Top Atlet Peraih Emas Olimpiade Beruntun, Ledecky Dekati Rekor Mijain Lopez

Kunta Bayu Waskita

Editor: Kunta Bayu Waskita

Perenang putri AS Katie Ledecky (kanan) jadi satu-satunya atlet yang berpeluang menyamai rekor Mijain Lopez yang meraih emas dalam lima Olimpiade beruturut-turut (Jovi Arnanda/Skor.id).
Perenang putri AS Katie Ledecky (kanan) jadi satu-satunya atlet yang berpeluang menyamai rekor Mijain Lopez yang meraih emas dalam lima Olimpiade berturut-turut (Jovi Arnanda/Skor.id).

SKOR.id – Pegulat Kuba, Mijain Lopez, baru saja mencatat sejarah sebagai satu-satunya atlet yang mampu meraih emas pada lima penyelenggaraan Olimpiade berturut-turut dalam satu cabor.

Lopez meraih emas cabang gulat nomor Grego-Roman pada Olimpiade 2008 di Beijing, 2012 di London, 2016 di Rio de Janeiro, 2020 di Tokyo, dan 2024 di Prancis.

Kini semua mafhum bahwa Lopez, 42 tahun, berada pada posisi teratas daftar tersebut.

Dan tentunya, Skorer pastinya ada yang bertanya-tanya, siapa saja atlet peraih emas Olimpiade secara beruntun dalam satu cabor selain Lopez? Inilah yang akan dibahas dalam Skor Special edisi kali ini.

Skor Special merupakan artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.

Sedikit clue, di bawah Mijain Lopez, terdapat 6 atlet yang sama-sama meraih emas dalam empat edisi Olimpiade secara berturut-turut.

Dari ke-6 atlet tersebut, hanya satu yang masih aktif hingga saat ini. Sedangkan lima lainnya sudah pensiun seperti halnya Lopez. 

Berikut adalah daftar teratas atlet peraih medali emas secara beruntun pada beberapa penyelenggaraan Olimpiade dalam satu cabor.

Mijain Lopez

Posisi teratas tentunya diduduki Mijain Lopez yang baru saja meraih emas kelimanya di Olimpiade. Ia merupakan pegulat asal Kuba yang berlaga pada nomor Greco-Roman 120 dan 130 kg.

Lopez mendapatkan medali emas cabang gulat Greco-Roman di Olimpiade Beijing 2008, London 2012, Rio de Janeiro 2016, Tokyo 2020, dan Paris 2024.

Namun, tidak akan ada emas keenam bagi Lopez, karena ia sudah memutuskan pensiun dari gulat usai meraih emas Olimpiade 2024.

Inilah deretam emas cabang gulat yang diraih Mijain Lopez sejal Olimpiade 2008 hingga 2024 (Jovi Arnanda/Skor.id).
Inilah deretan emas cabang gulat yang diraih Mijain Lopez sejak Olimpiade 2008 hingga 2024 (Jovi Arnanda/Skor.id).

Perpisahannya dengan Olimpiade dilakukan secara elegan. Setelah memastikan emas, Lopez meletakkan sepatunya di tengah matras.

Hal ini merupakan sebuah tradisi di gulat yang menandakan pengunduran diri dari olahraga tersebut.

Seperti yang telah disebutkan dalam pengantar artikel Skor Special kali ini, terdapat enam atlet di bawah Mijain Lopez yang mendapatkan empat emas beruntun di Olimpiade. Mereka adalah:

Paul Elvstrom 

Dimulai dari edisi terlawas yang ditempati oleh mendiang Paul Elvstrom. Dialah orang pertama yang meraih medali emas dalam empat edisi Olimpiade beruntun.

Atlet layar asal Denmark ini menyabet medali emas beruntun pada Olimpiade London 1948, Helsinki 1952, Melbourne 1956, dan Roma 1960. Emas-emas tersebut diraih Elvstrom pada kelas finn. 

Paul Bert Elvstrom (25 Februari 1928-7 Desember 2016) adalah seorang pelaut Denmark. 

Selain memenangkan empat medali emas Olimpiade, ia meraih 20 gelar juara dunia dalam berbagai kelas termasuk snipe, soling, star, flying dutchman, finn,505, dan 5.5 metre.

Atas prestasinya tersebut, Elvstrom terpilih sebagai "Olahragawan Denmark Abad Ini."

