Mengapa Petenis Kidal Lebih Merepotkan dan Tidak Disukai Lawan

Kunta Bayu Waskita

Editor: Kunta Bayu Waskita

Dari kiri: Martina Navratilova, Petra Kvitova, Rafael Nadal, dan John McEnroe merupakan petenis-petenis kidal yang menguasai Grand Slam di eranya, termasuk Wimbledon (Yusuf/Skor.id).
Dari kiri: Martina Navratilova, Petra Kvitova, Rafael Nadal, dan John McEnroe merupakan petenis-petenis kidal yang menguasai Grand Slam di eranya, termasuk Wimbledon (Yusuf/Skor.id).

SKOR.id – Beberapa petenis mengakui bahwa petenis kidal memiliki keuntungan tersendiri saat berlaga di lapangan. 

Alhasil, banyak petenis yang menggunakan tangan kanan harus melakukan persiapan khusus saat menghadapi petenis kidal.

Memperingati Hari Kidal Internasional yang jatuh pada Selasa (13/8/2024), Skor Special edisi kali ini akan membahas alasan petenis kidal sering membuat repot dan tidak disukai lawannya.

Skor Special merupakan artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya, dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.

Apa sebenernya keistimewaan petenis kidal? Simak artikel Skor Special kali ini selengkapnya.

Berkaca pada Rafael Nadal

Saat masih kecil, Rafael Nadal, salah satu petenis legendaris bertangan kidal, memukul dengan dua tangan dari kedua sisi.

Nadal kemudian diminta untuk memilih satu sisi sehingga ia akan melakukan pukulan forehand dengan satu tangan. 

Meskipun anak laki-laki itu melakukan sebagian besar hal dengan tangan kanan, ia secara naluriah mulai bermain tenis sebagai petenis kidal.

Dengan bakat dan kegigihannya, Nadal ketika itu diprediksi menjadi petenis hebat sepanjang masa, apa pun yang terjadi.

Apalagi menjadi kidal bisa memberinya keunggulan. Terutama, servisnya yang memantul tinggi ke backhand petenis tangan kanan. Itu terbukti sangat menantang bagi rivalnya, Roger Federer. 

Kemenangan di Roland Garros pada Prancis Terbuka 2022 memberikan Nadal 22 Grand Slam, satu gelar lebih banyak daripada rival abadinya, Federer. 

Nadal juga telah memenangkan Prancis Terbuka 14 kali, sebuah rekor yang sulit dilewati maupun disamakan petenis lainnya. 

Menjadi kidal merupakan keuntungan bagi seorang petenis. Petenis kidal secara alami memukul dengan sedikit putaran samping.

Ia dapat melakukan servis melebar ke backhand petenis bertangan kanan di kotak servis pada titik-titik yang paling penting.

Petenis bertangan kanan tiba-tiba merasa perlu menyesuaikan taktik mereka dalam reli setelah berhari-hari atau berminggu-minggu hanya bermain dengan lawan yang mengandalkan tangan kanan.

"Harus berganti taktik selama turnamen membuat petenis kidal sangat menyebalkan untuk dihadapi," kata petenis Italia, Matteo Berrettini.

Bahkan Petra Kvitova, juara Wimbledon dua kali dan petenis putri kidal terbaik saat ini, pun mengaku tidak suka bertemu sesama petenis kidal.

“Semua orang tidak suka bermain dengan petenis kidal karena butuh lebih banyak pemikiran,” ujar Kvitova,

Ia juga merasa kewalahan saat menghadapi sesama petenis kidal. “Agak aneh, karena Anda ingin memukul dengan backhand dan tiba-tiba forehand mereka sudah ada di sana,” katanya.

Sedangkan petenis putra Serbia, Filip Krajinovic, mengatakan, dirinya menghadapi petenis kidal sekali tiap satu atau dua bulan dan selalu mengalami kesulitan dalam penyesuaian. 

“Lebih sulit bermain melawan petenis kidal,” kata Krajinovic. “Mereka memiliki gaya permainan yang berbeda.”

“Sedikit lebih sulit bagi saya saat mereka memainkan forehand lintas lapangan dengan posisi tinggi ke backhand saya.”

“Jadi saya harus lebih fokus pada sisi itu dan benar-benar memukulnya dengan dalam lintas lapangan,” Krajinovic menambahkan.

Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova (Hendy Andika/Skor.id).
Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova merupakan beberapa contoh petenis kidal tersukses (Hendy Andika/Skor.id).

Tapi ada pengecualian, seperti dikatakan Cristian Garin, petenis Cile. "Saya sangat suka bermain dengan petenis kidal. Saya pikir servis saya lebih baik saat melawan mereka," ujar Garin.

