SKOR.id – Yamaha, yang telah menggunakan mesin empat silinder segaris (inline-4) sejak awal era MotoGP (2002), kini sibuk mengembangkan powerplant V4. Managing Director Yamaha Racing Lin Jarvis membenarkan kabar tersebut dalam wawancara dengan MotoGP.com.
Yamaha mengatakan ingin memahami potensi penuh dari mesin V4 yang digunakan oleh para pesaingnya di MotoGP saat mereka memikirkan arah apa yang harus diambil dengan motornya sendiri untuk regulasi baru mulai tahun 2027, dengan perubahan terbesar pada pergantian mesin dari 1.000cc menjadi 850cc.
Yamaha kini berada pada tahap lanjutan dalam mengembangkan mesin empat silinder dalam konfigurasi V sebagai bagian dari rencananya untuk kembali menjadi yang terdepan di MotoGP.
Mengapa Yamaha akhirnya memilih meninggalkan filosofinya untuk beralih ke mesin berkonfigurasi V4? Apa yang menjadi latar belakangnya? Kapan mesin V4 Yamaha itu akan diturunkan?
Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Latar Belakang
Setelah Fabio Quartararo memenangi Grand Prix Jerman pada 19 Juni 2022 bersama tim pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP dan Alex Rins menguasai Grand Prix Valencia pada 6 November 2022, mesin inline-4 tidak mampu lagi memenangi Grand Prix di kelas premier.
Sejak keluarnya Suzuki dari MotoGP pada akhir tahun 2022, Yamaha praktis menjadi satu-satunya pabrikan yang tetap menggunakan mesin empat silinder segaris.
Berbagai upaya dilakukan para teknisi Yamaha untuk menandingi para kompetitor – Ducati, KTM, Aprilia, dan Honda – yang memakai mesin V4, namun hingga kini belum membuahkan hasil signifikan.
Ditanya apa yang mendorong pengembangan mesin V4, Jarvis mengatakan: “Itu sesuatu yang sudah ada sejak lama. Dalam beberapa tahun terakhir kami telah melihat banyak sekali perkembangan teknis dalam olahraga ini. Inline-four menurut kami masih banyak kapasitasnya untuk dikembangkan dan ditingkatkan.
“Tetapi ketika semua pesaing Anda menjalankan V4 dan, seiring dengan peraturan tahun 2027, penting bagi kami untuk sepenuhnya memahami potensi V4 versus inline-four. Jadi berdasarkan hal itu, beberapa waktu lalu kami mengambil keputusan untuk memulai proyek (mesin V4) tersebut.”
Kapan Mesin dan Motor V4 Yamaha Akan Diturunkan Perdana
Berbicara menjelang Grand Prix Emilia Romagna akhir pekan ini di Misano, Jarvis menjelaskan bahwa Yamaha mereka sebenarnya sedang mengerjakan motor V4 baru dengan tujuan untuk memperkenalkannya sebelum peraturan baru pada tahun 2027.
Jadwal pasti Yamaha akan membalap V4 pertamanya masih belum pasti saat ini, tetapi satu hal yang jelas dari komentar Jarvis: tim mungkin harus bersiap untuk mengorbankan setidaknya performa satu musim agar dapat menggunakan produk barunya sepenuhnya.
“Mesinnya sudah diuji namun kami belum menjalankannya dengan sepeda motor. Tetapi ketika sudah siap dengan pengujian ketahanannya, maka kami akhirnya akan mulai mengujinya di lintasan,” ucap Jarvis.
Jarvis juga mengisyaratkan Yamaha masih berpikiran terbuka apakah akan menggunakan mesin Inline-4 atau V4 untuk era baru 850cc.
“Ketika (V4) lebih cepat dari Inline-4, kami akan menghadirkannya. Mari kita lihat! Tentunya salah satu niat kami adalah melihat dan memeriksa jenis mesin apa yang kami butuhkan untuk tahun 2027,” katanya.
“Tetapi saat ini tahun 2027 masih terlalu jauh bagi kami, jadi kami harus memulainya sekarang. Kami perlu mendapatkan pengalaman. Saya tidak tahu kapan Anda akan melihatnya balapan, tetapi pengujian lintasan tidak akan lama lagi.
“Berdasarkan perkembangan dan semoga perkembangannya positif, mungkin pertengahan tahun depan sudah bisa dilihat di lintasan.