Elvstrom juga merupakan salah satu dari lima atlet yang telah berkompetisi di Olimpiade selama kurun waktu 40 tahun.

Catatan tersebut sama dengan pemain anggar Ivan Joseph Martin Osiier, pelaut Magnus Konow, Durward Knowles, serta atlet lompat rintangan Ian Millar. 

Al Oerter

Berikutnya ada Alfred Oerter Jr. (19 September 1936 – 1 Oktober 2007), atlet asal Amerika Serikat peraih empat medali emas Olimpiade beruntun dalam cabang atletik nomor lempar cakram. 

Oerter yang juga merupakan salah satu anggota Hall of Fame IAAF, meraih emas pada Olimpiade Melbourne1956, Roma 1960, Tokyo 1964, dan Mexico City 1968.

Ketika tampil di Olimpiade 1968 Mexico City, Oerter sudah berusia 32 tahun. Rekan setimnya, Jay Silvester, lebih difavoritkan dibanding Oerter. 

Banyak yang merasa Oerter tidak dapat memenangkan emas lempar cakram karena ia belum pernah melempar sejauh yang dilakukan Silvester pada lemparan rata-ratanya.

Kenyataannya, dalam Olimpiade 1968, Oerter kembali memecahkan rekor Olimpiade sejauh 64,78 meter (212,5 kaki) pada lemparan ketiganya. 

Rekornya bertahan dan ia menjadi atlet lintasan dan lapangan pertama yang memenangkan medali emas dalam empat Olimpiade berturut-turut. 

Carl Lewis

Frederick Carlton Lewis, nama lengkap Carl Lewis, (lahir 1 Juli 1961), merupakan nama atlet selanjutnya yang masuk dalam daftar ini.

Lewis meraih emas dalam cabor atletik dari berbagai nomor pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, 1988 di Seoul, 1992 di Barcelona, dan 1996 di Atalanta.

Meski kalah dari Mijain Lopez dalam jumlah Olimpiade yang diikuti, torehan medali emas Carl Lewis lebih banyak daripada pegulat Kuba tersebut.

Dalam kurun waktu Olimpiade 1984-1996, Lewis telah mengoleksi total sembilan medali emas, belum termasuk satu medali perak Olimpiade 1988.

Hal ini tidak lepas dari bakat luar biasa Lewis yang bisa tampil baik dalam beberapa nomor dari cabang atletik.

Pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, Lewis menyabet 4 emas melalui nomor lari 100 meter putra, 200 meter putra, 4x 100 meter relay putra, dan lompat jauh.

Pada Olimpiade 1988 di Seoul, Lewis meraih 2 emas emas nomor lari 100 meter putra dan lompat jauh.

Pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Lewis kembali mendapatkan 2 medali emas, kali ini dari nomor 4 x 100 meter relay putra dan limpat jauh.

Kemudian yang terakhir pada Olimpiade Atalanta 1996, Lewis mendapatkan 1 emas dari nomor lompat jauh.

Michael Phelps

Michael Phelps (lahir 30 Juni 1985) bisa dibilang sebagai perenang putra Olimpiade paling sukses dan paling berprestasi sepanjang masa.

Seperti halnya Carl Lewis, perenang asal Amerika Serikat ini juga meraih banyak emas dalam empat Olimpiade berturut-turut yang pernah diikutinya.

Hanya saja, torehan emas Phelps sangat jauh melampaui Lewis. Total 23 emas dikoleksi Phelps dalam Olimpiade 2004 di Athena, 2008 Beijing, 2012 London, dan 2016 Rio de Janeiro. 

Pada Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena, Phelps memenangkan enam medali emas dan dua medali perunggu. 

Empat tahun kemudian, Phelps tidak hanya memenangkan delapan medali emas di Olimpiade Beijing 2008. 

Melainkan juga memecahkan rekor perenang AS lainnya, Mark Spitz, pada tahun 1972 yang hanya tujuh kali meraih finis pertama dalam satu Olimpiade

Pada Olimpiade Musim Panas 2012 di London, Phelps memenangkan empat medali emas dan dua medali perak.

Kemudian pada Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro, ia memenangkan lima medali emas dan satu perak. 

Torehan rekor Phelps tersebut sangat sulit dipecahkan perenang mana pun saat ini maupun beberapa tahun ke depan.

