SKOR.id – Pedro Acosta terus mengundang decak kagum sejak terjun dalam Kejuaraan Dunia Balap Motor Grand Prix. Mulai dari debutnya di kelas Moto3 pada 2021, Moto2 musim 2022 dan 2023, hingga kini MotoGP.
Menjadi satu-satunya rookie dalam kasta utama, Acosta tampil impresif pada dua putaran pertama musim 2024. Ia sudah mampu bersaing dengan para rider top, bahkan meraih podium di Grand Prix Portugal.
Membela Red Bull GasGas Tech3, El Tiburon de Mazarron (Si Hiu dari Mazarron), julukan Acosta, berhasil menyalip juara dunia seperti Marc Marquez (Gresini Racing) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team).
Lebih dari performa, gaya berkendara, dan kesuksesannya finis ketiga di Portimao, Portugal, 24 Maret lalu, kecepatan Pedro Acosta beradaptasi serta mengatasi tantangan baru yang membuat Tech3 terkesan.
Sejak tes pertamanya dengan Tech3, tim satelit KTM, di Valencia tahun lalu, Acosta mengejutkan semua orang dengan betapa cepatnya ia beradaptasi di atas prototipe MotoGP.
Juara dunia Moto3 2021 dan Moto2 2023 ini kemudian menegaskan kemampuannya menyesuaikan diri dengan cepat dalam lingkungan baru selama tes pramusim 2024 dan dua GP perdananya di MotoGP.
Bos GasGas Tech3 Herve Poncharal pun terkejut dengan cara sang rookie menghadapi MotoGP. Ia tenang, seperti tidak pernah melakukan kesalahan yang sama dua kali, dan sangat cepat berlajar dari kegagalan.
Ini pula yang membuat orang-orang di Tech3 memberinya julukan baru, ‘SpongeBob’, merujuk pada tokoh utama dalam serial animasi terkenal, SpongeBob SquarePants, yang berwujud spons.
“Kami punya pembalap baru, seorang rookie, tetapi yang luar biasa adalah dia (Acosta) sama sekali tidak merasa tertekan. Dia memulai dengan baik. Dia membuat kesalahan di awal, namun dia belajar dari situ,” kata Poncharal dikutip dari Canal+.
“Kami menyebutnya SpongeBob, karena dia mampu belajar dengan cepat dan menyerap segalanya. Saya tak mengatakan apa pun secara spesifik kepadanya, selain: ‘Terus lakukan pekerjaan Anda, apa yang telah Anda lakukan sejak lap pertama di MotoGP, itu yang kita butuhkan.’”
Pernyataan Herve Poncharal diamini Guy Coulon. Menurut, eks kepala mekanik Tech3 ini, kemampuan analisis dan penguasaan Acosta di lingkungan baru membuatnya terkesan melebihi performa sang rookie.
“Di trek, itu kombinasi cara melakukan sesuatu, dengan motor dan ban. Agas sulit membuat analisis yang benar-benar tepat. Perbedaan besarnya, saya pikir, ada di dalam garasi, karena dia masih sangat muda, 19 tahun,” kata Coulon.
“Dia memahami segalanya dengan cepat. Meraih podium setelah dua balapan pertama di MotoGP telah menjadi hal yang tidak biasa, namun memungkinkan. Kini, dengan betapa sulit mengendalikan motor, itu bukan hal gampang.”
Coulon juga takjub sekaligus senang melihat SpongeBob mampu mengasapi Marc Marquez dan Francesco Bagnaia, dua referensi utama di kelas premier, dalam MotoGP Portugal.
“Itu fenomena bagus, Pada akhirnya hal tersebut tidak terlalu mengejutkan kami. Semua orang melihat betapa nyaman dia di trek, dengan penguasaan motor yang perfek dan stabil di area rumit,” ucap Coulon.
“Dia menghadapi dua rider top dengan total 11 gelar (Marquez dan Bagnaia). Dia mampu melahap mereka seperti menyantap kue. Kami benar-benar senang, saya yakin dia pun begitu. Meskipun sebenarnya kami sudah tahu talenta besarnya, jujur saja kami masih sedikit terkejut.”