Wawancara Eksklusif - Edy Prayitno: Kurniawan Dwi Yulianto Itu Awalnya Pemain Titipan

Adif Setiyoko

Editor:

  • Kurniawan Dwi Yulianto adalah eks-striker andalan timnas Indonesia, tetapi fakta mengejutkan datang dari Edy Prayitno.
  • Edy Prayitno adalah pelatih tim junior PPSM Magelang pada akhir 1980an dan saat itu salah satu pemainnya, Kurniawan Dwi Yulianto.
  • Maka, Edy Prayitno juga menjadi salah satu saksi yang memhami perjalanan awal karier Kurniawan Dwi Yulianto dalam menapaki tangga kesuksesan.

SKOR.id – Edy Prayitno, mantan pelatih tim junior PPSM Magelang, memahami betul lika-liku perjuangan legenda timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, saat meniti karier menjadi pesepak bola.

Sejak awal Kurniawan berlatih bersama sekolah sepak bola (SSB) Wajar Magelang hingga diterima seleksi Diklat Salatiga (kini bernama PPLP Jawa Tengah), Edy tahu perjalanan anak asuhnya itu.

Perjumpaan perdana dengan Kurniawan berawal saat pemain asal Magelang itu masuk tim junior PPSM yang saat itu berada di bawah asuhan Edy.

Atas permintaan ayah Kurniawan, Budi Riyanto, Edy akhirnya menerima Kurniawan kendati sempat meragukan kemampuannya.

Seiring berjalannya waktu, potensi Kurniawan mulai mencuri hati sang juru taktik. Hingga akhirnya, Edy turut menjembatani perjalanan Kurniawan untuk masuk ke Diklat Salatiga.

Pelatih yang sempat menakhodai PPLP Jawa Tengah itu menceritakan kiprah anak asuhnya saat masih berusia muda.

Berikut kutipan wawancara khusus Skor.id bersama mantan pelatih Kurniawan saat membela tim junior PPSM Magelang itu:

Bagaimana kisah awal perjumpaan Anda dengan Kurniawan?

Awalnya di Jawa Tengah, itu ada sekolah sepak bola (SSB) Tugu Muda Semarang, yang didirikan oleh Sartono Anwar.

Kemudian, Pak Sartono telepon saya dan bilang: "Pak Edy, bikinlah SSB seperti di Semarang, supaya pembinaan sepak bola usia dini di Jawa Tengah bagus."

Waktu itu, saya tidak sempat bikin, tetapi akhirnya teman-teman yang bikin. Lahirlah SSB Wajar di Magelang. Dari SSB itulah, ada siswa yang bernama Kurniawan Dwi Yulianto.

Orang tuanya Kurniawan juga ikut aktif di SSB Wajar. Saat itu, pada tingkat Jawa Tengah, SSB Wajar pernah menjadi juara hingga akhirnya mewakili ke tingkat nasional.

Setelah pulang dari kejuaraan nasional, ayah Kurniawan sempat pecah kongsi dengan SSB Wajar. Entah apa permasalahannya saat itu.

Akhirnya, ayahnya Kurniawan mendirikan SSB sendiri yang namanya SSB Garuda Tama.

Dampak dari hubungan kurang harmonis antara ayah Kurniawan dengan SSB Wajar itu membuat Kurniawan dikeluarkan dari SSB Wajar.

Pada saat itu, saya melatih PPSM junior. Kemudian, ayahnya Kurniawan menitipkan Kurniawan kepada Saya.

"Pak Edy, tolong titip ya, supaya Kurniawan berlatih di sini," ujar Pak Budi kala itu.

Nah saat itu saya berbicara: "oke, titip tidak masalah. Asalkan bapak jangan menuntut anak Anda harus main."

Hal itu saya katakan karena saat itu Kurniawan adalah pemain paling muda di PPSM junior.

Setelah berjalannya waktu, latihan demi latihan dijalani, Kurniawan malah menjadi pemain inti PPSM junior.

Kemudian, ada Ketua 2 PPSM junior yang waktu itu dijabat oleh Drs Kenis Satkono. Saat itu, beliau (Kenis) merupakan Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang dan kebetulan tinggal di Salatiga.

Saat itu, beliau menyuruh saya untuk membawa Kurniawan ke Diklat Salatiga, supaya dia berkembang di sana.

Sebab, jika hanya di Magelang, dia tidak akan berkembang. Sebetulnya, Pak Kenis ini adalah orang yang paling berjasa di karier Kurniawan.

