Hari Olahraga Nasional XLI 2024: Milestone Olahraga Indonesia Sejak Kemerdekaan

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Rudy Hartono, trio Srikandi di Olimpiade Seoul 1988, Alan Budikusuma dan Susi Susanti, Timnas Sepak Bola Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 1986, serta Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah. (Rahmat Ari/Skor.id)
Rudy Hartono, trio Srikandi di Olimpiade Seoul 1988, Alan Budikusuma dan Susi Susanti, Timnas Sepak Bola Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 1986, serta Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah. (Rahmat Ari/Skor.id)

SKOR.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) I yang digelar di Solo, Jawa Tengah, pada 9-12 September 1948 menjadi tonggak sejarah olahraga di Indonesia. Maklum, PON I 1948 itu memiliki pesan-pesan khusus terkait rakyat Indonesia yang saat itu tengah berjuang melawan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.

Perjuangan rakyat Indonesia yang tidak mau kembali dijajah serta keinginan untuk hidup merdeka dan berdaulat menjadi salah satu pesan kepada dunia internasional. PON I Solo menjadi alat untuk menyampaikan pesan bila pesta olahraga di dalam negeri menjadi bukti Indonesia negara yang sudah berdaulat.  

Pesan itu lalu diperkuat dengan apa yang terjadi di dalam negeri, yaitu aktivitas olahraga secara nasional dengan digelarnya PON.

Sejak memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, sudah banyak milestone (tonggak pencapaian) olahraga yang dicapai para atlet maupun Indonesia sebagai penyelenggara. 

Berikut Skor.id coba merangkum beberapa pencapaian luar biasa yang sudah ditorehkan atlet Indonesia di level internasional maupun dunia, setelah merdeka.

Sepak Bola di Olimpiade Melbourne 1956

Indonesia lolos ke Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia. Tim ini langsung melaju ke perempat final setelah tersingkirnya lawan mereka di putaran pertama, Vietnam Selatan. 

Di perempat final, tim Indonesia bertemu dengan Uni Soviet. Laga tersebut digelar pada 29 November 1956, dan Indonesia memaksa Uni Soviet bermain imbang tanpa gol. Hal ini mengakibatkan pertandingan diulang dua hari kemudian, dan Indonesia kalah 0-4.

Asian Games 1962

Saat baru berusia 17 tahun, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games IV 1962 di Jakarta. Saat itu, Presiden RI Soekarno membangun banyak fasilitas dan sarana olahraga yang berpusat di Senayan, utamanya Stadion Utama (kini bernama Gelora Bung Karno) dan Istora. 

Sprinter Mohammad Sarengat saat itu menjadi atlet Indonesia pertama yang merebut emas di Asian Games. Ia menyabet emas di nomor lari 100 meter pria.

Berlangsung pada 24 Agustus sampai 4 September 1962 dan diikuti 15 negara, Indonesia berhasil mengoleksi 11 medali emas, 12 perak, dan 28 perunggu untuk berada di peringkat kedua (di bawah Jepang). 

Torehan itu masih menjadi yang terbaik bagi Indonesia di Asian Games, bahkan saat Merah Putih kembali menjadi tuan rumah pada 2018 di Jakarta dan Palembang. Meskipun jumlah medali yang direbut lebih banyak (31 emas, 24 perak, 43 perunggu), Indonesia berada di peringkat keempat klasemen medali Asian Games XVIII 2018.

Fenomena Rudy Hartono di All England

Pada tahun 1959, Tan Joe Hok menjadi orang Indonesia pertama yang merebut gelar di turnamen bulu tangkis paling bergengsi di dunia, All England. Tan Joe Hok pun juara di nomor paling bergengsi, tunggal putra. 

Namun, tidak ada pebulu tangkis tunggal putra di dunia yang mampu merebut gelar sebanyak Rudy Hartono di All England, delapan. Rudy merebutnya tujuh kali beruntun antara 1968 sampai 1974. Kalah dari Svend Pri (Denmark) di final pada 1975, Rudy merebut gelar kedelapannya pada 1976 dengan mengalahkan penerusnya di laga final, Liem Swie King.  

Timnas Sepak Bola Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1986

Saat ini pencinta sepak bola Indonesia dalam kondisi euforia karena skuad Garuda di bawah pelatih Shin Tae-yong dengan dominasi pemain naturalisasi, berhasil maju ke putaran ketiga kualifikasi zona Asia (AFC) Piala Dunia 2026. 

Namun, jika Timnas Sepak Bola Indonesia mungkin masih harus menjalani putaran keempat, kelima, hingga play-off interkonfederasi untuk menuju Piala Dunia 2026, maka pada 1985, Indonesia baru terhenti saat dua tahapan lagi menuju Piala Dunia 1986. 