Kebetulan pelatih Garin adalah mantan petenis bertangan kidal, sehingga membantunya berlatih pengembalian servis.

Sulit untuk membuktikan secara statistik apakah pemain kidal benar-benar diuntungkan. Kebanyakan petenis kidal akan kalah dari Nadal memang karena Nadal lebih baik.

Dan kebanyakan petenis kidal juga akan mengalami nasib yang sama saat melawan Federer maupun Novak Djokovic.

Namun, petenis kidal memang meraih kesuksesan yang tidak proporsional, terutama pada tur putra di mana servis merupakan senjata yang sangat penting.

Meskipun petenis kidal berjumlah sekitar 10 persen dari populasi dunia, tiga dari 10 pemenang Grand Slam Teratas di Era Terbuka adalah pria (Nadal, Jimmy Connors, dan John McEnroe).

Itu belum termasuk Rod Laver, yang memenangkan empat final dari 11 turnamen major-nya dalam Era Terbuka.

Pada nomor ganda, keempat tim putra dengan kemenangan Grand Slam terbanyak di era Terbuka semuanya memiliki satu petenis kidal

Pada ATP Tour saat ini, ada 15 petenis kidal dalam Top 100 dan tujuh di Top 50. Dua juara Grand Slam terhebat di kalangan wanita — Martina Navratilova dan Monica Seles — adalah petenis kidal.

Tetapi 10 petenis kidal di WTA Top 100 seimbang dengan demografi keseluruhan.

Tentu saja, kebanyakan petenis kidal tidak sehebat Nadal, tapi menghadapi petenis kidal tetap membutuhkan sedikit tambahan strategi.

"Anda harus merencanakan pertandingan dengan cara yang berbeda. Ada putaran dan sudut yang berbeda yang harus Anda mainkan," kata petenis putri Ukraina, Elena Svitolina, berbagi resep.

Ia pernah mengalahkan petenis kidal Angelique Kerber dan Kvitova secara berturut-turut di Stuttgart, Jerman, tapi kemudian dikalahkan petenis kidal lainnya, Jil Teichmann, di Madrid.

Svitolina mengatakan masalah utama sebelum menghadapi petenis kidal adalah berlatih pengembalian servis.

Sedangkan petenis putra Jerman, Jan-Lennard Struff, jika tidak bermain di turnamen, selalu berlatih melawan petenis kidal seminggu sekali. 

Wimbledon Ramah bagi Petenis Kidal

Berapa banyak petenis kidal yang berlaga di turnamen Grand Slam bergengsi, Wimbledon? Hanya 10% dari dunia yang kidal

Namun sejak Era Terbuka dimulai, sebanyak 23% gelar tunggal Wimbledon dimenangkan oleh petenis-petenis bertangan kidal.

Berikut daftar petenis kidal yang berhasil menjadi juara Wimbledon sejak 1961:

Para petenis kidal meraih kejayaan dalam turnamen Wimbledon (Yusuf/Skor.id).
Inilah para petenis kidal yang meraih kejayaan dalam turnamen Wimbledon (Yusuf/Skor.id).

Petenis kidal telah berhasil mendominasi lebih dari sekadar bagian yang wajar dari turnamen Wimbledon. 

Ada ratusan turnamen nomor tunggal di Wimbledon dari tahun 1968 hingga sekarang. 

Dengan jumlah orang kidal mencapai 10% dari populasi umum, jika mereka memiliki kesempatan sama, orang kidal diperkirakan telah memenangkan sekitar sembilan gelar. Faktanya, petenis kidal telah memenangkan 24 gelar. 

Kekuatan Petenis Kidal Mulai Terbaca

Mantan petenis kidal asal Inggris, Greg Rusedski, memberikan pendapatnya mengenai performa para petenis kidal saat ini. 

“Ketika masih junior, tiga pahlawan kidal saya adalah Martina Navratilova, Jimmy Connors, dan John McEnroe. Mereka mendominasi Wimbledon,” ujar Rusedski, dikutip dari BBC.

“Namun sejak pencapaian gemilang itu, hanya enam gelar tunggal yang diraih oleh petenis kidal. Mungkin ini hanya jeda sebelum petenis kidal kembali mendominasi.”

“Petenis tangan kanan mungkin secara bertahap memperkecil ketertinggalan, dengan peningkatan dalam persiapan pertandingan,” Rusedski menambahkan.

“Petenis elite dan tim pelatih mereka kini memiliki analisis video dan statistik performa di ujung jari mereka yang dapat mengamati setiap detail permainan lawan mereka.”

“Namun, memanfaatkan pengetahuan ini adalah hal lain. Saat petenis tangan kanan menghadapi petenis kidal, mereka tidak bisa bermain dengan autopilot.” 