Inilah daftar teratas peraih emas beruntun dalam 1 cabor Olimpiade (Jovi Arnanda/Skor.id).
Inilah daftar teratas peraih medali emas beruntun dalam 1 cabor Olimpiade (Jovi Arnanda/Skor.id).

Kaori Icho

Dalam daftar ini juga terdapat atlet wanita, yaitu Kaori Icho (lahir 13 Juni 1984), seorang pegulat gaya bebas Jepang. 

Icho berhasil memenangkan medali emas pada empat Olimpiade beruntun pada tahun 2004 di Athena, 2008 Beijing, 2012 London, dan 2016 Rio de Janeiro. 

Selain berprestasi di Olimpiade, Icho juga merupakan juara dunia 10 kali. Icho mencatat rekor tidak terkalahkan antara tahun 2003 dan 2016. 

Pada 29 Januari 2016 dalam ajang Golden Grand Prix Ivan Yarygin 2016, Icho kalah dari Purevdorjiin Orkhon dari Mongolia. Ini adalah kekalahan pertamanya setelah mendominasi dalam waktu yang lama.

Icho adalah wanita pertama dalam olahraga apa pun yang memenangkan medali emas untuk nomor perorangan dalam empat Olimpiade berturut-turut.

Pada 20 Oktober 2016, ia dianugerahi Penghargaan Kehormatan Rakyat oleh Perdana Menteri Shinzo Abe atas prestasinya.

Sekaligus menjadi pegulat kedua yang menerima penghargaan tertinggi tersebut, setelah Saori Yoshida pada tahun 2012.

Katie Ledecky

Wanita kedua yang masuk dalam daftar peraih empat emas Olimpiade berturut-turut adalah Katie Ledecky

Perenang Amerika Serikat kelahiran 17 Maret 1997 ini juga merupakan satu-satunya atlet aktif yang masuk dalam daftar ini. 

Artinya, Ledecky juga menjadi satu-satunya atlet di dunia yang berpeluang menyamai rekor Mijain Lopez.

Pada Olimpiade 2028 mendatang di Los Angeles ia akan berusia 31 tahun, masih memungkinkan untuk aktif sebagai atlet renang meski mungkin performanya sudah sedikit menurun.

Ledecky memenangkan total sembilan emas pada Olimpiade 2012 di London, 2016 di Rio de Janeiro, 2020 di Tokyo, dan 2024 di Paris, semuanya dari nomor gaya bebas putri.

Rinciannya 1 emas di Olimpiade 2012 (800 m), 4 emas Olimpiade 2016 (200 m, 400 m, 800 m, 4 x 200 m), 2 emas Olimpiade 2020 (800 m dan 1.500 m), dan 2 emas Olimpiade 2024 (800 m dan 1.500 m).

Terlihat bahwa delapan dari sembilan emas Olimpiade Ledecky diraih dari nomor individu, yang menjadi rekor dalam renang wanita. 

Ledecky juga merupakan pemegang rekor dunia dalam gaya bebas 800 dan 1.500 meter wanita (baik lintasan panjang maupun lintasan pendek). 

Ia juga memegang rekor waktu tercepat dalam nomor gaya bebas putri 500, 1.000, dan 1.650 yard. 

Ledecky secara luas dianggap sebagai perenang wanita terhebat sepanjang masa dan salah satu atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa.

Nah, itulah tadi daftar teratas atlet peraih medali emas dalam berbagai penyelenggaraan Olimpiade secara berturut-turut.

Bagaimana dengan atlet Indonesia? Meski bukan medali emas, Indonesia juga memiliki legenda yang selalu meraih medali dalam empat penyelenggaraan Olimpiade berturut-turut.

Dia adalah atlet angkat besi kita, Eko Yuli Irawan, yang mendapatkan perunggu Olimpiade 2008 di Beijing, perunggu Olimpiade 2012 London, perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, dan perak Olimpiade 2020 Tokyo.

Sayangnya, Eko Yuli gagal meraih medalinya yang kelima pada Olimpiade 2024 di Paris setelah mengalami cedera saat berlaga. 

RELATED STORIES

Mengenal Sport Climbing: Perbedaan dan Sistem Poin Speed, Boulder, dan Lead

Mengenal Sport Climbing: Perbedaan dan Sistem Poin Speed, Boulder, dan Lead

Berikut segala sesuatu yang perlu Anda ketahui tentang perbedaan dan sistem poin panjat tebing (sport climbing), juga perbedaan antara nomor speed, boulder, dan lead.

