SKOR.id – Nama petenis wanita Amerika Serikat (AS), Coco Gauff, ada di mana-mana beberapa waktu belakangan ini, baik di dalam maupun luar lapangan.Beberapa pekan lalu, petenis berusia 20 tahun itu masuk dalam daftar atlet paling laris di dunia menurut SportsPro dan merupakan pemain tenis top yang disebutkan.&nbsp;Kini, petenis dengan nama&nbsp;asli Cori Dionne Gauff&nbsp;itu disebut&nbsp;oleh Tyler, the Creator menjelang perilisan album rapper&nbsp;top asal AS&nbsp;tersebut yang akan datang. &nbsp;“Bangun ketika nama saya disebutkan dalam lagu Tyler, benar-benar gila!” tulis Gauff di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.&nbsp;“Terima kasih!” kata Gauff yang ditujukan kepada rapper, produser rekaman, sutradara, dan desainer fesyen bernama asli Tyler Gregory Okonma tersebut.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">waking up to my name being mentioned in a tyler song… absolutely insane 🤯. thank you <a href="https://twitter.com/tylerthecreator?ref_src=twsrc%5Etfw">@tylerthecreator</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/Chromakopia?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#Chromakopia</a> <a href="https://t.co/spDsBjd1aZ">https://t.co/spDsBjd1aZ</a>— Coco Gauff (@CocoGauff) <a href="https://twitter.com/CocoGauff/status/1850305995601305882?ref_src=twsrc%5Etfw">October 26, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Tyler,&nbsp;the Creator telah merilis album ketujuhnya yang diberi judul Chromakopia pada 16 Oktober 2024 lalu. Menjelang akhir pekan lalu, ia meluncurkan single ketiganya, Thought I Was Dead, bersama dengan video musik dan visual yang rumit.&nbsp;Penggemar rap dan fan tenis pun sibuk menguraikan semua lirik dan makna yang menangkap nama familiar di bait utama lagu yang juga menampilkan artis Santigold tersebut: B-tch, you ain't Coco Gauff, you can't serve me (Hei, kamu bukan Coco Gauff, kamu tidak bisa melayaniku).&nbsp;Tentu saja, servis Gauff yang sebenarnya masih dalam proses, menurut pengakuan sang petenis sendiri. Juara turnamen Grand Slam US Open (AS Terbuka) 2023 itu pada September lalu mengontrak Matt Daly – pelatih dengan keahlian dalam perubahan pegangan tangan di raket (grip) – ke dalam timnya untuk mengatasi masalah tersebut.&nbsp;Hasilnya, usai kekalahan dari Aryna Sabalenka di semifinal Wuhan Open, Gauff mampu bangkit dan berhasil mengalahkan Iga Swiatek, juara bertahan WTA Finals, di fase round robin&nbsp;turnamen tersebut pada Selasa (5/11/2024) lalu.&nbsp;“Maksud saya, ada saat-saat dalam pertandingan ketika Anda seperti merasa hanya ingin meninggalkan lapangan,” kata Gauff setelah kekalahan dari Sabalenka di Cina.&nbsp;“Saya pikir, saya tidak ingin diri saya terjerumus ke dalam mentalitas itu karena itu tidak akan mengubah apa pun. Saya hanya berusaha bersikap positif. Hari ini mungkin tidak berhasil.&nbsp;“Saya tahu dia (Aryna) juga punya masalah kesalahan ganda (double faults) yang serupa. Hal ini memberi saya kepercayaan diri mengetahui bahwa banyak pemain mengalami hal ini. Saya tidak khawatir karena saya sudah menemukan solusinya,” ucap Gauff yang melakukan 21 double faults&nbsp;saat dibekap Sabalenka.Saat berita ini diturunkan, Gauff yang kini berada di peringkat ketiga dunia, tengah menghadapi Barbora Krejcikova, petenis Rep. Ceko berperingkat 13 dunia, di WTA Finals yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fooeKLYn1OY?si=fF_ISzxUUmgE2x9g" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Nama Coco Gauff disebut dalam Thought I Was Dead, single terbaru rapper Tyler, the Creator.

