SKOR.id - Berhasil mengalahkan Amanda Anisimova, Aryna Sabalenka mampu meraih gelar US Open dua kali beruntun.Aryna Sabalenka yang merupakan unggulan pertama menang 6-3, 7-6(3), melawan Amanda Anisimova yang merupakan unggulan kedelapan pada Sabtu (6/9/2025) waktu setempat.Sabalenka jadi petenis putri pertama yang juara US Open back-to-back sejak Serena Williams melakukannya pada 2014 lalu.Bagi Sabalenka, ini merupakan kemenangan ke-100 dalam laga turnamen Grand Slam dan mencatat kemenangan ke-56 tahun ini.Setelah kekalahan menyakitkan di final Australian Open dan Roland Garros, Sabalenka akhirnya meraih trofi besar pertamanya tahun ini, dan jadi yang keempat sepanjang kariernya.Memang, Sabalenka adalah petenis nomor satu dunia dalam 46 pekan terakhir dan ia berkata tahun ini tak akan lengkap tanpa kehadiran gelar Grand Slam.Di sisi lain, Anisimova kini kalah beruntun di dua final Grand Slam.Sebelunya ia kalah 6-0, 6-0, dari Iga Swiatek di Wimbledon.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/J76SjhcKndc?si=wgRzVQOHmM-ZIUyn" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Aryna Sabalenka berhasil kembali merengkuh gelar US Open, kini ia mengalahkan Amanda Anisimova.

Tennis

Kalahkan Amanda Anisimova, Aryna Sabalenka Juara Back-to-Back US Open

SKOR.id - Petenis putri asal Indonesia, Janice Tjen, membuat kejutan pada US Open 2025. Menyusul, dia berhasil melaju ke babak kedua usai menaklukkan petenis Rusia, Veronika Kudermetova, pada babak pertama.Dalam pertandingan yang digelar di court 13 USTA Billie Jean King National Tennis Center, New York, Senin (25/8/2025) pagi WIB, itu Janice Tjen berhasil menang dengan 6-4, 4-6, dan 6-4.Kemenangan ini memang mengejutkan mengingat Veronika Kudermetova merupakan unggulan ke-24. Sementara Janice Tjen lolos ke US Open tahun ini melalui jalur kualifikasi.Keberhasilan ini membuat petenis berusia 23 tahun itu menantang salah satu petenis favorit, Emma Raducanu (Inggris), pada babak kedua, Rabu (27/8/2025) nanti.Emma Raducanu sendiri berhasil melaju ke babak kedua usai menundukkan petenis Jepang, Ena Shibahara, dengan 6-1, 6-2.Kisah Raducanu sendiri adalah salah satu cerita paling menakjubkan dalam sejarah tenis modern, ketika ia menjuarai US Open 2021 sebagai petenis kualifikasi.&nbsp;Sejak kejayaannya di New York empat tahun lalu, Raducanu harus menghadapi naik-turun performa serta menjalani operasi pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Kondisi itu membuatnya kesulitan menampilkan permainan terbaik.Namun, penampilan impresif di laga pembuka ini memberi sinyal positif bagi petenis peringkat 36 dunia di US Open 2025.“Ini adalah kemenangan pertama saya di sini sejak 2021, jadi terasa sangat spesial,” kata Raducanu, dikutip laman resmi US Open.&nbsp;“Babak pertama selalu sulit, apalagi di turnamen Grand Slam, rasa gugup pasti ada. Ena lawan yang sulit, dia memukul banyak bola ke baseline yang tidak saya sangka bisa menukik. Dia lolos dari babak kualifikasi, jadi biasanya lawan seperti itu sudah lebih terbiasa dengan kondisi.”“Saya sangat senang dengan bagaimana saya bisa mengendalikan diri dan mengatur permainan sepanjang pertandingan ini,” jelasnya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/07uq4rgF90w?si=ni7fhgxbInKrHltu" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Petenis putri Indonesia, Janice Tjen, bertemu dengan Emma Raducanu pada babak kedua US Open 2025, Rabu (27/8/2025) nanti.

