SKOR.id – Musim debut Pedro Acosta di kelas utama MotoGP tetap terbilang mengesankan meski dalam beberapa race terakhir segala sesuatunya menjadi lebih rumit bagi rookie Red Bull GasGas Tech3.
Setelah sembilan Grand Prix musim 2024 berlalu, Acosta kini menempati posisi keenam dalam klasemen, dengan raihan total lima podium, dua balapan utama dan tiga sprint.
Itu jelas torehan impresif mengingat ia berstatus rookie. Dan, yang terpenting adalah cara mencapainya. Acosta bisa dibilang telah paham dan nyaman mengendarai protoripe MotoGP, dalam hal ini RC16.
Kendati rider berjuluk Si Hiu dari Mazzaron tersebut mengalami kesulitan sejak MotoGP Prancis di Sirkuit Bugatti, Le Mans, tentu karena pengetahuannya tentang semua sudut dan celah RC16 kian dalam.
Belum stabilnya performa Pedro Acosta sejauh ini faktanya tidak membuat banyak orang meragukan masa depan cerah yang bakal terbentang untuk pembalap berusia 20 tahun itu, termasuk Jorge Lorenzo.
Sang legenda MotoGP bahkan melihat Acosta punya beberapa karakter yang dimiliki pembalap juara dunia seperti Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez. Ini membuatnya berbeda dari kebanyakan rider.
“(Yang membuatnya berbeda dari yang lain adalah) persiapannya, ribuan jam yang dihabiskannya untuk mengendarai sepeda motor sejak kecil, dan juga di atas motor besar,” ujar Lorenzo dalam program terbaru DAZN, ‘Decoded: Pedro Acosta’.
“Di usianya, orang lain punya setengah atau tiga kali lebih sedikit jam latihan dan persiapan dibandingkan dengannya. Satu pesan saya, hati-hati ketika terjatuh, cedera serius bisa mempersingkat kariernya.”
“Dia mempunyai sesuatu yang juga dimiliki Stoner dan Valentino, karisma. Juga seperti Marc, ambisi serta keyakinan pada diri sendiri,” tambah pemilik lima gelar juara dunia, tiga di antaranya di kelas MotoGP, itu.
Pernyataan Jorge Lorenzo diperkuat oleh mantan bintang Repsol Honda Dani Pedrosa, yang kini bekerja di pabrikan yang sama dengan Pedro Acosta, KTM, sebagai test rider.
Ia menyoroti betapa pentingnya Acosta bagi KTM dan betapa luar biasa proses adaptasinya dengan mesin MotoGP hanya dalam beberapa bulan setelah bersaing di kategori Moto2 tahun lalu.
“Setiap kali dia berganti kelas, dia menyadari bahwa dia merasa lebih nyaman. Dia terbiasa bekerja di trek yang sangat kecil dengan motor besar. Semua orang di pabrik senang dengan performanya, itu adalah hal yang dibutuhkan KTM,” tutur Pedrosa.
“Tahun depan, dengan lebih banyak pengalaman, dia akan mencapai level berikutnya. Di pramusim, pesan saya untuknya adalah lebih berhati-hati dengan ban, motor (MotoGP) ini kadang bisa mengejutkan dan membuat Anda berakhir di rumah sakit.”