- Laga puncak Thomas Cup 2020 digelar Minggu (17/10/2021) pukul 18.00.
- Dalam laga pamungkas ini, tim bulu tangkis Indonesia berhasil menyapu bersih kemenangan 3-0 atas juara bertahan, Cina.
- Berikut sejumlah fakta menarik yang terjadi pada final Thomas Cup 2020.
SKOR.id - Setelah menanti 19 tahun, akhirnya Piala Thomas kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Kali terakhir Indonesia menjuarai Thomas Cup terjadi pada 2002. Kala itu, Skuad Merah Putih masih diperkuat Hendrawan, Taufik Hidayat, Candra Wijaya, dan lainnya.
Tahun ini, giliran Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan yang menjadi kampiun dan berhak membawa pulang Piala Thomas ke Indonesia.
Lawan yang harus dihadapi Indonesia di Ceres Arena petang ini sebenarnya bukan tim sembarangan. Sebab, Cina merupakan juara bertahan.
Namun Indonesia yang datang ke Thomas Cup 2020 sebagai unggulan teratas turnamen mampu memenuhi proyeksi menjadi juara.
Lewat Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie, Indonesia menyudahi perlawanan Cina dalam tiga partai langsung.
Beberapa fakta menarik terselip di balik keberhasilan Indonesia menyabet gelar Thomas Cup ke-14 sepanjang sejarah ini. Berikut merupakan rangkuman redaksi Skor.id.
1. Indonesia satu-satunya tim yang mampu mengalahkan Cina di final Thomas Cup
Termasuk edisi tahun ini, Cina telah 13 kali melangkah ke babak final Thomas Cup. Dari 13 kesempatan itu, Skuad Negeri Tirai Bambu "hanya" tiga kali gagal jadi juara.
Uniknya, kegagalan Cina menjadi juara pada tiga partai final tersebut selalu disebabkan oleh Indonesia.
Dengan kata lain, Skuad Garuda adalah satu-satunya tim yang mampu mengalahkan Cina di laga final Thomas Cup sepanjang sejarah!
2. Presentase kemenangan Indonesia di final Thomas Cup mencapai 70 persen
Final tahun ini menjadi kali ke-20 Indonesia mencapai final Thomas Cup. Dari kesempatan tersebut, Indonesia sukses merebut 14 gelar juara.
Prestasi tersebut makin mengukuhkan predikat Indonesia sebagai tim tersukses di Thomas Cup sejak turnamen pertama kali diadakan pada 1949 silam.
Tak hanya itu, keberhasilan merebut 14 gelar dari 20 kesempatan membuat Indonesia punya presentase kemenangan 70 persen di laga final Thomas Cup.
3. Cina gagal mengawinkan gelar Thomas-Uber Cup 2020
Keberhasilan Cina mengamankan trofi Uber Cup pada Sabtu (16/10/2021) ternyata tak dapat mereka ulangi di ajang Thomas Cup.
Sepanjang sejarah, memang hanya Indonesia dan Cina yang bisa mengawinkan dua gelar paling bergengsi tersebut dalam satu tahun kalender.
Indonesia mengawinkan Thomas-Uber Cup pada 1994 dan 1996. Sementara Cina sudah melakukannya tujuh kali, yakni pada 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, dan 2012.
4. Bangkitnya sektor tunggal putra Indonesia
Selama beberapa tahun terakhir, sektor tunggal putra dianggap kurang bersinar jika dibanding ganda putra.
Namun, sejak Olimpiade Tokyo 2020, situasi seolah berubah. Bersama dengan ganda putri, tunggal putra adalah nomor yang sukses menghasilkan medali untuk Indonesia.
Kehebatan pemain tunggal putra Indonesia kembali terlihat pada Thomas Cup 2020. Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting jadi andalan Indonesia untuk menaklukkan Cina di final.
Tak hanya itu, Shesar Hiren Rhustavito juga menjadi kartu as dalam laga-laga penting. Ia sukses menumbangkan wakil Taiwan dan Thailand pada partai kelima di fase grup.
View this post on Instagram
Berita bulu tangkis lainnya:
Sejarah Rivalitas Indonesia vs Cina di Thomas Cup: Merah-Putih Dibayangi Masa Lalu
Line Up Final Thomas Cup 2020 Indonesia vs Cina: Shi Yuqi Absen, Minions Diceraikan
5 Laga Terpanjang di Uber Cup 2020, Duel Final Ganda Putri Cina vs Jepang Nyaris 2 Jam