Culture

Coco Gauff Takjub Namanya Disebut di Lirik Lagu Tyler, the Creator

SKOR.id – Ada kehidupan setelah tenis, dan Garbine Muguruza bertekad untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Mantan petenis nomor satu dunia asal Spanyol itu baru-baru ini menghiasi sampul majalah Mujer Hoy untuk edisi Oktober 2024 mendatang, sekaligus bicara soal aktifitasnya lima bulan setelah mengumumkan mundur dari tenis.&nbsp;“Saya tidak akan pernah mengatakan akan melakukannya (mundur dari tenis) pada usia 30,” kata Muguruza, yang resmi mundur dari tenis pada 20 April 2024 lalu.&nbsp;“Saya tahu bahwa karier saya tidak akan sepanjang Serena Williams atau Rafa Nadal karena pendekatan saya terhadap olahraga yang sangat intens.&nbsp;“Ketika sejak usia tiga tahun, saya hanya memikirkan tenis, tenis, tenis. Saya tidak melihat lebih dari itu. Saya bahkan berpikir bahwa saya akan kehilangan identitas saya jika saya berhenti bermain.” &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Apa yang dilakukan Muguruza usai gantung raket tenis? Bagaimana ia mampu cepat menemukan “identitas baru” setelah 12 tahun identik dengan tenis profesional?&nbsp;Skor.id&nbsp;akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).&nbsp;Garbine Muguruza Blanco yang lahir di Caracas, Venezuela, 8 Oktober 1993, adalah mantan pemain tenis profesional berdarah Spanyol (dari ayah asal Basque, Jose Antonio Muguruza) dan Venezuela (ibu, Scarlet Blanco).Muguruza mulai bermain tenis pada usia tiga tahun di lapangan tenis Mampote, di Guarenas di luar Caracas, dan langsung menunjukkan bakat dan keterampilan yang luar biasa.&nbsp;Setelah pindah ke Spanyol bersama keluarganya ketika dia berusia enam tahun, mencari prospek yang lebih baik dalam perkembangan tenisnya, Muguruza mulai berlatih di Akademi Tenis Bruguera di Barcelona bersama saudara laki-lakinya. Mereka semua bercita-cita menjadi pemain tenis profesional.Mulai turun profesional pada 2012, karier Muguruza melesat cepat. Ia menikmati pencapaian terbesar dalam kariernya hanya dalam enam tahun berikutnya dengan memenangi dua Grand Slam: French Open (Prancis Terbuka) 2016 dan Wimbledon 2017 – masing-masing mengalahkan Serena dan Venus Williams di final, menduduki posisi nomor satu dunia, finalis Australian Open 2020, dan menjuarai WTA Finals 2021.&nbsp;Setelah memainkan pertandingan tunggal profesional terakhirnya pada Januari 2023, Muguruza secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari tenis pada April 2024, karena cedera dan penurunan performa.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Data_1_Garbine_Muguruza_Dede_S_Mauladi_Skor_id_20286997f2.jfif" alt="Data 1 Garbine Muguruza - Dede S. Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Banyak yang menyayangkan Garbine Muguruza mundur dari tenis di usia relatif muda. (Dede S Mauladi/Skor.id)&nbsp;</figcaption></figure>Usaha Baru dan Proyek-proyek ProfesionalKini, Muguruza menyalurkan semangat kompetitifnya ke dalam usaha baru dan proyek profesional. Dimulai dengan terjun kembali ke dunia tenis sebagai direktur turnamen WTA Finals 2024 di Riyadh, Arab Saudi.Namun pertama-tama ada proyek yang lebih pribadi. Muguruza saat ini sedang dalam tahap perencanaan pernikahan menyeluruh, saat ia bersiap untuk menikahi tunangannya Arthur Borges di Marbella pada tanggal 5 Oktober 2024 nanti.Wanita berusia 30 tahun itu lantas mengenang kembali ke masa lalu pada bulan April, menandai berakhirnya apa yang digambarkan oleh Joel Drucker dari Tennis.com sebagai “karier tenis yang mirip dengan komet.”&nbsp;<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Data_2_Garbine_Muguruza_Dede_S_Mauladi_Skor_id_22cc9ca504.jfif" alt="Data 2 Garbine Muguruza - Dede S. Mauladi Skor.id.jfif"><figcaption>Garbine Muguruza kini merasa lebih nyaman dan menemukan kehidupan baru usai mundur dari tenis. (Dede S Mauladi/Skor.id)&nbsp;</figcaption></figure>Seperti dikutip Mujer Hoy, Muguruza mengatakan, intensitas tinggi yang sama serta pengorbanan yang diperlukan untuk mempertahankannya, akhirnya membuatnya memutuskan untuk gantung raket.&nbsp;“Olahraga adalah dedikasi, pengorbanan, disiplin, dan kompetisi. Semua orang berusaha mengambil alih posisi Anda, dan itu sangat melelahkan Anda. Susah perawatannya, ada tanggal kedaluwarsanya,” katanya.&nbsp;“Karier (tenis) saya merupakan karier yang eksplosif. Saya bukan pemain yang konsisten dan reguler, saya tidak pernah seperti itu.”Setelah memuncaki peringkat WTA dan mengangkat dua trofi Grand Slam, Garbine Muguruza sangat ingin menghadapi tantangan terbesar berikutnya dalam tenis sebagai mantan pemain pertama yang mengambil peran sebagai direktur turnamen di WTA Finals.&nbsp;Untungnya, dia sudah memiliki banyak pengalaman, setelah memenangkan turnamen akhir musim itu pada tahun 2021, ketika diadakan di Guadalajara, Meksiko.&nbsp;“Saya merasa sangat tersanjung dan gembira dengan kesempatan ini, yang memungkinkan saya mempelajari segala sesuatu yang diperlukan dalam sebuah kompetisi,” ujar Muguruza tentang WTA Finals 2024.&nbsp;Muguruza berharap WTA Finals 2024 sekaligus dapat berfungsi menjadi pameran tenis wanita, yang tidak hanya mengembangkan permainan tetapi juga mendorong para penggemar dan khususnya para gadis dan wanita untuk mengejar impian mereka.“Saya tahu betapa spesialnya WTA Finals ini bagi para petenis top kami. Namun, saya juga melihat potensinya untuk menginspirasi komunitas di seluruh dunia,” tuturnya.&nbsp;“Saya bersemangat untuk bekerja dengan tim yang hebat untuk mempersembahkan sebuah karya untuk atlet tenis wanita.”Penunjukan Muguruza menambah nama lain dalam daftar mantan petenis wanita yang kini menjabat sebagai direktur turnamen di berbagai ajang tur. Yang paling terkenal tentu Amelie Mauresmo di Roland Garros (French Open). Selain itu, mantan pelatih Muguruza, Conchita Martinez, telah menjabat untuk Billie Jean King Cup Finals sejak tahun lalu.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/SW-Ba1DCQJk?si=SgHGXxDtSLlAniz1" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Garbine Muguruza mampu cepat “melupakan” tenis untuk memulai karier baru sebagai direktur turnamen. 

