SKOR.id – Joan Mir seolah hilang dari grid Kejuaraan Dunia MotoGP karena perannya yang sangat marjinal. Pembalap asal Spanyol itu tidak baik-baik saja saat memutuskan bergabung dengan Repsol Honda mulai musim 2023.
Kepergian Suzuki dari MotoGP memaksanya untuk pindah. Semua tahu, kenyataannya sejak itu ia tidak mampu bersaing di posisi atas.
Yang dibahas di sini adalah juara dunia balap motor dua kali. Mir merebut gelar MotoGP pada 2020 (trofi juara dunia keduanya setelah Moto3 pada 2017).
Kemudian muncul Fabio Quartararo, juara dunia MotoGP tahun 2021 dan Francesco “Pecco” Bagnaia jawara 2022 dan 2023 hingga membuat pembalap bernomor #36 itu terlupakan.
Dari para juara MotoGP yang berada di grid saat ini, Mir menjadi satu-satunya yang tidak mendapat jaminan tempat untuk tahun 2025.
Bagnaia sudah memperbarui kontrak resminya dengan Ducati, dan ia akan bermitra dengan Marc Marquez di tim pabrikan. Sementara, Quartararo akan melanjutkan di Yamaha.
Honda RC213V kini sepeda motor yang masih didera krisis. Oleh karena itu, rider kelahiran Palma de Mallorca ini kesulitan mencarinya.
Saat ini Mir berada di peringkat 18 klasemen pembalap dengan jumlah poin yang sangat kecil, 13. Dengan mesin yang tidak dapat dikendalikan itu, Mir sepertinya ditakdirkan untuk terus menderita selama sisa musim MotoGP 2024.
Tidak Ada yang Meninggalkan Honda Lebih Baik daripada Saat Masuk
Liburan musim panas akan segera tiba dan Mir tahu bahwa dia harus menemukan tempat secepat mungkin. Pemenang satu Grand Prix kelas MotoGP itu sangat perlu menyelesaikan masa depannya.
“Untuk saat ini saya tidak tahu ke mana ingin pergi. Saya yakin ketika sudah menyiapkan semua opsi. Dari situ saya akan mendapatkan jawabannya dengan lebih jelas. Saya ingat sebelum datang ke Honda saya telah menerima banyak tawaran, sementara sekarang berbeda,” kata Mir seperti dikutip Crash.net.
“Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa tidak ada yang meninggalkan Honda lebih baik daripada cara dia masuk.
“Jelas bahwa ada pembalap lain yang saat ini memiliki posisi lebih baik untuk memilih tujuan. Setidaknya ada empat atau lima rekan yang mendapat prioritas (untuk diburu tim-tim).”
Marc Marquez Jadi Referensi
Meskipun begitu, terkait masa depannya Joan Mir memiliki contoh, yakni Marc Marquez. Juara dunia delapan kali – termasuk enam di MotoGP (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019) – itu memutuskan untuk pergi ketika dia melihat Honda tidak bereaksi.
“Ketika Marquez pergi, meskipun nilainya lebih tinggi daripada saya, dia tidak pergi ke tim pabrikan melainkan ke Gresini,” tutur Mir.
“Saya telah berbicara dengannya beberapa kali dan saya tahu bagaimana perasaannya dalam periode sulit terakhir di HRC dan bagaimana keadaannya sekarang. Jadi saya jelas memiliki dua jalan, pergi ke tempat lain atau menerima bertahan dalam situasi ini.”
Optimistis Takkan Menganggur
Usia yang baru 26 tahun memperjelas bahwa Mir tidak berpikir untuk menyerah. “Saya kira saya tidak akan tinggal di rumah. Biasanya, ketika Anda berhasil keluar dari situasi kritis dan menjadi kompetitif lagi, mentalitas berubah,” tuturnya.
“Ketika Anda menyadari berada di tempat yang pantas Anda dapatkan dan di mana kualitas Anda dihargai, Anda mungkin ingin untuk melanjutkan olahraga ini dalam waktu yang lama. Secara pribadi, saat ini, saya hanya berharap bisa keluar dari masa kelam ini.”