SKOR.id – Terbiasa hidup di atas motor dengan kecepatan hingga 300 km/jam jelas membutuhkan waktu untuk relaksasi. Itulah yang dilakukan juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Membaca buku autobiografi sejumlah tokoh balap terkenal di dunia, adalah salah satu kegiatan yang dimanfaatkan pembalap asal Italia itu, selain mengoleksi buku-buku berseri.
Dengan usia yang terbilang masih muda, 26 tahun, Bagnaia juga masih menyukai sepatu kets dan ia salah satu atlet yang gemar mengoleksinya.
Satu lagi yang menjadi kesukaan Bagnaia saat mengisi waktu luang adalah mendengarkan lagu. Selama ini, selera musik Bagnaia berorientasi pada pop, rock, hip-hop/rap, dan metal.
Salah satu bukti Bagnaia menyukai musik rock adalah lagu yang kerap didengarkannya sebelum balapan digelar.
“Saya sangat menyukai musik rock untuk persiapan sebelum balap. Untuk pre-race, saya memilih Can’t Go Without You dari Kaleo,” ucapnya dalam kanal YouTube MotoGP, beberapa waktu lalu.
Musim panas beberapa tahun lalu, Bagnaia tampil dalam video pop untuk lagu Allegria, dengan penyanyi legendaris Italia Gianni Morandi bersama penyanyi-penulis lagu dan rapper, Jovanotti.
Difilmkan di peternakan VR46 milik Rossi yang terkenal, Bagnaia terlihat dalam video tersebut mengendarai sepeda motocross, mengobrak-abrik sekelompok penari dengan kostum era 1960-an. Itu adalah pengalaman nyata baginya ikut ambil bagian dalam pembuatan video musik.
“Saya penggemar berat Gianni Morandi dan Jovanotti. Jovanotti adalah idola saya dari dunia ini. Ketika mereka meminta kami untuk membuat video tersebut, saya sangat emosional karena lagu favorit saya adalah salah satu lagu Jovanotti,” ujar Bagnaia soal musisi dengan nama asli Lorenzo Cherubini itu.
Bagnaia terlihat berseri-seri saat mengingat hari pembuatan video musik itu. Ia mengaku mulai mengendarai motor, lalu diminta ikut menari.
“Itu hari yang sangat menyenangkan, saya sangat menikmatinya. Gianni Morandi dan Jovanotti adalah dua orang yang luar biasa. Jadi, sangat, sangat, sangat menyenangkan bisa melakukannya,” tuturnya.
Bagnaia bahkan terinspirasi untuk membuat helm khusus untuk mengenang lagu yang ia kenakan saat balapan di Misano. Desain terinspirasi lagu Allegria itu akhirnya benar-benar diturunkan Bagnaia di Misano pada 2021, saat dirinya masih membela Tim Pramac Racing-Ducati.
“Saya berpikir, apa yang sudah Misano berikan kepada Anda? Dan menurut saya ini seperti rumah, dan rumah itu menyenangkan, serta merupakan ‘allegria’ (keceriaan),” tuturnya.
“Balapan di rumah selalu merupakan perasaan yang menyenangkan, dan sepanjang hari Anda memiliki senyuman di wajah Anda karena Anda tahu bahwa semua orang yang datang akan berteriak untuk Anda, dan itu adalah sesuatu yang Anda rasakan, jadi saya katakan itu 'allegria' adalah hal terbaik untuk mendedikasikannya.”
Ketenaran seperti itu masih merupakan hal baru bagi Bagnaia yang sederhana. MotoGP adalah sebuah agama di sebagian besar Italia. Namun, ia tumbuh besar di kota kecil Chivasso, dekat Turin, dan tidak termasuk dalam pusat olahraga tersebut.
“Di Turin, satu-satunya olahraga yang bisa membuat Anda berambisi adalah ski atau sepak bola,” kata Bagnaia.
“Tidak mudah untuk mendapatkan dukungan di sekolah karena saya selalu pergi untuk mengikuti perlombaan, dan mereka selalu menelepon ibu saya dan berkata, ‘Ah, anakmu tidak bersekolah, apa yang dia lakukan?’”
Namun kini segalanya berubah. “Jika saya berpikir, tiga tahun lalu, dua tahun lalu, saya bisa berjalan dengan mudah di kota saya, namun sekarang menjadi lebih sulit. Sekarang semua orang tahu tentang MotoGP, dan itu sangat menyenangkan untuk dilihat,” ucapnya.