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Bagaimana Garbine Muguruza Temukan ‘Identitas’ Usai Mundur dari Tenis 

SKOR.id – Beberapa petenis mengakui bahwa petenis kidal memiliki keuntungan tersendiri saat berlaga di lapangan.&nbsp;Alhasil, banyak petenis yang menggunakan tangan kanan harus melakukan persiapan khusus saat menghadapi petenis kidal.Memperingati Hari Kidal Internasional yang jatuh pada Selasa (13/8/2024), Skor Special edisi kali ini akan membahas alasan petenis kidal sering membuat repot dan tidak disukai lawannya.Skor Special merupakan artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya, dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.Apa sebenernya keistimewaan petenis kidal? Simak artikel Skor Special kali ini selengkapnya.Berkaca pada Rafael Nadal<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C-YedYtARYN"></oembed></figure>Saat masih kecil, Rafael Nadal, salah satu petenis legendaris bertangan kidal, memukul dengan dua tangan dari kedua sisi.Nadal kemudian diminta untuk memilih satu sisi sehingga ia akan melakukan pukulan forehand dengan satu tangan.&nbsp;Meskipun anak laki-laki itu melakukan sebagian besar hal dengan tangan kanan, ia secara naluriah mulai bermain tenis sebagai petenis kidal.Dengan bakat dan kegigihannya, Nadal ketika itu diprediksi menjadi petenis hebat sepanjang masa, apa pun yang terjadi.Apalagi menjadi kidal bisa memberinya keunggulan. Terutama, servisnya yang memantul tinggi ke backhand petenis tangan kanan. Itu terbukti sangat menantang bagi rivalnya, Roger Federer.&nbsp;Kemenangan di Roland Garros pada Prancis Terbuka 2022 memberikan Nadal 22 Grand Slam, satu gelar lebih banyak daripada rival abadinya, Federer.&nbsp;Nadal juga telah memenangkan Prancis Terbuka 14 kali, sebuah rekor yang sulit dilewati maupun disamakan petenis lainnya.&nbsp;Menjadi kidal merupakan keuntungan bagi seorang petenis. Petenis kidal secara alami memukul dengan sedikit putaran samping.Ia dapat melakukan servis melebar ke backhand petenis bertangan kanan di kotak servis pada titik-titik yang paling penting.Petenis bertangan kanan tiba-tiba merasa perlu menyesuaikan taktik mereka dalam reli setelah berhari-hari atau berminggu-minggu hanya bermain dengan lawan yang mengandalkan tangan kanan."Harus berganti taktik selama turnamen membuat petenis kidal sangat menyebalkan untuk dihadapi," kata petenis Italia, Matteo Berrettini.Bahkan Petra Kvitova, juara Wimbledon dua kali dan petenis putri kidal terbaik saat ini, pun mengaku tidak suka bertemu sesama petenis kidal.“Semua orang tidak suka bermain dengan petenis kidal karena butuh lebih banyak pemikiran,” ujar Kvitova,Ia juga merasa kewalahan saat menghadapi sesama petenis kidal.&nbsp;“Agak aneh, karena Anda ingin memukul dengan backhand dan tiba-tiba forehand&nbsp;mereka sudah ada di sana,” katanya.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Cwd7TNzL1_0"></oembed></figure>Sedangkan petenis putra Serbia, Filip Krajinovic, mengatakan, dirinya menghadapi petenis kidal sekali tiap satu atau dua bulan dan selalu mengalami kesulitan dalam penyesuaian.&nbsp;“Lebih sulit bermain melawan petenis kidal,” kata Krajinovic. “Mereka memiliki gaya permainan yang berbeda.”“Sedikit lebih sulit bagi saya saat mereka memainkan forehand&nbsp;lintas lapangan dengan posisi tinggi ke backhand saya.”“Jadi saya harus lebih fokus pada sisi itu dan benar-benar memukulnya dengan dalam lintas lapangan,” Krajinovic menambahkan.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Skor_id_f63c2e97fe.jpeg" alt="Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova (Hendy Andika/Skor.id)."