Di kualifikasi Piala Dunia 1986 AFC zona B (Asia Timur), Indonesia yang saat itu dilatih Sinyo Aliandoe dengan materi pemain asli Indonesia dan bermain di dalam negeri, berhasil lolos ke putaran kedua usai juara grup.

Di putaran kedua, Indonesia takluk dari Korea Selatan – 0-2 di kandang dan 1-4 saat tandang – hingga tersingkir. Korea – bersama Irak selaku juara kualifikasi AFC zona A (Asia Barat) – lolos ke Piala Dunia 1986 Meksiko usai menyingkirkan Jepang di putaran final kualifikasi.

Boks milestone olahraga indoneesia - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif
Pesta olahraga multicabang masih menjadi salah satu indikator pencapaian atlet Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Trio Pemanah Sabet Medali Olimpiade Pertama di Seoul 1988

Indonesia sudah mengikuti Olimpiade (hanya musim panas) sejak tahun 1952 di Helsinki, Finlandia. Namun, medali pertama baru direbut di Olimpiade Seoul 1988, saat tiga atlet panahan: Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani merebut perak di nomor tim wanita. 

Medali Emas Pertama di Olimpiade

Bulu tangkis resmi dilombakan dan memperebutkan medali untuk pertama kalinya di Olimpiade Barcelona 1992. Namun, dari cabang olahraga itu pula Indonesia untuk kali pertama berhasil merebut medali emas, bukan hanya satu melainkan dua sekaligus. 

Susi Susanti merebut emas tunggal wanita usai mengalahkan pebulu tangkis Korea Selatan Bang Soo-hyun sedangkan di tunggal pria, Alan Budikusuma menyabet emas usai di final mengalahkan pemain Indonesia lainnya, Ardy B. Wiranata. 

Sejak Barcelona 1992, tim bulu tangkis Indonesia melanjutkan tradisi emas di Olimpiade, dengan total sudah mengoleksi delapan emas dan hanya gagal di London 2012 dan Paris 2024.

Kejuaraan Reli Dunia dan MotoGP Sambangi Nusantara untuk Kali Pertama

Tahun 1996 dan 1997 bisa dibilang tahunnya olahraga otomotif Indonesia. Pasalnya, dua seri kejuaraan dunia bergengsi, reli dunia (World Rally Championship/WRC) dan balap motor (kini MotoGP), masing-masing digelar di Medan dan Sirkuit Sentul pada 1996 dan 1997. 

Jika WRC – yang keduanya dimenangi Carlos Sainz – tidak lagi berlanjut, maka MotoGP akhirnya bisa kembali lagi ke Indonesia sejak 2022 meskipun sirkuit pindah jauh ke Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Yayuk Basuki Petenis Terbaik Indonesia 

Di pertengahan era 1990-an, Yayuk Basuki membuat torehan fenomenal dengan menembus perempat final tunggal wanita turnamen tenis Grand Slam paling bergengs, Wimbledon, pada 1997.

Mencapai peringkat dunia terbaiknya di tunggal putri, 19 (6 Oktober 1997), Yayuk yang gantung raket pada 2013, masih menjadi petenis Indonesia dengan peringkat terbaik.

Lalu Muhammad Zohri dan Para Sprinter Pria Terbaik Indonesia

Lalu Muhammad Zohri menggebrak atletik Indonesia pada 2018 usai merebut medali emas nomor lari 100 meter pria di Asian Junior Championship dan Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia. 

Zohri yang kini dijuluki Manusia Tercepat di Asia Tenggara juga memegang rekor nasional lari 100 meter (10,03 detik) dan 200 meter (20,81 detik). Untuk rekor 100 meter, Zohri mematahkan catatan Suryo Agung Wibowo (10,17 detik) yang saat itu bertahan 10 tahun. 

Sayang, Zohri hingga kini belum mampu lolos ke Olimpiade seperti yang pernah ditorehkan Purnomo yang turun di 100 meter, 200 meter, dan 4×100 meter estafet di Olimpiade Los Angeles 1984, atau Mardi Lestari yang melaju hingga semifinal lari 100 meter pria di Olimpiade Seoul 1988. 

Sejarah Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah di Olimpiade Paris 2024

Veddriq Leonardo membuat sejarah dengan merebut juara nomor men’s speed cabang panjat tebing Olimpiade Paris 2024. Ini menjadi medali emas pertama Indonesia di Olimpiade dari cabang panjat tebing. 

Hal yang sama dilakukan Rizki Juniansyah di cabang olahraga angkat besi. Meskipun sudah berulang kali menyumbangkan medali Olimpiade untuk Indonesia, baru Rizki yang mampu merebut emas usai juara di kelas 73 kg pria di Paris 2024. 

Dua emas dari Veddriq dan Rizki di Paris 2024 ini menyamai torehan medali emas terbanyak Indonesia di Olimpiade yang dibuat di Barcelona 1992.