Kemudian, saya antar Kurniawan ke Salatiga. Sampai di sana, kami ketemu pelatih kepala Diklat Salatiga, John Osok.

Dia sempat marah kepada saya, dia bilang ke saya: "Edy, ini pemain kerempeng buat apa kamu bawa ke sini?"

Kemudian saya bilang: "John, saya ke sini hanya diperintah Pak Kenis. Harus kamu tahu bahwa anak ini memiliki kaki yang ringan. Dia bisa menendang bola keras tanpa ancang-ancang."

Dari situlah, Kurniawan diterima di Diklat Salatiga. Kemudian terus berkembang hingga ke Diklat Ragunan dan akhirnya lolos ke Program PSSI Primavera.

Saat Kurniawan pertama kali masuk ke PPSM junior, Apa yang Anda lihat dari dia ketika itu?

Jujur saja, awalnya sikap saya seperti John Osok. Saya meragukan Kurniawan. Makanya, saya sempat katakan kepada orang tuanya bahwa tidak ada jaminan bermain.

Sebetulnya sama saja, saya melatih 21 orang dengan 22 orang. Namun, jangan menuntut agar Kurniawan bisa bermain di sini.

Karena dia saat itu paling muda ketika gabung PPSM junior. Tetapi setelah berjalannya waktu, Kurniawan malah menjadi pemain inti PPSM junior.

Apa posisi awal Kurniawan saat pertama kali masuk PPSM junior?

Dia striker. Pada posisi itu, Kurniawan selalu mencetak gol. Setiap bermain, dia hampir selalu mencetak gol.

Nah, naluri mencetak gol yang tinggi itulah yang membuat Pak Kenis menyuruh saya untuk membawa Kurniawan ke Diklat Salatiga.

Saat masuk PPSM junior, Kurniawan adalah siswa sekolah menengah pertama (SMP). Apakah itu terlambat untuk pemain level usia dini?

Sebetulnya, jika dikatakan terlambat, ya tidak juga. Sebab, saat itu pembinaan usia dini belum seperti sekarang.

Jadi, pemain seusia Kurniawan masih kami anggap baik-baik saja untuk memulai berlatih pada pembinaan usia dini.

Sementara itu, saat ini pembinaan usia dini lebih kompleks, ada kelompok usia 6-8, 8-10, 10-12, dan seterusnya.

Apa kelebihan milik Kurniawan yang paling menonjol saat itu?

Salah satu kelebihan Kurniawan ialah dia memiliki kecepatan yang tinggi. Naluri mencetak golnya juga istimewa.

Satu-satunya kelemahan Kurniawan itu badannya yang kurus, tidak berisi, dan tidak berotot. Maka, wajar saja jika dia dipanggil si Kurus.

Adakah kesulitan yang dihadapi Kurniawan semasa masih berlatih di SSB?

Tidak ada. Kenapa saya bilang begitu? Karena orang tuanya cukup mampu. Saat masih di SSB Wajar, orang tuanya juga ikut membantu secara finansial.

Setelah keluar dari SSB Wajar, dia tidak ikut ke SSB yang dibentuk ayahnya. Karena saat itu, level permainan Kurniawan sudah tidak seperti anak-anak SSB.

Tingkat kecerdasannya dan kemampuannya sudah jauh melampaui anak-anak SSB. Itulah sebabnya, orang tua Kurniawan menitipkan dia kepada saya agar berlatih di PPSM junior.

Setelah itu, dia diterima di Diklat Salatiga, kemudian ke Diklat Ragunan, dan seterusnya. Seolah sudah ada jalannya dan tidak ada hambatan sama sekali.

Apakah Anda pernah memiliki bayangan bahwa Kurniawan bisa menjadi pemain sukses di masa depan?

Saya tidak pernah memiliki bayangan Kurniawan bisa sesukses sekarang ini. Sebab, badan Kurniawan sangat kurus.

Namun, saya meyakini jika talenta Kurniawan memang luar biasa. Namun, tak pernah terbayangkan dia akan menjadi pemain yang mendunia.

Selain itu pula, Kurniawan hidup di Magelang. Saat itu, talent scouting tidak bisa menjangkau daerah-daerah kecil. Beruntung, dia bisa diterima di Diklat Salatiga.

Jika saat itu Kurniawan tetap berada di Magelang, dia tidak mungkin terpantau.

Bagaimana karakter Kurniawan saat berada di luar lapangan?

Dia anaknya sangat sederhana. Saat itu, orang tuanya terbilang cukup terpandang. Mereka sudah memiliki mobil.