><figcaption>Dari kiri: Rafael Nadal, John McEnroe, Jimmy Connors, Goran Ivanisevic, dan Martina Navratilova merupakan beberapa contoh petenis kidal tersukses (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>Tapi ada pengecualian, seperti dikatakan Cristian Garin, petenis Cile. "Saya sangat suka bermain dengan petenis kidal. Saya pikir servis saya lebih baik saat melawan mereka," ujar Garin.Kebetulan pelatih Garin adalah mantan petenis bertangan kidal, sehingga membantunya berlatih pengembalian servis.Sulit untuk membuktikan secara statistik apakah pemain kidal benar-benar diuntungkan. Kebanyakan petenis kidal akan kalah dari Nadal memang karena Nadal lebih baik.Dan kebanyakan petenis kidal juga akan mengalami nasib yang sama saat melawan Federer maupun Novak Djokovic.Namun, petenis kidal memang meraih kesuksesan yang tidak proporsional, terutama pada tur putra di mana servis merupakan senjata yang sangat penting.Meskipun petenis kidal berjumlah sekitar 10 persen dari populasi dunia, tiga dari 10 pemenang Grand Slam Teratas di Era Terbuka adalah pria (Nadal, Jimmy Connors, dan John McEnroe).Itu belum termasuk Rod Laver, yang memenangkan empat final dari 11 turnamen major-nya dalam Era Terbuka.Pada nomor ganda, keempat tim putra dengan kemenangan Grand Slam terbanyak di era Terbuka semuanya memiliki satu petenis kidal.&nbsp;Pada ATP Tour saat ini, ada 15 petenis kidal dalam Top 100 dan tujuh di Top 50. Dua juara Grand Slam terhebat di kalangan wanita — Martina Navratilova dan Monica Seles — adalah petenis kidal.Tetapi 10 petenis kidal di WTA Top 100 seimbang dengan demografi keseluruhan.Tentu saja, kebanyakan petenis kidal tidak sehebat Nadal, tapi menghadapi petenis kidal tetap membutuhkan sedikit tambahan strategi."Anda harus merencanakan pertandingan dengan cara yang berbeda.&nbsp;Ada putaran dan sudut yang berbeda yang harus Anda mainkan," kata petenis putri Ukraina, Elena Svitolina, berbagi resep.Ia pernah mengalahkan petenis kidal Angelique Kerber dan Kvitova secara berturut-turut di Stuttgart, Jerman, tapi kemudian dikalahkan petenis kidal lainnya, Jil Teichmann, di Madrid.Svitolina mengatakan masalah utama sebelum menghadapi petenis kidal adalah berlatih pengembalian servis.Sedangkan petenis putra Jerman, Jan-Lennard Struff, jika tidak bermain di turnamen, selalu berlatih melawan petenis kidal seminggu sekali.&nbsp;Wimbledon Ramah bagi Petenis KidalBerapa banyak petenis kidal yang berlaga di turnamen Grand Slam bergengsi, Wimbledon? Hanya 10% dari dunia yang kidal.&nbsp;Namun sejak Era Terbuka dimulai, sebanyak 23% gelar tunggal Wimbledon dimenangkan oleh petenis-petenis bertangan kidal.Berikut daftar petenis kidal yang berhasil menjadi juara Wimbledon sejak 1961:<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Skor_id_98fa54f86e.jpeg" alt="Para petenis kidal meraih kejayaan dalam turnamen Wimbledon (Yusuf/Skor.id)."><figcaption>Inilah para petenis kidal yang meraih kejayaan dalam turnamen Wimbledon (Yusuf/Skor.id).</figcaption></figure>Petenis kidal telah berhasil mendominasi lebih dari sekadar bagian yang wajar dari turnamen Wimbledon.&nbsp;Ada ratusan turnamen nomor tunggal di Wimbledon dari tahun 1968 hingga sekarang.&nbsp;Dengan jumlah orang kidal mencapai 10% dari populasi umum, jika mereka memiliki kesempatan sama, orang kidal diperkirakan telah memenangkan sekitar sembilan gelar. Faktanya, petenis kidal telah memenangkan 24 gelar.&nbsp;Kekuatan Petenis Kidal Mulai TerbacaMantan petenis kidal asal Inggris, Greg Rusedski, memberikan pendapatnya mengenai performa para petenis kidal saat ini.&nbsp;“Ketika masih junior, tiga pahlawan kidal saya adalah Martina Navratilova, Jimmy Connors, dan John McEnroe. Mereka mendominasi Wimbledon,” ujar Rusedski, dikutip dari BBC.“Namun sejak pencapaian gemilang itu, hanya enam gelar tunggal yang diraih oleh petenis kidal. Mungkin ini hanya jeda sebelum petenis kidal kembali mendominasi.”“Petenis tangan kanan mungkin secara bertahap memperkecil ketertinggalan, dengan peningkatan dalam persiapan pertandingan,” Rusedski menambahkan.“Petenis elite dan tim pelatih mereka kini memiliki analisis video dan statistik performa di ujung jari mereka yang dapat mengamati setiap detail permainan lawan mereka.”“Namun, memanfaatkan pengetahuan ini adalah hal lain. Saat petenis tangan kanan menghadapi petenis kidal, mereka tidak bisa bermain dengan autopilot.”&nbsp;“Diperlukan banyak trik dan banyak latihan untuk dapat menyesuaikan strategi Anda,” ujar Rusedski.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/J0tvqD-_vSo?si=b-fG13ZxUvarWFj0" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Petenis kidal juga tidak suka menghadapi sesama kidal.

