13 Rider Mampu Mempertahankan Gelar Kelas Premier

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menjadi juara dunia kelas premier ke-13 yang mampu mempertahankan gelarnya. (Dede Mauladi/Skor.id)
Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menjadi juara dunia kelas premier ke-13 yang mampu mempertahankan gelarnya. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

SKOR.id – Minggu (26/11/2023) sore di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menjadi pembalap ke-13 dalam sejarah yang mampu mempertahankan gelarnya di kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Ia menjadi pembalap ketiga di era MotoGP (yang dimulai 2002) yang mampu merebut dua gelar juara dunia secara beruntun, meneruskan warisan dua rider terkenal yang pernah berbagi bersaing dengannya, Valentino Rossi dan Marc Marquez

Bagnaia juga menjadi pembalap Ducati pertama yang berhasil mempertahankan gelarnya. Ia pun menjadi pembalap pertama sejak Mick Doohan pada 1998 (saat kelas tertinggi masih 500cc) yang mampu mempertahankan gelar dengan nomor motor 1 (#1).

Sebelum Francesco Bagnaia, ada 12 pembalap lain yang berhasil mempertahankan gelar juara dunianya di kategori tertinggi Grand Prix motor:

1. Geoff Duke (1923-2015)

Pembalap Inggris, pemenang empat gelar juara dunia kelas 500cc. Duke kali pertama juara pada 1951. Duke tidak mampu mempertahankan gelarnya pada 1952 karena kehebatan Umberto Masetti. Duke sendiri hanya finis P7 di klasemen akhir di atas Norton. 

Pun begitu, Duke bangkit dan menggila dengan memenangi tiga gelar secara beruntun pada 1953, 1954, dan 1955 dengan menggeber Gilera.

2. John Surtees (1934-2017)

Pembalap legendaris Inggris, juara dunia kelas 500cc dan Formula 1 (F1), yang juga gagal mempertahankan gelarnya usai menang pada 1956. Pada 1957, Libero Liberati melibas Surtees yang saat itu hanya finis P3. 

Namun setelah itu, Surtees berhasil merebut tiga gelar kelas 500cc beruntun di atas MV Agusta pada 1958, 1959, dan 1960.

3. Mike Hailwood (1941-1981)

Rider hebat asal Inggris lainnya yang menjadi pembalap pertama yang sukses mempertahankan gelar kelas 500cc usai perdana menang. Hailwood empat kali juara dunia secara beruntun pada 1962 sampai 1965 bersama MV Agusta. 

Hailwood nyaris merebut gelar kelima pada 1966 (harus puas finis runner-up) jika tidak kalah dari Giacomo Agostini. Musim itu, Hailwood sudah memperkuat Honda.

4. Giacomo Agostini (1942-….)

Pembalap tersukses sepanjang sejarah kelas utama ini juga sukses merebut kembali mahkota pertamanya dan berikutnya sejak ia menjadi juara dunia 500cc tujuh kali berturut-turut antara tahun 1966 hingga 1972, dan selalu mengendarai MV Agusta. 

Setelah finis ketiga pada 1973 usai dikalahkan oleh rider baru MV Agusta Phil Read, Ago pindah ke Yamaha pada 1974 dan memenangi gelar tahun 1975 dengan mengalahkan pembalap Inggris itu. Kemudian, pada tahun 1976, Barry Sheene yang berkembang pesat menjadi juara dunia di atas Suzuki.

5. Phil Read (1939-2022)

Pembalap Inggris ini mampu mempertahankan mahkota kelas 500cc yang diraih pada 1973, sekaligus menjadi tolak ukur baru bagi MV Agusta hingga merugikan sang juara Agostini, yang akhirnya meninggalkan perusahaan Italia itu dan beralih ke Yamaha Jepang. 

Pada tahun 1974 dia tidak memiliki saingan untuk mempertahankan mahkotanya, Barulah pada 1975, Read bertemu dengan Ago yang mampu mengalahkannya.

6. Barry Sheene (1950-2003)

Juara dunia asal Inggris terakhir dan kampiun pertama Suzuki di kelas 500cc saat merebutnya pada 1976 dan mempertahankannya pada 1977. Sheene menjadi rider pertama yang meninggalkan nomor 1 karena memilih mempertahankan nomor mitosnya 7. Pada 1978, Sheene kehilangan mahkota usai takluk dari Kenny Roberts. Tahun berikutnya, Sheene meninggalkan tim pabrikan Suzuki dengan keyakinan akan menerima materi yang lebih mutakhir dibanding rekan satu timnya.

