- Masyarakat masih kesulitan untuk membicarakan masalah kesehatan seksual pria.
- Padahal, masalah itu dapat memengaruhi kesehatan pria secara keseluruhan dan hubungannya dengan pasangan.
- Maka itu, perlu bagi wanita untuk memahami masalah tersebut sehingga dapat membuat pasangan merasa lebih baik.
SKOR.id - Kesehatan seksual pria dipengaruhi oleh berbagai aspek: dari fisik, psikologis, interpersonal, dan sosial.
Pria yang tampak sangat sehat dari luar mungkin juga memiliki masalah dengan kesehatan seksualnya, yang memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan dan hubungan dengan pasangannya.
Ladies, faktanya meski kesadaran akan kesehatan seksual pria sudah meningkat, faktanya masyarakat masih kesulitan untuk mengakui atau bahkan membicarakannya.
5 masalah umum terkait kesehatan seksual pria yang harus diwaspadai setiap wanita.
Ini tidak hanya dapat membantu para wanita memahami masalah pasangannya, tapi juga membantu mereka dalam membuat pasangannya merasa baik-baik saja tentang hal itu.
1. Kecemasan kinerja seksual
Sexual Performance Anxiety atau kecemasan kinerja seksual (SPA) adalah salah satu bentuk paling umum dari masalah seksual yang dihadapi oleh pria. Masalahnya lebih sering terjadi pada pria muda. Pria yang menderita SPA mungkin mengalami kecemasan yang membuat mereka kehilangan ereksi, bukan ereksi atau ejakulasi dini. Hampir setiap pria mengalaminya di beberapa titik dalam hidupnya. Dengan konseling dan pengobatan yang tepat, SPA dapat diobati sepenuhnya.
2. Ejakulasi dini
Masalah seksual umum lainnya yang dihadapi pria adalah ejakulasi dini. Dalam kondisi ini, seorang pria bisa mengalami ejakulasi lebih cepat. Baik faktor biologis dan psikologis berperan dalam ejakulasi dini. Meskipun ada beberapa pria dengan kecenderungan alami untuk ejakulasi lebih cepat, Jika pasangan tidak puas dengan waktu ejakulasi, mereka harus mencari bantuan profesional untuk hal yang sama. Kombinasi obat-obatan dan konseling dapat membantu mengobati ejakulasi dini.
3. Periode refraktori
Periode refraktori adalah fase dimana setelah melakukan aktivitas seksual, mereka merasa sulit untuk segera ereksi lagi. Jangka waktu fase ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga jam atau hari dan dapat bervariasi dari orang ke orang. Wanita harus tahu bahwa periode refraktori adalah sebuah fase dan bukanlah kondisi medis yang mendasarinya dan itu bervariasi dari orang ke orang. Namun, jika pasangan masih merasa ada sesuatu yang perlu dibicarakan, mereka harus berkonsultasi dengan profesional.
4. Jumlah sperma rendah
Hal lain yang harus diketahui wanita tentang kesehatan seksual pria adalah jumlah sperma yang rendah dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Jumlah sperma yang rendah adalah ketika seorang pria memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani.
Mungkin ada beberapa penyebab yang mendasari kondisi ini, tapi jika itu adalah genetik, tak ada yang bisa dilakukan pria untuk mencegah hal yang sama.
Memasukkan perubahan gaya hidup tertentu seperti olahraga teratur, yoga, diet sehat, dan menghindari alkohol dan merokok dapat membantu meningkatkan jumlah sperma.
Namun, jika perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang memuaskan ataupun jika jumlah sperma nol, penting untuk mencari bantuan medis.
Dengan beberapa pengobatan, konseling dan perubahan gaya hidup, kemungkinan hamil dapat meningkat untuk pasangan.
5. Sindrom Defisiensi Testosteron
Hipogonadisme, juga dikenal sebagai Sindrom Defisiensi Testosteron, adalah gangguan di mana tubuh pria tidak menghasilkan cukup testosteron, hormon utama pria.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua (40 tahun ke atas), tetapi orang yang lebih muda mungkin terpengaruh oleh beberapa penyebab.
Beberapa gejala terkait dengan kadar testosteron rendah adalah kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi, hasrat seksual rendah, ejakulasi dini, dan kesehatan mental/fisik yang buruk.
Jika seorang pria berusia di atas 40 tahun dan menghadapi masalah seperti itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli andrologi dan memastikan apakah ada kekurangan testosteron. Hormon tidak hanya penting untuk kesehatan seksual tetapi juga kesehatan pria secara keseluruhan.
Kesimpulan, kesehatan seksual pria adalah topik yang sangat jarang dibicarakan, terutama karena para pria merasa sangat malu untuk membicarakan kesehatan seksual mereka dengan teman dan bahkan pasangannya.
Tapi, telah ada peningkatan kesadaran di antara perempuan dan laki-laki terkait kesehatan seksual mereka dan mereka sekarang dapat memahami pentingnya komunikasi dan pengobatan.
Konsultasi tepat waktu, pengobatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu pasangan mengatasi masalah seksual dan menjalani kehidupan bahagia, sehat dan memuaskan.***
Berita Bugar Lainnya:
Mengapa Olahraga Juga Baik untuk Kesehatan Seksual Anda?