Melaju ke Babak Kedua US Open 2025, Petenis Indonesia Janice Tjen Tantang Emma Raducanu

SKOR.id - Carlos Alcaraz berhasil meraih gelar keenamnya musim ini setelah menjuarai Cincinnati Open 2025, Senin (18/8/2025) waktu setempat. Namun kemenangan itu hadir dengan cara yang tidak biasa, karena rival utamanya, Jannik Sinner, terpaksa mundur hanya 23 menit setelah laga final dimulai akibat masalah kesehatan.Sinner, juara bertahan turnamen ini, terlihat kesulitan menghadapi cuaca panas terik. Setelah tertinggal 0-5 di set pertama, ia sempat memanggil tim medis, namun akhirnya tidak mampu melanjutkan pertandingan.“Saya sangat menyesal mengecewakan kalian,” kata Sinner kepada penonton, seperti dikutip laman resmi ATP Tour.&nbsp;“Sejak kemarin saya merasa tidak sehat. Saya berharap membaik semalam, tetapi kondisinya semakin buruk. Saya mencoba untuk tetap bermain, tetapi tidak bisa lebih lama,” tambahnya.Dengan kemenangan ini, Alcaraz mengoleksi trofi ke-22 di level ATP Tour sekaligus memperkuat peluangnya untuk mengakhiri tahun sebagai peringkat 1 dunia. Saat ini, petenis Spanyol berusia 22 tahun itu unggul 1.890 poin atas Sinner dalam klasemen PIF ATP Live Race To Turin.“Ini bukan cara yang saya inginkan untuk memenangi trofi,” ujar Alcaraz.&nbsp;“Tapi saya tahu Anda (Sinner) adalah juara sejati dan akan kembali lebih kuat. Itu yang selalu dilakukan para juara,” tuturnya.Rekor Sinner TerhentiKekalahan ini menghentikan rekor 26 kemenangan beruntun Sinner di lapangan keras. Kini, fokus petenis Italia itu adalah pemulihan cepat menjelang US Open 2025, di mana ia berstatus juara bertahan. Bahkan partisipasinya di nomor ganda campuran bersama Katerina Siniakova juga diragukan.Bagi Alcaraz, gelar ini terasa spesial setelah tahun lalu ia gagal di final Cincinnati melawan Novak Djokovic dalam salah satu laga paling epik ATP Tour. Kini, ia akhirnya menggenggam trofi tersebut, sekaligus menambah koleksi menjadi delapan gelar Masters 1000 — terbanyak setelah Djokovic (40).Kemenangan ini membuat Alcaraz unggul 9-5 atas Sinner dalam catatan pertemuan mereka (Lexus ATP Head2Head). Menariknya, musim ini keduanya sudah bertemu di empat final besar: Roma, Roland Garros, Wimbledon, dan kini Cincinnati.Dengan catatan 54 kemenangan dan enam gelar di tahun 2025, Alcaraz melangkah ke US Open dengan kepercayaan diri tinggi. Persaingannya dengan Sinner dipastikan kembali menjadi sorotan utama di Flushing Meadows.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/SztUEzCsOwI?si=sIem5uiqaThv_W-I" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Carlos Alcaraz juara setelah Jannik Sinner terpaksa mundur hanya 23 menit setelah laga final dimulai.