3 Atlet Indonesia Peraih Medali Olimpiade 2024
Veddriq Leonardo (panjat tebing), Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis), dan Rizki Juniansyah (angkat besi) adalah tiga atlet Indonesia yang sukses meraih medali di Olimpiade Paris 2024. (Dok. NOC Indonesia/Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Masih banyak atlet Indonesia yang meraih milestone yang belum disebutkan. Sejatinya, sudah banyak prestasi level internasional dan dunia yang sudah ditorehkan atlet Indonesia Sayangnya, kebanyakan pembina cabang olahraga tidak bisa konsisten melakukannya, atau terkendala regenerasi yang buruk.    

Dengan tema Hari Olahraga Nasional (Haornas) XLI Tahun 2024: “Ayo Berolahraga: Bersatu Kita Juara”, Pemerintah Indonesia berharap bisa berkomitmen mewujudkan partisipasi masyarakat dalam berolahraga dan peningkatan kebugaran masyarakat sehingga mampu menghasilkan calon-calon olahragawan berprestasi kelas dunia.

RELATED STORIES

Hari Olahraga Nasional XLI 2024: Sejarah dan Fakta Haornas

Hari Olahraga Nasional XLI 2024: Sejarah dan Fakta Haornas

Hari Olahraga Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 September ternyata memiliki banyak makna dan hal menarik di belakangnya.

Hari Olahraga Nasional XLI 2024: Atlet Indonesia Mampu Kompetitif di Panggung Dunia

Pencapaian dalam Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024 menjadi bukti atlet-atlet nasional Indonesia bisa berprestasi di kancah internasional.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Merek-merek baju yoga seperti Tiento Aurora Crop Top Dryfit Woman, Reytorrm Atasan Yoga CX030, dan Xexymix Slim Fit Yoga Crop Bolero (ki-ka), bisa jadi pilihan para ibu. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Hari Ibu: Rekomendasi Baju Yoga untuk Ibu

Pada Hari Ibu kali ini, Skor.id coba merekomendasikan beberapa outfit yoga untuk para ibu.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Dec, 14:28

Jung Kwan Jang Red Sparks

Other Sports

Red Sparks Borong 6 Kemenangan Beruntun, Megawati Hangestri Jadi Kunci

Pevoli Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi berandil bawa Red Sparks sapu bersih kemenangan dalam 6 laga terakhir di V-League.

I Gede Ardy Estrada | 22 Dec, 14:10

Laga Monza vs Juventus di Liga Italia 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Italia

Prediksi dan Link Live Streaming Monza vs Juventus di Liga Italia 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Monza vs Juventus di Liga Italia 2024-2025 yang digelar pada Senin (23/12/2024) pukul 02.45 WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 13:41

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Rekap Hasil Pro Futsal League 2024-2025: Bintang Timur Surabaya Menang, Fafage Banua Konsisten

Pekan pertama hari kedua Pro Futsal League 2024-2025 kembali digelar di GOR Bung Karno, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (22/12/2024).

Nizar Galang | 22 Dec, 13:31

Real Madrid vs Sevilla di La Liga 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

Prediksi dan Link Live Streaming Real Madrid vs Sevilla di La Liga 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Real Madrid vs Sevilla di La Liga 2024-2025 yang akan digelar pada Minggu (22/12/2024) pukul 22.15 WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 11:50

Persija Jakarta. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Hari Spesial Hansamu Yama, Comeback bersama Persija Usai Absen Sembilan Bulan

Bek Persija, Hansamu Yama merasa terharu bisa kembali merumput bersama timnya setelah absen selama sembilan bulan akibat cedera.

Nizar Galang | 22 Dec, 10:58

Persija Jakarta

Liga 1

Pengaruh Besar The Jakmania untuk Kemenangan Persija atas PSS

Persija Jakarta mampu meraih poin penuh atas PSS Sleman pada lanjutan pekan ke-16 Liga 1 2024-2025.

Nizar Galang | 22 Dec, 10:53

Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena. (Foto: Firas Naufal/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 1

Carlos Pena Soroti Kegagalan Timnas Indonesia di ASEAN Championship 2024

Pelatih Persija, Carlos Pena, ikut bersimpati dengan kegagalan Timnas Indonesia di ASEAN Championship 2024.

Nizar Galang | 22 Dec, 10:48

Christian Adinata, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

Christian Adinata Dapat Tawaran Latihan Bareng Viktor Axelsen di Padepokan Dubai

Tunggal putra Indonesia Christian Adinata mengungkapkan kekecewaannya setelah terdegradasi dari Pelatnas PBSI.

I Gede Ardy Estrada | 22 Dec, 10:45

mazola junior - pss sleman

Liga 1

Pelatih PSS Sleman Ungkap Timnya Keracunan Makanan sebelum Lawan Persija

Mazola Junior mengungkapkan ada masalah di luar lapangan yang dihadapi timnya sebelum bertanding melawan Persija.

Nizar Galang | 22 Dec, 10:41

Load More Articles