Piala Dunia pada edisi 2006, juga di Jerman.
Menariknya, kembalinya Australia ke pentas Piala Dunia pada 2006, konon juga tidak lepas dari urusan perdukunan.
Pada 2004, tokoh televisi Australia, John Safran, berinisiatif melakukan upaya untuk memutuskan kutukan tersebut dengan mengundang dukun sebagai bagian dari serial televisinya.
Bersama dengan dua orang dukun, kelompok tersebut kembali ke lapangan tempat kutukan pertama kali dijatuhkan.
Mereka melakukan berbagai ritual dengan harapan dapat mematahkan kutukan tersebut.
Dan akhirnya, Timnas Australia lolos ke Piala Dunia 2006. Mantan pemain yang menjadi penyiar televisi, Craig Foster, berterima kasih kepada Safran atas keberhasilan tersebut.
Socceroos mencapai babak 16 besar Piala Dunia 2006, yang hingga kini masih menjadi hasil terbaik mereka dalam turnamen empat tahunan itu (yang kembali diulangi di Qatar 2022).
Meski demikian, kisah asal usul kutukan ini masih diperdebatkan di kalangan warga Australia sendiri.
Beberapa orang percaya kutukan macam itu tidak pernah dijatuhkan kepada Australia. Namun yang jelas, Warren dan banyak pemain lainnya benar-benar memercayainya.
Phillips Stevens Jr., profesor antropologi dari University at Buffalo, New York, Amerika Serikat, yang juga pakar takhayul dan pemikiran magis, menanggapi fenomena ini.
Menurutnya, kepercayaan pada kutukan tersebut dan popularitasnya berasal dari sesuatu yang menjadi inti semua pemikiran manusia.
“Jika tiap pemain di tim memercayai hal itu, atau setidaknya khawatir tentang hal itu dan sedikit cemas tentang hal itu, mereka tidak akan bermain sebaik mungkin,” kata Stevens.
“Itu adalah masalah bagi semua orang, entah Anda percaya atau tidak,” ia menambahkan.
“Sama seperti takhayul tertentu pada hari pertandingan, kepercayaan atau upaya untuk membalikkan kutukan.”
“Itu semua adalah bagian dari upaya yang Anda lakukan untuk mendapatkan gambaran apakah Anda benar-benar mengendalikan sesuatu,” Stevens menambahkan.
“Sehingga, memberikan diri Anda gambaran kendali dalam dunia yang berpotensi kacau yang besar dan impersonal,” ucap Stevens.