Juara Cincinnati Open 2025, Carlos Alcaraz Hentikan Rekor Jannik Sinner

SKOR.id - Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan tim tenis Piala Davis Indonesia. Menyusul, mereka berhasil mendapatkan tiket promosi ke play-off Piala Davis Grup II 2026.&nbsp;Itu setelah mereka menjadi juara Pool B Piala Davis Grup III Asia/Oseania 2025 yang digelar di Bac Ninh City, Vietnam.Prestasi ini diraih usai tim Davis Indonesia mengalahkan Suriah dengan skor tipis 2-1 pada laga penentu, Jumat (18/7/2025) malam.Dalam turnamen yang melibatkan sembilan negara ini, Indonesia tergabung di Pool B bersama Suriah, Yordania, Sri Lanka, dan Kamboja. Selama fase grup, Indonesia tampil impresif dengan mengantongi empat kemenangan tanpa terkalahkan, termasuk kemenangan telak 3-0 atas Kamboja dan Sri Lanka, serta kemenangan 2-1 atas Yordania sebelum menundukkan Suriah.Pada pertandingan terakhir melawan Suriah, pemain tunggal Nathan Anthony Barki harus mengakui keunggulan lawannya setelah kalah 1-6, 3-6 dari Taym Alazmeh. Namun, Indonesia segera membalas lewat tunggal pertama Muhammad Rifqi Fitriadi yang menang mudah 6-1, 6-1 atas Hazem Naw, menyamakan kedudukan menjadi 1-1.Laga kemudian ditentukan lewat partai ganda yang mempertemukan Rifqi dan Christopher Rungkat kontra Taym Alazmeh dan Rabee Saleem. Pasangan Indonesia berhasil bangkit setelah kalah set pertama dan akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 4-6, 6-3, 6-2, memastikan kemenangan 2-1 bagi Indonesia.Dengan hasil tersebut, Indonesia memimpin klasemen Pool B dengan rekor kemenangan 4-0 dan rasio set 10-2. Selanjutnya, tim Merah Putih akan bertemu juara Pool A, Thailand, yang tak kalah impresif dengan catatan 9-0, dalam laga play-off penentu peringkat di Grup III yang dijadwalkan Sabtu (19/7/2025) pukul 14.00 WIB.Tahun lalu, Indonesia sempat turun ke Grup III dan gagal mempertahankan posisi di Grup Dunia II setelah kalah di babak play-off. Kini, keberhasilan itu membuka peluang Indonesia kembali merebut posisi di Grup II pada gelaran Piala Davis 2026 mendatang.Strategi dan performa tim yang terus membaik menjadi modal penting bagi Indonesia untuk tampil kompetitif di level yang lebih tinggi. Masyarakat pencinta tenis tanah air tentu menantikan kiprah berikutnya dari skuad Davis Indonesia.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Uw7LjZD0vYM?si=N-r2tvZzC6G6ImNm" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Tim Indonesia keluar sebagai juara Pool B Piala Davis Grup III Asia/Oseania 2025.