Pada masa itu, memiliki sebuah mobil adalah hal yang luar biasa. Meski demikian, anaknya sangat sederhana. Kepribadiannya bagus.

Kurniawan juga senang bergerombol bersama rekan-rekannya, meski dia cenderung pendiam. Jadi, jiwa kolektivitasnya sudah terlihat sejak kecil.

Bagaimana Anda melihat perjalanan karier Kurniawan?

Luar biasa. Luar biasa. Luar biasa. Jika pada level timnas Indonesia, dia memang belum bisa mempersembahkan juara.

Namun, pencapaian dia secara individual memang sangat dominan.

Apa momen yang paling Anda kenang bersama Kurniawan?

Yang paling saya ingat, setiap bermain dia selalu mencetak gol. Padahal, dia terbilang paling muda saat bersama PPSM junior. Badannya juga paling kecil dibandingkan pemain yang lain.

Namun, Kurniawan tak pernah meraih juara bersama PPSM junior. Saat itu, level junior di Jawa Tengah dikuasai Semarang, Solo, dan Jepara.

Tidak beruntungnya Kurniawan ialah karena ia tinggal di Magelang, di mana iklim sepak bolanya tidak terlalu mendapat dukungan dari pemerintah.

Untungnya dia pindah ke Diklat Salatiga. Andai saja dia tidak ke sana, dia hanya akan menjadi pemain kelas Liga 2 atau Liga 3.

Harapan Anda untuk Kurniawan?

Harapan saya, pulanglah ke Indonesia. Sabar melatih di Indonesia, hingga nanti bisa menjadi pelatih tim nasional.

Saya berharap dia bisa sukses menjadi pelatih tim nasional. Sebab, itu akan lebih membanggakan jika timnas Indonesua sukses saat dilatih oleh pelatih lokal.

 Kurniawan Dwi Yulianto adalah bagian penting sepak bola Tanah Air dan dia layak jadi #KebanggaanIndonesia

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Kurniawan Dwi Yulianto Lainnya:

Kisah di Balik Kepindahan Kurniawan Dwi Yulianto ke Persebaya

Dua Kisah Monumental Pelita Jaya bagi Kurniawan Dwi Yulianto

Source: Skor.id

RELATED STORIES

Sosok Kurniawan Dwi Yulianto di Mata Eks-Pemain Timnas Singapura

Sosok Kurniawan Dwi Yulianto di Mata Eks-Pemain Timnas Singapura

Mantan pemain timnas Singapura, Hasrin Jailani, memiliki kenangan spesial dengan legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto.

Kurniawan Dwi Yulianto Bangkit di PSM Berkat Polesan Unik Syamsuddin Umar

Kurniawan Dwi Yulianto Bangkit di PSM Berkat Polesan Unik Syamsuddin Umar

Jasa mantan pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Umar, begitu besar dalam perkembangan karier Kurniawan Dwi Yulianto.

Gendut Doni Sebut Kurniawan Dwi Yulianto Adalah Bad Boy dengan Disiplin Nomor Satu

Gendut Doni Sebut Kurniawan Dwi Yulianto Adalah Bad Boy dengan Disiplin Nomor Satu

Gendut Doni sangat mengidolakan Kurniawan Dwi Yulianto sejak saat sama sama menimba ilmu di Diklat Salatiga.

Timnas Indonesia Belum Punya Pengganti Kurniawan Dwi Yulianto, Kata Legenda Malaysia

Timnas Indonesia Belum Punya Pengganti Kurniawan Dwi Yulianto, Kata Legenda Malaysia

Mantan striker timnas Malaysia ini memuji cara bermain Kurniawan Dwi Yulianto saat jadi andalan lini depan timnas Indonesia.

Cerita John Osok, Pelatih Diklat Salatiga yang Mengasah Bakat Kurniawan Dwi Yulianto

Cerita John Osok, Pelatih Diklat Salatiga yang Mengasah Bakat Kurniawan Dwi Yulianto

Kisah panjang dilalui Kurniawan Dwi Yulianto hingga bisa menjadi pemain legenda Indonesia, yang kariernya luar biasa.

Alasan Kurniawan Dwi Yulianto Jadi Pesepak Bola, Salah Satunya Ingin Naik Pesawat

Alasan Kurniawan Dwi Yulianto Jadi Pesepak Bola, Salah Satunya Ingin Naik Pesawat

Kurniawan Dwi Yulianto mengaku sebelum menjadi pesepak bola, dirinya sempat ditawari terjun ke cabang olahraga bulu tangkis.

