SKOR.id – Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) memberikan kebebasan kepada pelatih yang dikontrak federasi untuk menangani tim nasional (timnas).
Kebebasan tersebut memungkinkan para pelatih untuk menentukan masa depan mereka setelah kontrak bersama Perbasi berakhir.
Para pelatih bisa melanjutkan karier mereka dengan klub-klub peserta Indonesian Basketball League (IBL) maupun berkelana ke luar negeri, pilihan-pilihan itu dapat ditentukan sesuai kebijakan masing-masing individu.
Seperti yang diketahui, Perbasi mengontrak Milos Pejic sebagai pelatih kepala untuk menangani timnas saat turun di Piala Dunia FIBA 2023. Ia direkrut untuk melanjutkan tongkat estafet yang ditinggalkan Rajko Toroman.
Dalam menjalankan pekerjaannya, Milos dibantu oleh dua asisten, yakni Wahyu Widayat Jati dan Johannis Winar.
“Kontrak mereka bersama Perbasi adalah untuk FIBA World Cup. Setelah semua selesai, maka kontrak mereka selesai juga,” ujar Ketua Umum Perbasi Danny Kosasih.
“Untuk mengembangkan karier kepelatihan, dipersilakan untuk menentukan masa depannya masing-masing,” lanjutnya.
Kini, Johannis Winar atau yang akrab disapa Coach Ahang sudah merapat ke Pelita Jaya Bakrie Jakarta untuk mengarungi kompetisi IBL 2024.
Sedangkan Wahyu Widayat Jati yang lebih kerap disapa coach Cacing bekerja sama dengan RANS Simba Basketball Bogor.
“Terkait masa depan timnas, Perbasi akan menentukannya kemudian. Kami perlu melakukan konsolidasi internal untuk menentukan arah pengembangan timnas basket ke depan,” Danny menjelaskan.
Selain itu, Perbasi juga melonggarkan peraturan terkait pemain naturalisasi. Sebelumnya dalam peraturan awal, pemain naturalisasi melalui jalur Perbasi hanya untuk kepentingan timnas.
Para pemain asing itu dinaturalisasi memang untuk kepentingan negara. Regulasi ini membuat mereka tidak diperkenankan bermain untuk klub domestik. Mereka boleh main di klub, tapi harus di luar negeri.
Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan kemampuan pemain lokal dengan harapan timnas basket menjadi lebih bertaji.
Peraturan ini kemudian membuat pemain naturalisasi berlomba-lomba bermain untuk klub luar negeri seperti Lester Prosper dan Marques Bolden yang menginjakkan kaki di NBA.
Kini, kebijakan itu diubah dan Perbasi memberikan kelonggaran kepada pemain naturalisasi untuk bisa dipakai oleh klub domestik di kompetisi IBL.
“Kebijakan ini untuk memudahkan koordinasi antara Badan Tim Nasional dengan pemain bersangkutan. Kami berharap, dengan kebijakan ini pemain sewaktu-waktu dibutuhkan Timnas, bisa langsung gabung,” Danny Kosasih menambahkan.
“Kami juga belajar dari kebijakan-kebijakan sebelumnya, saat pemain bermain di kompetisi luar negeri tidak mudah memanggilnya untuk gabung Timnas sesuai jadwal karena terikat dengan aturan dan kegiatan klubnya,” tuturnya.
Danny juga meyakini kemampuan pemain akan semakin berkembang saat bergabung dengan klub lokal. Peningkatan kemampuan pemain akan pesat karena kompetisi IBL sudah semakin kompetitif.