Juara Pool B, Indonesia Promosi ke Play-Off Piala Davis Grup II

SKOR.id - Tak ada trauma yang membayangi saat Jannik Sinner berhasil meraih gelar Wimbledon pertamanya.Banyak pihak yang mengatakan Jannik Sinner mungkin memiliki trauma saat ia berhasil lolos ke final Wimbledon tahun ini.Lima pekan lalu di final Prancis Terbuka di Roland-Garros, Jannik Sinner melewatkan tiga Championship Points dan gagal jadi juara.Kini melawan lawan yang sama, Carlos Alcaraz, semua keraguan hilang dalam pertandingan yang berjalan tiga jam lebih empat menit.Sinner mampu menang dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4, untuk meraih gelar Wimbledon pertamanya."Saya mendapatkan kekalahan yang berat di Paris, tetapi pada akhirnya tak peduli bagaimana Anda menang atau kalah, khususnya di turnamen-turnamen penting, Anda hanya harus mengerti apa kesalahan yang Anda lakukan," ujar Sinner."Saya mencoba dan terus berlatih, itu yang saya lakukan. Saya mencoba menerima kekalahan dan terus berlatih, ini adalah salah satu alasan mengapa saya akhirnya mendapatkan trofi ini."<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">S1NNER 🏆 World No.1 Jannik Sinner defeats Carlos Alcaraz to claim his first Wimbledon title 🇮🇹 <a href="https://t.co/s9wjDI1gZS">pic.twitter.com/s9wjDI1gZS</a>— Wimbledon (@Wimbledon) <a href="https://twitter.com/Wimbledon/status/1944462816456614359?ref_src=twsrc%5Etfw">July 13, 2025</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Sang petenis no 1 dunia itu juga mengatakan bahwa ia sangat bagaia dengan kemenangan ini."Saya bersyukur saya sehat, juga saya memiliki orang-orang hebat di sekeliling saya, yang merupakan hal terpenting dan mendapatkan trofi ini sangat berarti untuk saya," ujar Sinner."Pada game terakhir, saya servis dengan sangat baik jadi saya sangat bahagia dengan hal itu. Pertandingan ini Best of 5, setiap momen bisa mengubah pertandingan, jadi saya sangat senang bisa melakoni laga dengan baik. Ini perasaan yang luar biasa."Ini adalah gelar Grand Slam keempat pria asal Italia tersebut setelah Australia Open 2024 dan 2025, serta US Open 2024.STATISTIK JANNIK SINNER DI FINAL WIMBLEDON 2025:Aces: 8 Double Faults: 2 1st Serve In: 72/117 (62%) Break Points Won: 4/9 (44%) Winners: 40 Unforced Errors: 40 Total Points Won: 125<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/g4CQcAFG2ZA?si=s4jnAQ0EEEEqtWI-" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Jannik Sinner berhasil meraih gelar Wimbledon pertamanya meski dibayang-bayangi kegagalan di final Roland-Garros.

Tak Ada Trauma, Jannik Sinner Raih Gelar Wimbledon Pertama

SKOR.id - Petenis asal Polandia, Iga Swiatek, akhirnya bisa mewujudkan impiannya untuk menjuarai turnamen Grand Slam Wimbledon 2025.&nbsp;Dia menjadi juara usai menaklukkan Amanda Anisimova (Amerika Serikat) yang gagal tampil maksimal di final, Sabtu (12/7/2025), akibat diliputi ketegangan. Iga Swiatek tak memberi ampun. Kemenangan brutal 6-0, 6-0 yang diraihnya menjadi skor final Grand Slam pertama dengan double bagel di Wimbledon dalam 114 tahun terakhir.Swiatek, 24 tahun, menjadi petenis Polandia pertama – pria maupun wanita – yang memenangkan Wimbledon. Kemenangan ini juga menjadi gelar Grand Slam keseratusnya, dan yang pertama di permukaan rumput, sekaligus menegaskan kembalinya Swiatek ke performa puncak — di permukaan yang selama ini dianggap paling asing baginya.Ia kini tercatat sebagai wanita pertama sejak Monica Seles (1992) yang memenangi enam final Grand Slam pertamanya, dan satu-satunya pemain aktif yang meraih gelar mayor di semua permukaan: keras, tanah liat, dan rumput.“Rasanya benar-benar tidak nyata,” kata Swiatek, usai partai final dikutip laman resmi turnamen Wimbledon.“Sejujurnya, saya bahkan tidak pernah bermimpi tentang momen ini karena terasa terlalu jauh. Tim saya lebih percaya pada saya dibanding saya sendiri. Tidak ada turnamen seperti Wimbledon. Dulu saya selalu merasa cemas di sini. Bertanding di Centre Court terasa seperti tekanan yang luar biasa. Tapi tahun ini saya belajar untuk merasa nyaman,” ujarnya.Meskipun pertandingan final tidak berjalan seimbang, perjalanan Anisimova tetap layak mendapat sorotan. Petenis Amerika itu sempat tenggelam dari dunia tenis, bahkan tahun lalu gagal menembus babak utama Wimbledon karena tersingkir di babak kualifikasi. Setelah vakum tujuh bulan dan turun ke peringkat 442 dunia, kini ia mencatat sejarah sebagai pemain pertama yang mampu lolos ke final Wimbledon hanya setahun setelah gagal dari kualifikasi.Sayangnya, di final ini, rasa gugup menguasai permainannya. Semua semangat dan ketangguhan yang ia tunjukkan saat mengalahkan unggulan pertama Aryna Sabalenka di semifinal hilang, tergantikan oleh serangkaian kesalahan akibat tekanan mental.“Saya tahu hari ini saya belum cukup baik, tapi saya akan terus bekerja keras,” kata Anisimova dengan berlinang air mata.&nbsp;“Saya akan selalu percaya pada diri sendiri dan berharap bisa kembali ke sini suatu hari nanti,” tegasnya.Bagi Swiatek, kemenangan ini tak hanya soal piala, tapi juga simbol dari penaklukan pribadi atas rasa ragu dan tekanan. Ia tampak bukan sekadar lega, melainkan benar-benar tak percaya. Mungkin karena itulah ia tampil lepas, tidak terbebani ekspektasi, dan justru menemukan jalur menuju kemenangan.Menariknya, keberhasilan Swiatek di Wimbledon ini turut dipengaruhi oleh penurunan performanya pasca gelar Roland-Garros tahun lalu. Karena tak mencapai final hingga bulan lalu, ia punya waktu lebih awal untuk beradaptasi di rumput. Hasilnya terlihat saat menjadi runner-up di Bad Homburg.Jika dulu ia terlihat kikuk di rumput – seperti kucing yang ragu melangkah di atas salju – kini Swiatek tampil dominan di taman ala Inggris, bahkan seolah berguling santai di antara bunga-bunga ungu dan hijau, merayakan kemenangannya bersama trofi Venus Rosewater Dish.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/g4CQcAFG2ZA?si=lLVH4WHtXklSgKbT" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div> &nbsp; &nbsp;

