SKOR.id – Ducati meraih 19 kemenangan dari 20 balapan Grand Prix pada MotoGP tahun 2024, sebuah pencapaian yang mengejutkan mengingat daya saing para pesaingnya.
Prestasi pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, tersebut yang menyapu bersih semua gelar yang dilombakan di MotoGP musim lalu: pembalap melalui Jorge Martin (Prima Pramac Racing), tim lewat skuad pabrikan Ducati Lenovo Team, dan konstruktor.
Kesuksesan Ducati di MotoGP 2024 lalu tidak lepas dari delapan motor yang mereka turunkan di grid, yakni masing-masing dua unit Ducati Desmosedici GP untuk Ducati Lenovo, skuad satelit mereka Prima Pramac Racing, serta kedua tim independen: Gresini Racing MotoGP dan Pertamina Enduro VR46 Racing Team.
Musim 2025 nanti, tiga rider potensial Ducati, yakni Martin, Enea Bastianini (Ducati Lenovo), dan Marco Bezzecchi (VR46 Racing) tidak akan lagi menggeber Desmosedisi GP. Tim Pramac pun akan berganti sepeda motor dengan menjadi skuad satelit Yamaha.
Pun begitu, Davide Tardozzi selaku Manajer Tim Ducati Corse yakin bila pada tahun 2025 masih akan mampu mendominasi, bahkan jauh lebih baik.
Mengapa Ducati begitu yakin mampu mengulang torehan musim lalu pada MotoGP 2025 nanti? Seberapa besar pengaruh dari kepergian sejumlah pembalap top dan berkurangnya jumlah motor di grid?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Alasan Utama Ducati Percaya Diri Mampu Ulangi Sukses di MotoGP 2025
Bastianini telah disingkirkan dan digantikan oleh Marc Marquez, yang bisa dibilang sebagai talenta balap roda dua terhebat yang pernah ada. Saat masih pendatang baru kelas premier, ia sudah mampu mengungguli para jagoan MotoGP seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa, yang saat itu berada di masa jayanya.
Hasilnya, Marc Marquez mampu merebut gelar juara dunia kedelapannya sebelum usia 30 tahun. Tidak mengherankan bila Ducati berani “membuang” Bastianini, Martin, dan Bezzecchi, demi menempatkan rider asal Spanyol itu di tim pabrikan mereka musim depan.
Marquez meninggalkan Honda—tepatnya di tim pabrikan Repsol Honda, skuad yang dibelanya sejak debut MotoGP pada 2013—pada awal Oktober 2023 setelah menjalani musim yang sukses untuk bergabung dengan Gresini Ducati.
Tidak mengherankan bila lantas Marquez menjadi pembalap independen teratas sekaligus menjadi duri yang konsisten di sisi Bagnaia, Martin, dan Bastianini, yang semuanya merupakan rider dengan motor terbaik karena menggeber Ducati Desmosedici GP24 sementara Marquez mengendarai GP23 alias spesifikasi lama untuk menjalani musim 2024.
Jelas terlihat pada tahun 2024 bahwa Marquez tidak kehilangan magisnya. Meskipun ia mungkin tidak sekonsisten beberapa musim lalu, juara MotoGP enam kali—2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019—itu masih menjadi salah satu dari empat pembalap teratas sepanjang musim.
Oleh karena itu, dengan berada di tim pabrikan Ducati dengan modal teknologi, segudang pengalaman, dan rekan setim kompetitif, Marquez jelas merupakan favorit kuat untuk meraih gelar juara MotoGP pada tahun 2025.
Ducati meyakini dengan menduetkan Bagnaia dengan Marquez yang dinilai lebih kompetitif, pengalaman, dan mampu mendatangkan sponsor besar ketimbang Martin ataupun Bastianini mereka akan membentuk salah satu pasangan pembalap terbaik yang terakhir terlihat di MotoGP sejak Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di tim pabrikan Yamaha pada 2008 sampai 2010 dan 2013 sampai 2016.
Kepergian sejumlah pembalap potensial dan hilangnya salah satu tim rekanan andalan mulai MotoGP 2025, diyakini Ducati akan tergantikan oleh adanya Marquez di tim pabrikan mereka.
Marquez meraih beberapa kemenangan pada musim 2024 lalu meskipun menggunakan motor yang lebih tua dan tidak memiliki tingkat pengalaman yang sama dengan para pembalap yang ia lawan akhir pekan demi akhir pekan dengan motor Ducati.