7. Kenny Roberts (1951-….)

Pembalap yang dijuluki “Mars dari Amerika” ini adalah juara dunia kelas premier pertama yang datang dari seberang Samudra Atlantik, tepatnya Amerika Serikat. Gaya mengendalikan motornya saat itu terbilang baru yang kemudian ditiru oleh semua orang. 

Roberts memenangi tiga mahkota berturut-turut pada tahun 1978, 1979, dan 1980 bersama Yamaha. Sayang, pada 1981, Andalan Suzuki Marco Lucchinelli dan Randy Mamola menurunkannya ke posisi ketiga di klasemen akhir.

8. Eddie Lawson (1958-….)

Rider asal Amerika lainnya yang tidak mampu memperbarui gelarnya setelah merebut yang pertamanya pada 1984 (pada 1985, Freddie Spencer menang hanya dengan 8 poin). Ia juga gagal merebut gelar setelah mahkota keduanya pada 1986 (pada 1987, Wayne Gardner dan Mamola mengunggulinya). 

Namun, Lawson menggila pada 1988 dan 1989 dengan gelar beruntunnya di atas motor berbeda, masing-masing dengan Yamaha YZR500 dan Honda NSR500.

9. Wayne Rainey (1960-….)

Pembalap asal Amerika ini merebut tiga gelar 500cc berturut-turut pada tahun 1990, 1991, dan 1992 di atas Yamaha. Dalam perjalanan menuju gelar keempatnya berturut-turut, Rainey mengalami kecelakaan hebat di Misano yang membuatnya harus selamanya berada di atas kursi roda. Dia menjadi runner-up kelas 500cc dilampaui oleh Kevin Schwantz dari tim Suzuki.

10. Mick Doohan (1965-….)

Pembalap asal Australia ini mampu menjadi juara dunia kelas 500cc lima kali beruntun pada 1994 sampai 1998. Sukses beruntunnya terganggu usai kecelakaan mengerikan di Jerez yang membuatnya patah kaki kanan. Rekan setimnya di Repsol Honda, Alex Criville, berhasil menjadi juara dunia pada 1999.

11. Valentino Rossi (1979-….)

Jagoan dari Tavullia, Italia, ini mendapat kehormatan untuk merebut mahkota terakhir dalam sejarah kelas 500cc (2001) dan memperbarui gelarnya di era MotoGP berikutnya, 2002 dan 2003 masih bersama Honda serta 2004 dan 2005 di atas Yamaha. 

Yang menyakitkan adalah resolusi mahkota tahun 2006, saat dirinya hanya kalah 5 poin dari Nicky Hayden dalam balapan terakhir Valencia, meskipun menjelang balapan masih memimpin klasemen. 

Rossi kemudian meraih gelar pada 2008 dan 2009 dan kalah pada 2010 dari rekan setimnya Jorge Lorenzo (Yamaha) dan Dani Pedrosa (Repsol Honda).

12. Marc Marquez (1993-….)

Pada 2013, El Tro de Cervera menjadi juara dunia termuda dalam sejarah MotoGP dan tahun berikutnya ia memperbarui mahkotanya dalam salah satu kampanye paling penuh kemenangan yang pernah ada, memenangi 10 balapan pertama MotoGP 2014. 

Setelah kehilangan mahkota pada 2015 dengan drama “Sepangate” bersama Rossi, yang jatuh ke tangan Lorenzo — yang berhasil mempertahankan mahkota tersebut antara tahun 2016 dan 2019 — untuk kemudian diserahkan pada 2020 kepada Joan Mir (Suzuki) karena cedera jangka panjang di lengan kanannya.

13. Francesco Bagnaia (1997-….)

Francesco Bagnaia-Jorge Martin
Francesco Bagnaia (kiri) memenangi persaingan perebutan gelar juara dunia dengan Jorge Martin usai putaran terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Minggu (26/11/2023). (M. Yusuf/Skor.id)

Pria asli Piedmont, Italia, ini menjadi pembalap ke-13 di kategori bintang yang berhasil memperbarui mahkotanya. Bagnaia melakukannya setelah mengenakan nomor 1 di fairing Ducati Desmosedici GP22 miliknya. 