Iga Swiatek berhasil menjuarai tunggal putri Wimbledon 2025 usai mengalahkan Amanda Anisimova di final.

Juara Wimbledon 2025, Iga Swiatek Pecahkan Rekor 114 Tahun

SKOR.id - Kabar membanggakan dari dunia tenis Indonesia. Pasalnya, petenis putri Indonesia, Janice Tjen, terus meraih prestasi di pentas internasional.Teranyar, dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik ITF World Tennis Tour Bulan Juni 2025. Ini menjadi penghargaan kali kedua secara beruntun yang diraih petenis berusia 23 tahun tersebut, setelah menorehkan performa luar biasa sepanjang Juni 2025.Tercatat, Janice Tjen berhasil meraih empat gelar juara pada Juni 2025. Tjen membuka bulan Juni dengan gaya meyakinkan di turnamen W15 Maanshan, di mana ia menjuarai kompetisi tanpa kehilangan satu set pun. Ia mengulang pencapaian tersebut seminggu kemudian di W35 Luzhou.Performa impresifnya terus berlanjut di turnamen W50 Taizhou, yang menjadi gelar terbesar dalam kariernya sejauh ini — dan lagi-lagi ia meraihnya tanpa kehilangan satu set pun. Meski rekor 42 kemenangan set beruntun terputus di babak kedua W35 Taipei, Tjen tetap menutup bulan Juni dengan trofi juara."Terpilih kembali sebagai Player of the Month sungguh berarti besar bagi saya," ujar Tjen, dikutip laman resmi ITF."Saya sangat berterima kasih atas dukungan tanpa henti dari para pelatih, keluarga, dan sponsor. Kepercayaan mereka telah membantu saya melewati berbagai tantangan, dan saya tidak akan berada di titik ini tanpa mereka,” tambahnya.Berkat hasil gemilang ini, Tjen kini menjadi petenis tunggal putri dengan raihan gelar terbanyak di ITF World Tennis Tour 2025, yakni enam trofi. Dengan total 13 gelar sepanjang kariernya di ajang tersebut dan peringkat WTA yang kini sudah 221 dunia, menarik untuk menanti ke mana kiprah luar biasa Janice Tjen akan berlanjut.Bukan hanya untuk tunggal putri, tapi dia juga memiliki prestasi di nomor ganda putri. Tercatat, sepanjang 2025, Tjen sudah mengoleksi empat gelar juara. Dengan demikian secara keseluruhan dia telah meraih 10 gelar juara dalam ITF World Tennis Tour pada 2025.Berikut daftar gelar juara Janice Tjen sepanjang 2025:Tunggal Putri: W35 Goyang, W35 Andong, W15 Maanshan, W35 Luzhou, W50 Taizhou, W35 TaipeiGanda Putri: W35 Goyang (bersama Saki Imamura), W35 Luzhou (bersama Priska Madelyn Nugroho), W50 Taizhou (bersama Priska Madelyn Nugroho), W35 Taipei (bersama Park So-hyun)<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ITop7XKPAjc?si=Y_BmSbJssur1nLLv" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Petenis putri Indonesia, Janice Tjen, juga dinobatkan sebagai pemain terbaik ITF bulan Juni 2025.

