SKOR.id – Senin, 9 September 2024, bangsa Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) XLI. Peringatan Haornas ke-41 tahun 2024 diharapkan dapat
menjadi momentum untuk bersama-sama berkomitmen mewujudkan partisipasi masyarakat dalam berolahraga dan peningkatan kebugaran masyarakat sehingga mampu menghasilkan calon-calon olahragawan berprestasi kelas dunia.
Itulah mengapa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) lewat Surat Edaran Nomor 9.3.30 Tahun 2024 tentang Penyenggaraan Puncak Peringatan Hari Olahraga Nasional XLI Tahun 2024, mengangkat tema “Ayo Berolahraga: Bersatu Kita Juara” untuk Haornas XLI tahun 2024.
Adapun puncak peringatan Hari Olahraga Nasional XLI Tahun 2024 bertepatan dengan opening ceremony Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara Tahun 2024, yakni Senin tanggal 9 September 2024 di Aceh.
Sejarah Haornas
Penetapan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional didasari pada pembukaan PON I di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 9 September 1948.
Adapun peringatan Haornas sendiri dimulai pada 9 September 1985 seusai Presiden RI saat itu, Soeharto, menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1985 tentang Hari Olahraga Nasional.
Peringatan Haornas setiap tahun ini dapat menjadi sebuah pengingat bagi masyarakat Indonesia untuk kebangkitan olahraga yang sistematis dan berkelanjutan di Indonesia
Fakta-fakta di Balik Haornas
Kendati begitu, sejatinya Haornas sudah dirumuskan pada 1983. Perumusan tersebut terjadi saat Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dilebur dengan Kesehatan Olahraga Republik Indonesia (KORI).
Peleburan ini kemudian melahirkan satu organisasi bernama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), yang kini dipimpin oleh Letjen TNI Purn Marciano Norman (masa bakti 2023-2027).
Fakta lainnya, pemilihan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional memang tak lepas dari gelaran PON I 1948 di Solo. Namun, ada latar belakang yang menyebabkan Pemerintah Republik Indonesia menggelar PON.
PON pertama digagas dan langsung karena Indonesia gagal mengikuti Olimpiade London 1948 yang dilangsungkan di Inggris. Kegagalan tersebut terjadi karena Indonesia sedang dalam pergolakan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda yang berusaha kembali menguasai Tanah Air.
Alhasil, pada tahun 1948 itu terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang memberi pesan kepada dunia internasional.
Pertama, perjuangan rakyat Indonesia yang tidak mau kembali dijajah serta keinginan untuk hidup merdeka dan berdaulat. Itu merupakan salah satu pesan kepada dunia internasional.
Pesan itu lalu diperkuat dengan apa yang terjadi di dalam negeri, yaitu aktivitas olahraga secara nasional dengan digelarnya PON.
Penetapan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional, mengambil waktu pembukaan PON pertama, juga mengingatkan bila masyarakat Indonesia sudah memiliki agenda sebagai negara yang berdaulat melalui olahraga.
Itulah mengapa Haornas menjadi hari yang sakral bukan hanya bagi olahraga di Tanah Air namun juga posisi Indonesia secara politis di mata dunia. Dengan penetapan Haornas, memperlihatkan bahwa Indonesia ada dan setara dengan bangsa-bangsa lainnya.
Susilo Bambang Yudhoyono
Fakta berikutnya di balik Haornas adalah, 9 September kebetulan merupakan tanggal kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949, SBY yang memimpin Indonesia selama dua periode (2004-2009, 2009-2014) dikenal gemar berolahraga.
Kegemaran SBY berolahraga bisa jadi disebabkan latar belakang militernya yang selalu menuntut kondisi fisik yang fit. Saat menjadi Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono juga selalu menyisihkan waktu untuk melakukan olahraga favoritnya.
Dalam satu wawancara dengan stasiun televisi SCTV, SBY menyebut seminggu tiga kali dirinya mengeliling Istana Negara sebanyak 5-7 kali putaran.
Jika satu putaran Istana Negara di Jl. Medan Merdeka, Jakarta, itu berjarak 500 meter, berarti SBY paling tidak berjalan pagi sekira 2,5-3,5 kilometer untuk sekali aktivitas. Itu masih dikalikan tiga kali dalam sepekan.
Selain jalan pagi, SBY juga dikenal menggemari olahraga ping pong dan boli voli. Untuk voli, SBY bahkan memiliki klub, LavAni, yang didirikan pada 1 Desember 2019. Walau terbilang tim baru, LavAni langsung tampil hebat dengan menjuarai kompetisi elite bola voli Indonesia, Pro Liga, pada 2022 dan 2023.
Selama ini, banyak yang mengira SBY mendirikan LavAni demi istrinya Ani Yudhoyono, yang wafat pada 1 Juni 2019 karena sakit. Namun, SBY membantah seraya mengakui dirinya merupakan pencinta olahraga bola voli.
SBY juga tahu bola voli termasuk olahraga favorit masyarakat Indonesia. Dengan terlibat di voli, SBY percaya bisa menambah kualitas voli Tanah Air. Dari keterlibatannya ini SBY berharap bisa ikut membantu mendongkra Timnas Voli Indonesia agar tidak hanya mampu bicara di level regional (ASEAN) namun juga Asia dan jika memungkinkan tingkat dunia.