“Diperlukan banyak trik dan banyak latihan untuk dapat menyesuaikan strategi Anda,” ujar Rusedski.

Source: nytimes.com

RELATED STORIES

Cara Menjadi Wasit Bulu Tangkis Resmi BWF

Cara Menjadi Wasit Bulu Tangkis Resmi BWF

Menjadi wasit bulu tangkis memerlukan pelatihan dan sertifikasi dalam berbagai tingkatan.

Penyebab Red Bull Racing Bukan Lagi Mobil Tercepat di F1

Penyebab Red Bull Racing Bukan Lagi Mobil Tercepat di F1

Setelah 2020, baru kali ini Red Bull gagal memenangi balapan utama di empat grand prix beruntun Formula 1.

Mengapa Korea Bisa Terus Lahirkan Pemanah Hebat pada 4 Dekade Terakhir

Mengapa Korea Bisa Terus Lahirkan Pemanah Hebat pada 4 Dekade Terakhir

Korea Selatan mendominasi cabang panahan putri Olimpiade sejak 1984.

5 Hal yang Patut Ditunggu di Musim Baru WSL Liga Inggris Putri

Musim baru Women's Super League (WSL) 2024-2025 akan segera dimulai, ada beberapa hal baru yang patut ditunggu.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

James Tarkowski (kiri) merayakan hasil imbang 2-2 yang diraih Everton lawan Liverpool, dalam laga Liga Inggris 2024-2025, Kamis (13/2/2025) dini hari WIB. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Liga Inggris

Prediksi dan Link Live Streaming Liverpool vs Everton di Liga Inggris 2024-2025

Berikut ini adalah prediksi pertandingan dan link live streaming Liverpool vs Everton dalam laga lanjutan Liga Inggris.

Thoriq Az Zuhri | 02 Apr, 01:58

Lamine Yamal salah satu bintang prduktif di Barcelona asuhan Hansi Flick. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

La Liga

Prediksi dan Link Live Streaming Atletico Madrid vs Barcelona di Copa del Rey

Berikut ini adalah prediksi pertandingan dan link live streaming Atletico Madrid vs Barcelona dalam laga semifinal Copa del Rey.

Thoriq Az Zuhri | 02 Apr, 00:17

Endrick ketika diperkenalkan sebagai pemain baru Real Madrid. (Jovi Arnanda/Skor.id).

La Liga

6 Fakta Real Madrid Singkirkan Sociedad dan Lolos Final Copa del Rey

Real Madrid berhasil lolos ke final Copa del Rey musim ini dengan menyingkirkan Real Sociedad, ini faktanya.

Thoriq Az Zuhri | 01 Apr, 23:37

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

7 Fakta Kekalahan Manchester United dari Nottingham Forest

Kekalahan dari Nottingham Forest di Liga Inggris memunculkan beberapa fakta soal Manchester United. Apa saja?

Thoriq Az Zuhri | 01 Apr, 22:59

Ilustrasi Valorant. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

VCT 2025 Pacific Stage 1: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran VCT 2025 Pacific Stage 1 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Valorant Asia Pasifik ini.

Thoriq Az Zuhri | 01 Apr, 21:58

La Liga 2024-2025 (Liga Spanyol). (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

La Liga 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal lengkap, hasil, dan klasemen La Liga (Liga Spanyol) musim 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 01 Apr, 14:08

Kompetisi Liga Italia 2024-2025 dimulai pada Sabtu (17/8/2024) lalu. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Italia

Liga Italia 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Liga Italia 2024-2025 telah bergulir pada Sabtu (17/8/2024) lalu, berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen yang diupdate sepanjang musim ini bergulir.

Irfan Sudrajat | 01 Apr, 13:58

Cover Mobile Legends. (Hendy Andika/Skor.id).

Esports

Deretan Lengkap Skin Season Mobile Legends Semua Musim

Sepanjang kehadiran Mobile Legends: Bang Bang, mereka selalu memberikan hadiah skin season setiap musimnya untuk pemain dengan rank tertentu.

Thoriq Az Zuhri | 01 Apr, 13:57

Liga Inggris 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen, serta profil klub lengkap Liga Inggris 2024-2025 yang akan diupdate sepanjang musim bergulir.

Irfan Sudrajat | 01 Apr, 13:50

Cover artikel Prawira Harum Bandung

Basketball

Alasan Prawira Bandung Datangkan Brandis Raley-Ross untuk Paruh Kedua IBL 2025

Komposisi pemain asing Prawira Bandung kembali lengkap jelang mengarungi paruh kedua IBL 2025.

Teguh Kurniawan | 01 Apr, 13:36

Load More Articles