Namun karena alasan itulah Ducati berpikir mereka tidak hanya memiliki pembalap di masa jayanya yang cukup bagus untuk memenangkan balapan, tapi juga memenangi gelar. Itulah sebabnya Tardozzi mengklaim Ducati akan memiliki “tim impian” mulai MotoGP 2025.
“Kami telah melepas beberapa rider papan atas ke merek lain. Namun pada akhirnya, sejujurnya, menurut saya kami akan memiliki tim impian,” tütur Tardozzi seperti dikutip situs motogp.com.
“Saya pikir Pecco (Bagnaia) dan Marc (Marquez) adalah pembalap yang luar biasa, saya pikir kami akan mengelola kolaborasi yang baik antara kedua pembalap tersebut.
“Kami akan menjadi tim yang harus dikalahkan tahun depan. Saya tahu merek lain berkembang dari sisi teknis dan susunan pembalap mereka. Tetapi pada akhirnya, saya pikir tim pabrikan Ducati akan sangat tangguh tahun depan.”
Tidak ada keraguan bahwa Ducati akan memulai sebagai favorit untuk memenangi gelar pada MotoGP tahun 2025 dengan komposisi pembalap Bagnaia atau Marquez di tim pabrikan. Terutama karena Martin, Bezzecchi, dan Bastianini semuanya akan mengendarai motor baru bagi mereka.
Namun, apakah Ducati bisa sebaik tahun 2024 akan menjadi salah satu tantangan terberat yang pernah ada di MotoGP.
Problem-problem yang Mungkin Dihadapi Ducati untuk Mendominasi MotoGP 2025
Kehilangan pembalap sekaliber juara dunia Jorge Martin dan Bezzecchi yang sama-sama ke tim pabrikan Aprilia, serta Bastianini ke skuad satelit KTM, Tech3, plus keputusan Pramac Racing bergabung ke Yamaha, sejatinya tidak bisa dianggap enteng oleh Ducati.
Kepergian para pembalap hebat dan tim satelit andalan itu bisa memberikan implikasi serius bagi Ducati jika ingin kembali mendominasi MotoGP 2025. Berikut beberapa di antaranya:
1. Data Teknis Berkurang
Musim 2024 lalu, Ducati menjadi pabrikan dengan motor terbanyak di grid, delapan dari total 22 milik rider reguler.
Saat itu, Ducati menurunkan empat motor terbaru, Desmosedici GP24, dan empat motor musim sebelumnya (2023), Desmosedici GP23. Ducati GP24 untuk para rider tim pabrikan Ducati dan Pramac Racing sedangkan GP23 untuk Gresini dan VR46 Racing.
Banyaknya motor di grid membuat Ducati mampu mengoleksi banyak data plus masukan berharga dari pembalap untuk mengembangkan motor.
Musim depan, kepergian Pramac membuat Ducati hanya akan menurunkan enam Desmosedici GP. Dari jumlah itu, hanya tiga yang kemungkinan besar akan memiliki spesifikasi motor teranyar alias 2025.
Tim VR46 diperkirakan akan menerima satu unit GP25, sedangkan dua sepeda motor spesifikasi 2025 lainnya akan digeber Bagnaia dan Marquez di tim pabrikan. Dalam skenario ini, tim Gresini akan terus mengendarai dua Ducati dari tahun sebelumnya, demikian pula motor kedua tim VR46. Selanjutnya tim Pramac akan lolos ke Yamaha untuk tahun 2025.
2. Pengembangan Motor Bisa Terganggu
Salah satu faktor yang membuat Ducati mendominasi MotoGP musim lalu adalah banyaknya data dari motor yang mereka turunkan.
Ducati memakai banyak dan beragamnya data itu untuk mengembangkan motor, misalnya aerodinamika, tingkat pemakaian ban, kecepatan di tikungan (masuk dan keluar), pengatur tinggi-rendah berkendara, dan lain-lain.
Tardozzi sendiri mengakui usaha untuk meningkatkan Ducati GP25 agar lebih baik daripada GP24 bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi semua mengetahui bila GP24 merupakan motor terbaik di grid MotoGP saat ini.
“Kami harus meluangkan waktu selama musim dingin bersama para insinyur untuk mengambil langkah yang tepat. Karena pada tahun 2024 kami memiliki motor yang sangat kompetitif dan tidak akan mudah untuk mengambil langkah maju,” kata Tardozzi.
