- Tantrum umumnya dijumpai pada anak-anak.
- Ternyata tantrum juga bisa dialami oleh orang dewasa.
- Tantrum merupakan kondisi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya.
SKOR.id - Meskipun umumnya ditemui pada anak kecil, sikap tantrum ternyata juga dapat menyerang orang dewasa.
Tantrum di Indonesia secara sederhana disebut dengan sikap rewel yang dialami oleh anak-anak.
Jadi tantrum adalah kondisi ketika anak sudah menangis hingga lepas kendali dan sulit untuk ditenangkan.
Meski umumnya memang terjadi pada anak kecil, ternyata berdasarkan penelitian tantrum juga menyerang orang dewasa.
Dilansir dari MejorconSalud, tantrum terkait dengan penurunan perkembangan pada otak. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ledakan emosi dari seseorang.
Tantrum pada orang dewasa adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu mengatasi emosi dari rasa frustrasi dan kemarahan.
Sikap Tantrum pada Orang Dewasa
- Diam
Tantrum dengan tipe ini adalah ketika diajak berkomunikasi dia akan diam saja dan sama sekali tidak menjawab.
Orang dewasa yang sedang mengalami tantrum tipe ini biasanya selain diam akan mengabaikan dengan melihat ke arah lain.
Umumnya, orang-orang itu akan berubah secara fisik yaitu wajah memerah.
- Meledak-ledak
Tantrum tipe ini adalah kondisi ketika seorang dewasa sudah lepas kendali disertai dengan perubahan fisik yaitu wajah memerah.
dalam tahap yang sudah tidak terkendali orang yang seperti ini dapat mengamuk hingga berujung penghinaan sampai kekerasan fisik.
- Pasif Agresif
Sikap pasif agresif ini cenderung tidak meledak-ledak. Namun, dia tetap agresif dalam hal lisan.
Jadi orang ini akan memberikan komentar yang menyakitkan ke orang lain.
Penyebab Tantrum
- Tidak bisa mentolerir rasa frustrasi
- Kurang mampu mengatur manajemen emosi
- Masalah mood yang kompleks
Tips mengatasi tantrum pada orang dewasa
- Tetapkan batasan
Untuk menghindari konflik, kita harus bisa menetapkan batasan emosi kita. Jadi contohnya ketika kita sedang frustrasi kita harus tahu apa yang dilakukan ketika sudah mencapai batas, misalnya seperti melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan rasa frustrasi.
- Belajar memahami pemicu
Tidak semua situasi dapat menyebabkan sikap yang sama. Setiap penyebab pasti efeknya berbeda-beda.
Oleh sebab itu, kita harus tahu hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan kita frustrasi atau stres sehingga menimbulkan tantrum.
Dengan mengetahui pemicu itu, nantinya kita akan bisa mengantisipasi emosi yang kita keluarkan.
- Healing
Healing atau menenangkan pikiran juga bisa menjadi solusi ketika kita mengalami rasa frustrasi.
Contoh dari tindakan itu seperti mencari tempat yang tenang, mencari hiburan, sampai melakukan olahraga agar bisa teralihkan.
- Meminta bantuan profesional
Jika memang sudah sangat sulit diatasi, alangkah lebih baiknya untuk meminta bantuan profesional agar tidak salah penanganan.
Berita Bugar lainnya:
Dampak Negatif Obesitas pada Kesuburan Reproduksi Pria