Petenis Putri Indonesia Janice Tjen Sudah Koleksi 10 Gelar ITF pada 2025 

SKOR.id - Real Madrid telah resmi mendapatkan wonderkid Argentina, Franco Mastantuono, yang sebelumnya membela River Plate.Tak tanggung-tanggung, Real Madrid memberikan kontrak selama enam tahun untuk Franco Mastantuono, atau hingga Juni 2031."Real Madrid C.F. ingin mengumumkan bahwa Franco Mastantuono akan bergabung dengan klub untuk enam musim ke depan, dari 14 Agustus 2025 hingga 30 Juni 2031," tulis pernyataan resmi Real Madrid.Sederet rekor berhasil dicatatkan oleh Franco Mastantuono yang memperkuat tim utama River Plate di musim 2024-2025.Februari 2024, ia menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah River Plate, saat membantu timnya memenangi trofi Piala Super Argentina.Selain itu, Franco Mastantuono juga menjadi pemain termuda dalam sejarah, yang tampil di laga resmi bersama Timnas Argentina.Kedatangan Franco Mastantuono, membuat Real Madrid kembali memiliki pemain asal Argentina, setelah terakhir kali 11 tahun yang lalu.Dilansir dari Transfermarkt, pemain Argentina terakhir yang tampil di tim utama Real Madrid adalah Angel Di Maria.Ada cerita menarik mengenai Franco Mastantuono, yang ternyata tidak hanya lihai dalam bermain sepak bola, tetapi juga di olahraga lainnya.Dilansir dari AS, Franco Mastantuono ternyata punya kemampuan mengesankan di bidang olahraga tenis lapangan.Bahkan Franco Mastantuono dikenal sebagai salah satu petenis usia muda terbaik yang dimiliki Argentina."Dia adalah salah satu pemain tenis terbaik di negaranya," ujar Guilermo Coria yang pernah menjadi pelatihnya.Wonderkid yang lahir pada 14 Agustus 2007 tersebut, pernah mengikuti turnamen nasional.Kemammpuannya dalam mengayun raket dan menendang bola dinilai sama-sama hebat.Namun, sepak bola akhirnya menjadi jalan yang ia pilih, sebuah gagasan yang berasal dari ayahnya yang juga merupakan seorang pelatih.Pada usia sembilan tahun, bakat Franco Mastantuono terpantau oleh Daniel Brizuela, seorang pencari bakat River Plate."Naluriku mengatakan bahwa dia adalah seorang jenius, bakat yang luar biasa," ujar Daniel Brizuela.Namun, karena jarak tempat tinggalnya terpaut 300 kilometer dari Buenos Aires, Mastantuono sempat melanjutkan perjalananya di dunia tenis selama dua tahun.Hingga akhirnya dia baru menerima pinangan River Plate dan bergabung ke akademi klub.Ia menjadi talenta berharga River Plate, dan pada tahun 2019 sudah menjalani debut bersama tim muda serta memenangi kompetisi kelompok usia.mastantuono mencatat sejarah pada tahun 2024 ketika menjadi debutan termuda River Plate di usia 16 tahun 167 hari.Kini dirinya telah resmi dikontrak Real Madrid, meski masih akan membela River Plate di Piala Dunia Antarklub 2025.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/VKJK9gt8cxU?si=1z6ujALMiLXkHUYI" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Franco Mastantuono, wonderkid Argentina yang bergabung ke Real Madrid ternyata jago bermain tenis.