Mengapa Petenis Kidal Lebih Merepotkan dan Tidak Disukai Lawan

Dari Jimmy Connors, Martina Navratilova, hingga Rafael Nadal, inilah 11 petenis kidal tersukses.

All Culture

Hari Kidal Internasional: 11 Petenis Kidal Tersukses di Dunia

SKOR.id – Netflix belum lama ini mengumumkan proyek dokumenter barunya, “Alcaraz, the Docuseries”.Shooting film dokumenter tersebut dimulai&nbsp;dari ajang ekshibisi bertajuk The Netflix Slam, yang dimenangkan Alcaraz saat melawan Rafael Nadal.&nbsp;Serial dokumenter yang dibuat Morena Films ini akan membawa kita ke dalam karier Carlos Alcaraz, petenis profesional Nomor 1 dunia termuda dalam sejarah tenis internasional.“Alcaraz, the Docuseries” akan mengisahkan keajaiban tenis Carlos Alcaraz baik di dalam maupun luar lapangan selama musim 2024.&nbsp;Seri ini akan makin dekat dengan salah satu atlet terbaik di dunia, yang merevolusi dunia tenis."Saya sangat senang dengan pengalaman bersama Morena Films dan Netflix. Orang-orang akan dapat menonton semua hal yang tidak Anda lihat di lapangan tenis,” kata Alcaraz.&nbsp;“Saya rasa ini adalah sesuatu yang sangat berbeda. Saya harap Anda menikmati serial ini sama seperti saya,” ia menambahkan.Proyek tersebut merupakan bagian dari komitmen Netflix terhadap kisah-kisah olahraga hebat seperti serial dokumenter tentang LaLiga, yang akan segera hadir di Netflix.Dan juga film hits lainnya seperti Formula 1: Drive to Survive, Full Swing, NASCAR: Full Speed, Quarterback, Tour de France: Unchained, Under Pressure: The U.S. Women's World Cup Team, Six Nations: Full Contact, dan banyak lagi.&nbsp;Netflix telah bermitra dengan liga olahraga seperti:<ul><li>Formula 1</li><li>National Football League (NFL)</li><li>PGA TOUR</li><li>Association of Tennis Professionals (ATP)</li><li>Women's Tennis Association (WTA)</li><li>Federation Internationale de Football Association (FIFA)</li><li>Hiburan Gulat Dunia (WWE)</li><li>Major League Baseball (MLB)</li><li>Dan banyak lainnya</li></ul>Tentang Film Alcaraz, the DocuseriesAlcaraz, the Docuseries merupakan serial dokumenter yang diproduksi oleh Morena Films untuk Netflix yang menggambarkan pemain nomor 1 termuda dalam sejarah tenis, Carlos Alcaraz.&nbsp;Netflix mengikuti Carlos Alcaraz selama musim 2024, dan sosoknya makin dekat dengan keajaiban petenis muda yang merevolusi dunia olahraga.&nbsp;Kita tidak hanya akan mengenal petenisnya,tapi juga kehidupan di luar lapangan dari salah satu olahragawan terbaik di dunia. Sebuah perjalanan luar biasa melalui sudut pandang Carlos Alcaraz.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/T7OGZXuGJ0w?si=tKUkYmrjz1criCIE" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Tentang Morena FilmsMorena Films didirikan pada 1999 untuk menciptakan konten berkualitas inovatif dengan ambisi komersial yang jelas di pasar internasional.&nbsp;Perusahaan ini memiliki akumulasi pengalaman selama 25 tahun dengan lebih dari 100 produksi film layar lebar dan serial.&nbsp;Morena saat ini sedang mengembangkan proyek olahraga seperti serial dokumenter tentang LaLiga dan Alcaraz, serial dokumenter untuk Netflix.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/n1tu4PUA_vU?si=4snvypP4CjY25rrC" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Alcaraz, the Docuseries kisahkan keajaiban tenis Carlos Alcaraz di dalam maupun luar lapangan selama 2024.