Facebook dan Strategi HoK untuk Kuasai Skena Esports Dunia

Facebook dan Strategi HoK untuk Kuasai Skena Esports Dunia

Honor of Kings punya strategi sendiri bagaimana mereka mencoba mengenalkan skena esports mereka ke dunia, salah satunya dengan Facebook.

Cara Menjadi Pelatih Sepak Bola di Indonesia

Cara Menjadi Pelatih Sepak Bola di Indonesia

Dalam artikel ini dipaparkan cara dan biaya untuk mengikuti kursus kepelatihan dari lisensi D hingga AFC Pro.

Mengapa Armand Duplantis Hanya Naikkan 1 Cm untuk setiap Rekor

Mengapa Armand Duplantis Hanya Naikkan 1 Cm untuk setiap Rekor

Tak pernah kalah sejak 2019, Armand Duplantis sudah mengumpulkan 900 ribu dolar AS dari pemecahan rekor dunia loncat galah.

5 Faktor Kebangkitan Gregoria Mariska, Salah Satunya Peran Mikha Angelo

Sempat terpikir mundur dari bulu tangkis, Jorji kini membuktikan dirinya layak diperhitungkan.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Profil Klub Liga Italia, AC Milan. (Yusuf/Skor.id)

Liga Italia

Bologna vs AC Milan di Final Coppa Italia, I Rossoneri Punya Pengalaman Lebih Banyak

AC Milan akan menghadapi Bologna di final Coppa Italia 2024-2025, pengalaman I Rossoneri lebih banyak.

Pradipta Indra Kumara | 25 Apr, 03:56

EVOS Esports. (Hendy Andika./Skor.id)

Esports

EVOS Umumkan Kembalinya Branz ke Skuad MPL ID Season 15

Sebelumnya Branz berstatus sebagai roster inactive dari tim berjuluk Macan Putih itu.

Gangga Basudewa | 25 Apr, 03:22

Dewa United Esports (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Persiapan Dewa United Esports Hadapi Laga Sulit di Pekan Kelima MPL ID Season 15

Dewa United Esports akan menghadapi RRQ Hoshi dan Team Liquid ID di pekan kelima MPL ID Season 15.

Gangga Basudewa | 25 Apr, 02:58

El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid di Supercopa de Espana (Piala Super Spanyol). (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

La Liga

Head-to-Head Barcelona vs Real Madrid Jelang Final Copa del Rey 2025

Berikut ini adalah Head-to-Head Barcelona vs Real Madrid jelang bertemu final Copa del Rey 2024-2025.

Thoriq Az Zuhri | 25 Apr, 02:54

Timnas futsal putri Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Pesan Wamenpora untuk Timnas Futsal Putri Indonesia

Timnas Futsal Putri Indonesia akan berlaga di ajang AFC Women's Futsal Asian Cup 2025.

Gangga Basudewa | 25 Apr, 02:39

Cover Mobile Legends. (Hendy Andika/Skor.id).

Esports

5 Hal yang Patut Dinanti di Pekan 5 MPL Indonesia Season 15

Di pekan 5 Musim Reguler turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia Season 15, ada beberapa hal yang patut dinanti.

Thoriq Az Zuhri | 25 Apr, 02:25

FFWS alias Free Fire World Series. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

FFWS SEA Spring 2025: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran FFWS SEA Spring 2025 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Free Fire se-Asia Tenggara ini.

Thoriq Az Zuhri | 25 Apr, 02:11

Ilustrasi Valorant. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

VCT 2025 Pacific Stage 1: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran VCT 2025 Pacific Stage 1 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Valorant Asia Pasifik ini.

Thoriq Az Zuhri | 25 Apr, 02:11

Turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

MPL Indonesia Season 15: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MPL Indonesia Season 15 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen tertinggi Mobile Legends: Bang Bang Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 25 Apr, 02:10

Klub Italia Bologna FC akan mempertahankan penyerang andalannya Joshua Zirkzee dari incaran Man United. (Hendy AS/Skor.id)

Liga Italia

Pelatih Bologna Tak Gentar Hadapi AC Milan di Final Coppa Italia 2024-2025

Pelatih Bologna, Vincenzo Italiano, tak gentar hadapi AC Milan di final Coppa Italia 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 25 Apr, 01:46

Load More Articles