3. Tantangan dari Pabrikan Lain
Hal lain yang bisa menjadi masalah bagi Ducati untuk kembali mendominasi MotoGP pada musim 2025 tentu saja pengembangan dari pabrikan lain. Aprilia, KTM, Honda, dan Yamaha dipastikan tidak akan tinggal diam.
Keseriusan nama terakhir tidak perlu diragukan lagi. Yamaha sudah mengembangkan mesin baru V4—untuk menggantikan mesin empat silinder segaris (inline-4)—dan siap menurunkan pada musim depan jika segala sesuatunya lancar. Rencananya, pabrikan asal Iwata, Jepang, itu akan menguji perdana mesin V4 pada bulan Desember ini.
Musim 2025, Yamaha akan kedatangan dua pembalap sarat pengalaman, Jack Miller dan Miguel Oliveira, yang bergabung ke Pramac Racing. Miller berpengalaman menggeber mesin V4 milik Honda dan Ducati. Sedangkan Oliveira pernah mengandalkan mesin V4 milik KTM dan Aprilia.
Kedua pembalap ini ditambah pengalaman Pramac sebagai tim satelit Ducati, tentu tidak bisa dianggap remeh. Belum lagi masukan dari Andrea Dovizioso—mantan rider Ducati—yang meskipun belum berstatus penguji Yamaha, sudah kerap terlihat di paddock mereka.
Sebelumnya, Yamaha juga sudah menarik sejumlah insinyur yang piawai dan berpengalaman mengembangkan mesin V4. Luca Marmorini yang pernah menjadi otak di balik program Formula 1 (F1) Toyota dipercaya memimpin proyek mesin V4 Yamaha.
Marmorini didampingi Max Bartolini, Direktur Teknik Yamaha MotoGP, yang juga berpengalaman di F1 serta hampir 20 tahun bekerja di Ducati.
Kedatangan Martin dan Bezzecchi untuk memperkuat tim pabrikan Aprilia Racing juga tak bisa diremehkan. Dalam beberapa musim terakhir, pabrikan asal Noale, Italia, itu sudah mampu memenangi Grand Prix, termasuk satu pada musim 2024 lalu lewat Maverick Vinales.
Musim 2024 lalu, Vinales dan rekan setimnya Aleix Espargaro mengeluhkan beberapa kendala teknis Aprilia RS-GP yang tak terselesaikan. Namun, Aprilia bisa mengandalkan masukan dari Martin dan Bezzecchi untuk menyelesaikan masalah teknis tersebut.
“Kami tahu para pesaing sangat tangguh dan akan sangat kuat dari sisi pembalap tahun depan. Dua pembalap Aprilia, Bezzecchi dan Martin akan sangat tangguh, sementara Vinales dan Bastianini akan berkembang di KTM. Di satu sisi kami sangat senang, tapi kami akan tetap menjaga antena kami tetap lurus!” tutur Tardozzi.
Perihal kans mantan para pembalap Ducati untuk bersinar bersama pabrikan lain juga diakui Carlo Pernat, manajer dan agen Bastianini.
“Jika diminta menyebut dua nama yang bakal mampu mencuri perhatian di MotoGP 2025 nanti, saya akan menyebut Marco Bezzecchi dan Enea Bastianini,” ujar Pernat.
“Jika Aprilia mampu menghadirkan motor yang lebih unggul daripada yang sekarang, Bezzecchi bisa menjadi kandidat yang bagus karena karakteristik berkendaranya selaras dengan sifat Aprilia.”
Soal Martin, Pernat terlihat hati-hati dalam berkomentar namun tetap percaya diri. “Saya tidak akan mengatakan apa pun tentang Martin, karena itu tidak akan mengejutkan. Jika motornya bagus, ia akan melaju kencang, itu sudah jelas,” kata Pernat.
Dengan evolusi teknis mesin Aprilia dan potensi pembalap seperti Bezzecchi, Martin, dan lain-lain, Pernat memperkirakan persaingan di MotoGP 2025 akan semakin ketat. Ducati harus mengandalkan pengalaman Bagnaia dan bakat Marquez untuk tetap menjadi yang teratas. Tetapi pabrikan lain mungkin mengganggu keseimbangan kekuatan Ducati.