La Liga

Franco Mastantuono, Jagoan Tenis yang Kini Resmi Merapat ke Real Madrid

SKOR.id - Petenis asal Spanyol, Carlos Alcaraz, sukses menjuarai French Open 2025. Bertanding di hadapan sekitar 15 ribu penonton di Court Philippe-Chatrier, Minggu (8/6/2025) waktu setempat, Carlos Alcaraz menaklukkan rivalnya Jannik Sinner dengan skor 4-6, 6-7(4), 6-4, 7-6(3), 7-6(10-2).Kemenangan ini semakin menunjukkan semangat pantang menyerah dari Carlos Alcaraz. Datang ke laga ini dengan rekor tak terkalahkan di tujuh final major secara kolektif, Alcaraz dan Sinner telah bertemu 11 kali sebelumnya, namun belum pernah dalam pertandingan dengan taruhan sebesar ini.Belum pernah sebelumnya Alcaraz bangkit dari ketertinggalan dua set dan keluar sebagai pemenang. Belum pernah ada pemain yang selamat dari tiga match point di Roland-Garros. Namun Alcaraz berhasil melakukannya.“Jujur saja, saya lebih suka menang dalam tiga set,” ujar Alcaraz, dikutip situs resmi Roland-Garros.&nbsp;“Tapi saat Anda berada dalam situasi sulit, Anda harus terus bertarung. Ini final Grand Slam, bukan waktunya menyerah. Saat tekanan datang, di situlah juara sejati lahir—saya hanya mencoba merasa nyaman dalam tekanan itu, dan tidak takut menghadapinya,” tegasnya.Beda usia mereka tak sampai 19 bulan, dan sebagai penerus era Big Three (Federer, Nadal, Djokovic), keduanya sudah sangat mengenal satu sama lain. Tugas utama tim mereka menjelang laga ini adalah menciptakan ketenangan dan kejernihan pikiran agar para pemain dapat tampil optimal.Melalui determinasi yang luar biasa, Alcaraz menemukan rasanya menang di tengah situasi penuh tekanan.Setelah 5 jam 29 menit—final Grand Slam terlama kedua setelah duel klasik Djokovic vs Nadal di Australian Open 2012—Alcaraz berhasil meraih gelar Grand Slam kelimanya.Akan sulit untuk segera menentukan apakah pertandingan ini akan sejajar dengan epik seperti Federer vs Nadal (Melbourne 2017), Djokovic vs Federer (Wimbledon 2019), atau Nadal vs Federer (Wimbledon 2008), tapi Alcaraz tetap rendah hati.“Kalau orang menempatkan pertandingan kami dalam deretan laga klasik itu, itu kehormatan besar. Tapi saya biarkan orang lain yang menilainya,” ucap Alcaraz.Alcaraz pun menjadi pemain pertama sejak Djokovic empat tahun lalu yang bangkit dari dua set tertinggal di final Roland-Garros, dan juga menjadi pemain kedua setelah Roger Federer yang memenangkan lima final Grand Slam pertamanya.Uniknya, gelar kelima ini datang di usia yang sama persis dengan saat Rafael Nadal memenangkan Grand Slam kelimanya: 22 tahun, 1 bulan, dan 3 hari.“Saya harus menyadari dulu bahwa saya benar-benar melakukannya. Dan fakta bahwa saya meraih Grand Slam kelima di usia yang sama dengan Rafa, itu seperti takdir bagi saya,” kata Alcaraz.“Itu akan jadi catatan yang saya simpan selamanya—memenangkan gelar kelima di usia yang sama dengan idola saya. Sebuah kehormatan besar. Dan semoga ini belum berakhir,” pungkas petenis kelahiran Villena, Spanyol, 5 Mei 2003 itu.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/qC_Dhp7PNgs?si=tBtnZZF2qCVX_Puy" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Carlos Alcaraz berhasil meraih gelar Grand Slam kelimanya pada usia yang sama seperti Rafael Nadal.