Films

Alcaraz, The Docuseries: Dokumenter Petenis Nomor 1 Termuda dalam Sejarah

SKOR.id –&nbsp;Petenis Danielle Collins mengumumkan akan pensiun pada tahun ini setelah tersingkir dari turnamen Grand Slam Australian Open 2024.Finalis edisi 2022 itu dikalahkan petenis putri peringkat satu dunia, Iga Swiatek pada putaran kedua di Rod Laver Arena, Melbourne Park yang berlangsung Kamis (18/1/2024).Sempat memimpin 4-1 saat set penentuan, Collins malah takluk dengan skor akhir 4-6, 6-3, 4-6.&nbsp;“Saya kalah 6-4 pada kuarter ketiga dari salah satu pemain terbaik di dunia, dan dia (Iga Swiatek) memainkan permainan tenis yang hebat,” ujar Collins seusai pertandingan.Lebih lanjut, petenis 30 tahun itu mengungkapkan musim ini menjadi tahun terakhirnya berkarier sebagai atlet profesional. Bahkan, secara blak-blakan&nbsp;ia mengaku sangat menantikan rencana pensiunnya tersebut.“Ini sebenarnya akan menjadi musim terakhir saya berkompetisi. Saya tidak tahu persisnya kapan, tapi ini akan menjadi musim terakhir saya dan saya sangat menantikannya,” ujar Collins dalam wawancaranya.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C2LunO5PJ1T"></oembed></figure>Danielle Collins yang pernah menduduki peringkat tujuh dunia, mencatatkan prestasi terbaik dalam Australian Open dengan menembus babak final pada 2022 lalu.Tetapi, ia takluk dari wakil tuan rumah Ashleigh Barty dalam perebutan gelar di partai puncak tersebut.Pencapaian impresif lainnya yang juga pernah ia catatkan di Grand Slam adalah dengan lolos ke perempat final French Open 2020.Sayangnya, setelah berhasil tembus peringkat 10 dunia pada pertengahan musim 2022, Collins menunjukkan penurunan performa.&nbsp;Karena sulit kembali konsisten, Collins akhirnya harus merelakan peringkatnya terjun hingga keluar dari daftar 50 besar dunia pada akhir musim lalu."Saya merasa memiliki karier yang cukup bagus. Pasti ada pasang surutnya. Saya pikir perjalanan dan beberapa hal di luar lapangan dengan penjadwalan dan sebagainya, ini adalah olahraga yang sangat sulit,” imbuh Collins.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C2OmN70PvXp"></oembed></figure>Atlet asal Amerika Serikat itu juga menambahkan bahwa keinginannya untuk memiliki anak menjadi pertimbangan utama ia memutuskan segera pensiun.“Saya mempunyai hal-hal lain yang ingin saya capai dalam hidup saya di luar tenis, dan saya ingin memiliki waktu untuk melakukan hal itu. Tentu saja, memiliki anak adalah prioritas besar bagi saya,” Collins menuturkan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/DfVT-igMs4U?si=GCufFVLzyUPbzo1L" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Petenis Danielle Collins mengumumkan akan pensiun tahun ini setelah tersingkir dari turnamen Grand Slam Australian Open 2024.

Latest Articles - petenis

Coco Gauff Takjub Namanya Disebut di Lirik Lagu Tyler, the Creator

Bagaimana Garbine Muguruza Temukan ‘Identitas’ Usai Mundur dari Tenis

Mengapa Petenis Kidal Lebih Merepotkan dan Tidak Disukai Lawan

Hari Kidal Internasional: 11 Petenis Kidal Tersukses di Dunia

Alcaraz, The Docuseries: Dokumenter Petenis Nomor 1 Termuda dalam Sejarah

Australian Open 2024: Dikalahkan Iga Swiatek, Danielle Collins Ungkap Rencana Pensiun