Pada tahun 2022, Bagnaia melakukannya setelah comeback bersejarah dari tertinggal 91 poin untuk kemudian menang. Sedangkan pada 2023, dalam usia 26 tahun, Bagnaia merebut gelar setelah pertarungan yang sulit dengan Jorge Martin (Prima Pramac Racing).

 

RELATED STORIES

Hasil MotoGP Valencia 2023: Pecco Bagnaia Juara Dunia, Jorge Martin Crash

Hasil MotoGP Valencia 2023: Pecco Bagnaia Juara Dunia, Jorge Martin Crash

Francesco ‘Pecco’ Bagnaia berhasil mempertahankan gelar juara dunia MotoGP setelah sang rival, Jorge Martin, jatuh di balapan penentu.

Makna Juara Dunia MotoGP 2023 untuk Francesco Bagnaia, Pertahankan Gelar Sekaligus Pecahkan Kutukan

Makna Juara Dunia MotoGP 2023 untuk Francesco Bagnaia, Pertahankan Gelar Sekaligus Pecahkan Kutukan

Gelar juara dunia MotoGP 2023 memberi makna tersendiri untuk karier balap seorang Francesco Bagnaia.

Hasil Sprint MotoGP Valencia 2023: Klaim Kemenangan Ke-9, Jorge Martin Jaga Asa Juara Dunia

Jorge Martin masih punya peluang juara dunia setelah memenangi sprint MotoGP Valencia, di mana Pecco Bagnaia hanya finis kelima.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

PUBG Mobile x Shelby. (PUBG Mobile)

Esports

PUBG Mobile Umumkan Kolaborasi dengan Shelby American

Kolaborasi PUBG MOBILE x Shelby American ini tersedia mulai 9 Mei hingga 6 Juli 2025.

Gangga Basudewa | 09 May, 12:01

Visit Camp SSB Assa Pro.

Liga TopSkor

Visit Camp SSB Assa Pro: Pentingnya Mengasah Build Up Sejak Usia Dini

Pada kompetisi Liga TopSkor Greater Jakarta musim 2025, Assa Pro mengikuti enam kelompok usia yang terdiri dari U-10, U-11, U-12, U-13, U-14, dan U-15.

Nizar Galang | 09 May, 11:36

Hasil pertandingan Liga 1 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id)

Liga 1

Dewa United Tegaskan Fokus Perjuangkan Peringkat Dua, PSIS Semakin Terancam

Rekap hasil dua pertandingan pembuka pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 pada Jumat (9/5/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 09 May, 11:19

Ulang Tahun ke Delapan eFootball. (Konami)

Esports

Event In Game Spesial Konami Rayakan 8 Tahun eFootball

Event perayaan aniversary kedelapan dari eFootball akan digelar mulai 8 sampai tanggal 29 Mei, 2025

Gangga Basudewa | 09 May, 09:51

Madura United vs Borneo FC pada pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, 10 Mei 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Madura United vs Borneo FC di Liga 1 2024-2025

Jelang lanjutan pekan ke-32, Sabtu (10/5/2025) sore, Madura United dan Borneo FC sama punya modal bagus.

Taufani Rahmanda | 09 May, 07:09

PSM Makassar vs Malut United pada pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 di Stadion Gelora B.J Habibie, Pare pare, 10 Mei 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming PSM vs Malut United di Liga 1 2024-2025

Jelang lanjutan pekan ke-32, Sabtu (10/5/2025) sore, PSM Makassar dan Malut United dalam kondisi yang kontras.

Taufani Rahmanda | 09 May, 06:44

shayne pattynama - timnas indonesia

World

Perjalanan Karier Shayne Pattynama, ke Mana Selanjutnya?

Ke mana Shayne Pattynama akan berlabuh selanjutnya? Ia resmi dilepas oleh klub Liga Belgia, KAS Eupen.

Thoriq Az Zuhri | 09 May, 06:37

Logo baru kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 09 May, 05:56

Liga 4 Nasional atau Liga 4 putaran nasional. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Putaran Nasional Liga 4 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut jadwal, hasil, dan klasemen putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Rais Adnan | 09 May, 05:56

Piala Asia Futsal Wanita 2025 di Cina atau AFC Women's Futsal Asian Cup China 2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Futsal

Piala Asia Futsal Wanita 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen lengkap Piala Asia Futsal Wanita 2025 terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 09 May, 05:50

Load More Articles