Kurnia Sandy Ceritakan Sisi Lain Kurniawan Dwi Yulianto, Baik tapi Tengil

Kurnia Sandy Ceritakan Sisi Lain Kurniawan Dwi Yulianto, Baik tapi Tengil

Sebagai rekan sejak pendidikan di Diklat hingga ke Primavera, Kurnia Sandy punya banyak cerita tentang Kurniawan Dwi Yulianto.

Kisah Indriyanto Nugroho dan Kurniawan Dwi Yulianto, Rival Jadi Sahabat

Kisah Indriyanto Nugroho dan Kurniawan Dwi Yulianto, Rival Jadi Sahabat

Indriyanto Nugroho berbagi cerita dirinya dengan Kurniawan Dwi Yulianto bersaing saat masih belajar di SSB.

Dikontrak 5 Tahun di Italia, Kurniawan Dwi Yulianto Siap Kejar Lisensi UEFA Pro

Klub kasta kedua Liga Italia atau Serie B, Como 1907 akan memiliki staf kepelatihan asal Indonesia yaitu Kurniawan Dwi Yulianto.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

bang jay venezia

National

Sama-sama Main Penuh di Klub, Jay Idzes dan Calvin Verdonk Beda Nasib

Jay Idzes membawa Venezia FC menang di Serie A, sementara Calvin Verdonk kalah telak bersama NEC Nijmegen dalam lanjutan Eredivisie.

Teguh Kurniawan | 22 Dec, 21:32

Sepak bola wanita Indonesia. (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

Semarang Tutup Rangkaian Kompetisi Sepak Bola Wanita Usia Dini dari Milklife di Tahun Ini

Milklife Soccer Challange menyasar delapan kota yakni Kudus, Surabaya, Jakarta Tangerang, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Semarang.

Gangga Basudewa | 22 Dec, 20:58

Luis Diaz merayakan gol yang diciptakannya bersama rekan setimnya yang memberikan assist, Trent Alexander-Arnold. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Hasil Tottenham Hotspur vs Liverpool: Hujan Gol, The Reds Menang 6-3

Liverpool menang 6-3 atas tuan rumah Tottenham Hotspur dalam laga Liga Inggris 2024-2025, Minggu (22/12/2024) malam WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 18:31

Indonesia Pingpong League 2024.

Other Sports

Juara IPL 2024, Onic Sport dan Arwana Jaya Bakal Dikirim ke Turnamen di Thailand

Onic Sport menjuarai sektor putra Indonesia Pingpong League (IPL) 2024, sementara Arwana Jaya keluar sebagai kampiun kategori putri.

Nizar Galang | 22 Dec, 17:23

Penyerang Real Madrid, Rodrygo Goes. (Jovi Arnanda/Skor.id).

La Liga

Hasil Real Madrid vs Sevilla: Los Blancos Menang 4-2, Dekati Atletico Madrid

Real Madrid menang 4-2 atas Sevilla dalam laga La Liga 2024-2025, mereka kini ke posisi kedua mendekati Atletico Madrid, Minggu (22/12/2024) malam WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 17:17

Liga Nusantara 2024-2025 atau Liga 3 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Liga Nusantara 2024-2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga Nusantara 2024-2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 22 Dec, 16:06

Bintang Bournemouth, Justin Kluivert, mencatat rekor penalti dalam satu laga Liga Inggris. (Hendy Andika/Skor.id).

Liga Inggris

Hasil Manchester United vs Bournemouth: Setan Merah Luluh Lantak, Kalah 0-3

Manchester United takluk 0-3 dari Bournemouth dalam laga Liga Inggris 2024-2025, Minggu (22/12/2024) malam WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 16:00

Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id)

Liga 1

Liga 1 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 1 2024-2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi, plus profil tim peserta.

Skor Indonesia | 22 Dec, 15:53

Barito Putera

Liga 1

PSM Turunkan 12 Pemain di Lapangan, Barito Putera Bakal Protes

Barito Putera bakal melayangkan protes resmi ke PSSI dan PT LIB terkait pelanggaran PSM Makassar yang tampil dengan 12 pemain.

Teguh Kurniawan | 22 Dec, 15:46

Merek-merek baju yoga seperti Tiento Aurora Crop Top Dryfit Woman, Reytorrm Atasan Yoga CX030, dan Xexymix Slim Fit Yoga Crop Bolero (ki-ka), bisa jadi pilihan para ibu. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Hari Ibu: Rekomendasi Baju Yoga untuk Ibu

Pada Hari Ibu kali ini, Skor.id coba merekomendasikan beberapa outfit yoga untuk para ibu.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Dec, 14:28

Load More Articles