SKOR.id – Tidak ada keraguan bahwa berhubungan seks bukan hanya aktivitas yang menyenangkan, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional manusia.
Seks mengurangi stres, memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan mood, tidur, dan sirkulasi darah. Di antara banyak manfaat kesehatan lainnya, seks ternyata mampu mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Apakah melakukan hubungan seksual meningkatkan pertahanan alami tubuh seseorang? Para ahli kesehatan seksual menyarankan bahwa berhubungan seks adalah obat yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Dari berbagai sumber, Skor.id mencoba menjelaskan bagaimana seks meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Aktivitas seksual tidak diragukan lagi mampu menyehatkan tubuh, pikiran dan emosi. Oleh karena itu, penting juga – seperti Yin dan Yang dalam seks – untuk mengetahui konsekuensi dari berhenti melakukan hubungan seksual dalam waktu yang lama.
Bagaimana Berhubungan Seks Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh?
Pakar kesehatan seksual menjelaskan bahwa berhubungan seks terbukti mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.
Melakukan hubungan seksual memberikan manfaat kesehatan yang tak ada habisnya, dan para ahli menjelaskan bahwa ini adalah obat yang baik untuk meningkatkan antibodi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berikut alasannya:
1. Selama hubungan seksual, tubuh melepaskan hormon yang disebut oksitosin yang selanjutnya mengeluarkan endorfin.
Hal ini memperkuat sistem kekebalan tubuh karena mengurangi stres emosional. Dan oleh karena itulah mampu meningkatkan kapasitas kekebalan tubuh untuk melawan mikroorganisme sehingga mengurangi risiko penyakit.
2. Berhubungan seks meningkatkan kadar Imunoglobulin A (IgA), antibodi yang melindungi terhadap berbagai penyakit dan biasanya ditemukan di tempat-tempat seperti selaput lendir paru-paru, sinus paranasal atau hidung, lambung atau usus; dan dalam cairan seperti air liur, air mata atau darah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Wilkes University di Pennsylvania terhadap 112 siswa berusia antara 16 dan 23 tahun menemukan bahwa berhubungan seks antara 2 dan 3 kali atau lebih dalam seminggu meningkatkan kadar IgA sebesar 30%, yang membuat Anda lebih kuat dan efisien terhadap sistem kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, dengan pelepasan antibodi IgA meningkat dan terjadi perlindungan yang lebih besar terhadap pilek dan bahkan influenza.
3. Sebuah studi eksperimental dengan 133 pasangan menemukan bahwa berhubungan seks mengurangi sekresi kortisol, hormon stres, ke kisaran normal, baik pada pria maupun wanita.
Masalah-masalah yang Muncul akibat Tidak Berhubungan Seks
Kebanyakan orang, pada suatu saat dalam hidup mereka, mengalami masa pantang seksual, karena alasan apa pun. Jika berada pada tahap tersebut, Anda mungkin bertanya-tanya apa dampak tidak berhubungan seks untuk sementara waktu terhadap kesehatan.
Sama seperti berhubungan seks memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, menghabiskan waktu lama tanpa berhubungan seks juga berdampak pada tubuh dan pikiran. Ketahui masalah apa yang mungkin muncul akibat lama tidak melakukan hubungan seks:
- Kesehatan vagina. Kurang berhubungan seks dalam waktu lama dapat membuat area vagina semakin sulit terangsang dan dilumasi nantinya.
- Nyeri saat haid. Jika tidak melakukan hubungan seksual atau masturbasi, Anda akan mengalami ketidaknyamanan menstruasi karena produksi endorfin menurun karena Anda tidak mengalami kontraksi rahim akibat orgasme, yang membantu meredakan nyeri.
- Sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi pelepasan endorfin, salah satu kerugian dari tidak berhubungan seks adalah lebih sering terkena pilek atau flu.
- Kesehatan jantung. Kurang berhubungan seks meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, karena terjadi ketidakseimbangan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
- Hasrat seksual. Tidak berhubungan seks dalam waktu lama dapat menyebabkan libido Anda menurun.
- Stres. Tidak melakukan hubungan seksual meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, akibat tidak dilepaskannya hormon oksitosin dan endorfin dalam tubuh, neurotransmiter yang justru mengontrol perasaan tersebut.