SKOR.id - United Nations of Counter-Terorism (UNOCT) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI (Kemenpora RI) menggelar seminar internasional di Discovery Kartika Plaza Hotel, Badung, 1-3 Oktober 2024.
Seminar olahraga tersebut bertajuk Harnessing the Power of Sports and its Values to Strengthen Social Cohesion and Impact on Community Resilience, yang diikuti oleh ratusan peserta dari security officer klub-klub Liga 1 dan Liga 2.
Kemudian ada juga perwakilan dari akademisi, Asprov PSSI, hingga para pemangku kepentingan olahraga lainnya. Seminar olahraga internasional ini untuk pertama kalinya digelar di Indonesia.
Seminar ini dibuka langsung oleh Menpora RI, Dito Ariotedjo, Selasa (1/10/2024) pagi. Selain itu, dalam pembukaan ini Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Destria, Gita Sabharwal selaku United Nations Resident Coordinator in Indonesia.
Lalu Valerio de Divi (Koordinator UNOCT Global Sports Programme), dan Athor Subroto (School of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia).
Dalam sambutannya, Menpora Dito menilai bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi yang baik agar olahraga Indonesia juga ikut berperan membawa pesan perdamaian.
"Tadi kami sudah berbicara di atas panggung bersama Mr. Valerio, dan sudah deal dengan pilot project langsung di Indonesia," ujar Menpora Dito.
"Bagaimana bersama UNOCT dan Global Sports, olahraga bisa memastikan keamanan nasional kita dan bisa mereduksi, preventif, dari gerakan ekstremis yang akan dihilangkan melalui gerakan olahraga," jelasnya.
Menteri berusia 34 tahun itu menambahkan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, juga ingin menjadikan Indonesia negara yang ramah dan salah satu kampanyenya adalah dengan menggelar berbagai event internasional olahraga.
Sementara itu, Ratu Tisha Destria mengungkapkan ini adalah ajang yang bagus bagi seluruh insan olahraga untuk bertukar pikiran membuat satu perdamaian, satu misi, yang sangat penting ke depannya untuk pemuda dan olahraga.
“Terkadang kita sebagai insan olahraga terlalu eksklusif, jika ada masalah, kita mencari solusi sendiri. Akan tetapi, mungkin solusi itu sudah ditemukan di tempat lain," kata Ratu Tisha.
"Oleh karena itu, khususnya untuk kita yang merupakan keluarga besar sepak bola, untuk bisa membuka diri. Saatnya kita bersama-sama bersinergi untuk memajukan bangsa kita, Indonesia,” ucapnya.
Selain itu, dalam kesempatan ini Ratu Tisha juga kembali mengingatkan tentang terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa hingga 135 orang.
“Hari ini tepat mengenang tragedi horor dalam sepak bola kita (Tragedi Kanjuruhan) dua tahun lalu. Kolaborasi adalah jalan satu-satunya untuk memecahkan permasalahan kita," ungkap Ratu Tisha.
"Untuk football family yang saya banggakan dan cintai, saatnya kita stepback untuk menulis, berkonsep satu sama lain, untuk melahirkan karya-karya baru ke depannya. Semoga ini menjadi inspirasi yang tumbuh di hati insan masing-masing."
Gita Sabharwal yang mewakili United Nations menilai sepak bola yang merupakan olahraga terpopuler bisa menjadi contoh bahwa budaya antarnegara mampu terkoneksi satu sama lain.
“Kami dari PBB bisa melihat bahwa atlet-atlet ini bisa menjadi penggerak untuk kita mencapai tujuan perdamaian. Anak-anak muda tentunya perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan kita ini,” katanya.
Sementara menurut Valerio de Divi, kekuatan olahraga bisa digunakan untuk membangun kerukunan dan ketahanan sosial.
“Acara olahraga ditargetkan karena dihadiri banyak penonton dan turis. Olahraga bisa memberikan pembelajaran sosial dalam keterampilan seperti kepercayaan diri, memberi tahu kita semua warga dunia ada pengelolaan konflik, penyelesaian masalah, ini semua difasilitasi oleh olahraga lewat kontribusi pelatih dan administrator olahraga,” tuturnya.