SKOR.id – Suporter sepak bola dari negara-negara Afrika selalu mencuri perhatian karena kehebohan mereka saat mendukung tim kesayangan di stadion.
Tidak hanya menari-nari, mereka juga kerap membawa alat musik yang cukup memekakkan telinga.
Salah satu alat musik yang terkenal adalah vuvuzela, sejenis terompet yang dibunyikan sepanjang pertandingan.
Vuvuzela sempat populer di kalangan pencinta sepak bola saat menghebohkan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Sebenarnya tidak hanya vuvuzela, Afrika juga memiliki alat musik lainnya yang kerap dibawa suporter, yaitu djembe yang merupakan sejenis kendang.
Djembe atau disebut juga sebagai jimbe dalam bahasa Indonesia, merupakan alat musik pukul yang dimainkan dengan cara memukul menggunakan jari atau telapak tangan.
Badan Djembe umumnya terbuat dari kayu yang dipahat menggunakan mesin, atau secara tradisional menggunakan pahat tangan dengan bentuk menyerupai cawan atau piala.
Bagian atas sebagai selaput yang menghasilkan getaran jika dipukul biasanya terbuat dari kulit hewan seperti kambing, sapi, atau hewan lainnya yang telah dikeringkan.
Pada djembe yang lebih modern, bagian selaput ini biasanya digantikan dengan bahan sintetis seperti mika plastik.
Selaput gendang tersebut diikat dengan tali yang diikatkan pada bagian badan untuk mengencangkannya.
Djembe merupakan alat musik yang berasal dari benua Afrika, tepatnya pada masa Kekaisaran Mali (Mali Empire) abad ke-12, tepatnya tahun 1230 M.
Secara geografis, Mali Empire ketika itu mencakup wilayah Guinea, Mali, Burkina Faso, Pantai Gading, Gambia, dan Senegal.
Nama djembe sendiri berasal dari peribahasa Mali yang berbunyi “Anke dje, anke be,” yang jika diterjemahkan berarti "semua orang berkumpul dalam damai".
Hal itu sekaligus menjelaskan kegunaan dari alat musik ini. dalam bahasa Mali, "dje" adalah kata kerja untuk "berkumpul" dan "be" diterjemahkan sebagai "damai".
Pada awalnya djembe digunakan sebagai alat komunikasi antar-desa di dataran Afrika.
Kemudian dalam perkembangannya djembe digunakan sebagai perlengkapan upacara tradisional.
Dan kini djembe sudah menjadi identitas Afrika yang bisa dimainkan di mana pun, termasuk di tribune stadion ketika mendukung tim sepak bola.
Tapi dalam laga play-off menuju Olimpiade Paris 2024 antara Guinea U-23 kontra Indonesia U-23, Kamis (9/5/2024), tidak akan terdengar suara vuvuzela maupun djembe.
Sebab laga yang berlangsung di Clairenfontaine, Prancis, itu dinyatakan berlangsung tertutup tanpa kehadiran penonton.