Juara French Open 2025, Carlos Alcaraz Samai Catatan Rafael Nadal

SKOR.id - Petenis tunggal putri Amerika Serikat, Coco Gauff, akhirnya mewujudkan impiannya menjadi juara French Open 2025. Itu setelah, dia menaklukkan petenis putri nomor 1 dunia, Aryna Sabalenka, dengan 6-7(5), 6-2, 6-4, pada final yang digelar di Court Philippe-Chatrier, Sabtu (7/6/2025) waktu setempat.&nbsp;Ini menjadi gelar Grand Slam kedua untuk kategori tunggal putri bagi petenis berusia 21 tahun itu, setelah sebelumnya berhasil menjuarai US Open 2023.“Sejujurnya, saya tidak berpikir saya bisa melakukannya,” kata Gauff, usai menggenggam trofi juara Coupe Suzanne-Lenglen, dikutip dari laman resmi turnamen.“Tapi saya akan mengutip Tyler the Creator: ‘Kalau saya bilang pernah meragukan diri sendiri, pasti saya sedang berbohong’,” tambahnya.Gelar ini sekaligus pengobat rasa sakit dirinya yang pernah gagal pada final tahun 2022. Ketika itu, saat usianya masih 18 tahun, Coco Gauff ditaklukkan Iga Swiatek di partai final.&nbsp;“Itu masa yang sulit,” kenangnya.&nbsp;“Saya meragukan diri sendiri, bertanya-tanya apakah saya bisa melewatinya, terutama dengan mentalitas saya saat memasuki pertandingan itu. Saya menangis sebelum pertandingan, sangat gugup, sampai sulit bernapas. Saya berpikir, kalau saya tidak bisa menghadapinya sekarang, bagaimana nanti?” tuturnya.Kini di usia 21 tahun, gadis asal Florida itu punya perspektif yang membantunya. Ia memang sejak muda dikenal dewasa dari usianya, dan kebijaksanaan itu jadi salah satu alasan ia mampu tampil tenang saat menghadapi Sabalenka.Awal pekan ini, Gauff menjelaskan cara dia menghadapi tekanan final Grand Slam.“Saya pikir, menyadari betapa kecilnya ini dibanding masalah kehidupan,” ucapnya.&nbsp;“Semua orang di luar sana menghadapi hal yang jauh lebih besar daripada kalah di final. Semua pemain hebat. Yang membedakan adalah siapa yang bisa bertahan dalam momen-momen sulit,” jelasnya.Dengan demikian, Coco Gauff berhasil menjuarai French Open dalam dua kategori berbeda. Sebelumnya, dia pernah menjuarai ajang yang juga bernama Roland-Garros ini pada 2024 untuk kategori ganda putri saat berpasangan dengan petenis putri Republik Ceko, Katerina Siniakova.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/qC_Dhp7PNgs?si=sC0uhuhv8wWsOOfA" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Coco Gauff berhasil menjadi juara tunggal putri French Open 2025, usai menaklukkan Aryna Sabalenka di final.

Latest Articles - Tenis