“Kami mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi saya pikir dengan dua tim yang kuat, dengan empat pembalap yang kuat, ditambah banyak insinyur yang sangat baik yang bekerja untuk kami, saya pikir kami akan kembali.”
Karena Yamaha dan Honda berada di peringkat konsesi terendah, mereka bebas memodifikasi mesin MotoGP mereka sepanjang tahun.
Itu berarti mereka dapat memulai tahun 2025 dengan evolusi terbaru dari mesin Inline-4 mereka saat ini, kemudian beralih ke V4 jika dan ketika mereka menganggapnya siap untuk balapan.
Ducati, Aprilia dan KTM harus melakukan homologasi desain mesin mereka di setiap awal musim.
Keuntungan Yamaha Memakai Mesin V4
Kedatangan Luca Marmorini, mantan insinyur Formula 1 di Ferrari dan Toyota, pada tahun 2022, kemungkinan besar memainkan peran kunci dalam keputusan strategis tersebut.
Marmorini – yang sebelumnya juga berkontribusi pada mesin V4 Aprilia RS-GP – akan mendorong Yamaha untuk meninggalkan mesin empat silinder segaris tradisional dan memilih V4.
Selain itu, perekrutan Max Bartolini, mantan direktur teknis Ducati, pada awal tahun 2024, memperkuat gagasan bahwa Yamaha berkomitmen kuat untuk melakukan perombakan teknis di MotoGP.
Julius Bernardelle, seorang insinyur ternama di dunia motor sport, menjelaskan di moto.it keunggulan mesin V4 untuk Yamaha dan mengapa pilihan ini cocok untuk setup MotoGP modern.
Konfigurasi mesin V4 kini lebih disukai karena evolusi sasis MotoGP yang menjadi lebih panjang, sehingga kebutuhan akan kekompakan memanjang menjadi kurang penting. Jarak sumbu roda yang meningkat memungkinkan penggunaan mesin V4 tanpa kelemahan besar.
V4, dengan sudut 90 derajat antara tepian dan timing pin engkol sekitar 70 derajat, memungkinkan distribusi torsi yang ideal. Konfigurasi tersebut, dipadukan dengan knalpot 2-in-1 terpisah, saat ini menjadi solusi terbaik untuk penyaluran torsi optimal di MotoGP. Untuk mesin segaris, konfigurasi seperti itu akan menyebabkan ketidakseimbangan yang signifikan.
V4 mendapat manfaat dari desain dengan bantalan utama yang lebih sedikit dibandingkan dengan mesin segaris, yang mengurangi kerugian internal dan meningkatkan efisiensi mekanis mesin.
V4 lebih sempit daripada inline-four, memungkinkan integrasi lebih baik dengan solusi aerodinamis modern. Ini menjadi semakin penting dalam pengaturan MotoGP saat ini.
Bernardelle menyimpulkan bahwa performa mesin di motor sport tidak pernah mutlak. Namun perlu dipilih solusi yang paling sesuai dengan teknologi dan regulasi saat ini. Bagi Yamaha, perpindahan ke V4 sepertinya merupakan evolusi alami dan perlu untuk bersaing dengan tim seperti Ducati, pemimpin di bidang ini.
Tantangan Yamaha dengan Mesin V4
Kedatangan Miguel Oliveira dan Jack Miller untuk proyek satelit baru Pramac, mulai musim 2025, berarti Yamaha akan segera memiliki pembalap dengan pengalaman V4 di Ducati (Miller), Honda (Alex Rins, Miller), KTM (Oliveira, Miller), dan Aprilia (Oliveira).
Rins, Miller dan Oliveira juga memenangi balapan MotoGP dengan V4 di Honda, Ducati, dan KTM.
Namun, permasalahan yang dialami Honda menunjukkan bahwa memasang mesin V4 sepertinya bukan solusi ajaib bagi Yamaha, karena M1-nya juga dianggap kurang dalam bidang aerodinamis dan elektronik dibandingkan dengan mesin Eropa.
Honda menggunakan mesin V5 pada era awal MotoGP 990cc, dari 2002-2006. Namun peraturan MotoGP sekarang menyatakan maksimum 4 silinder.
Sementara itu, kali terakhir Yamaha menggunakan mesin V4 di grand prix adalah pada mesin YZR500 2-tak, sebelum beralih ke format Inline yang sama dengan motor Superbike produksinya untuk memulai era MotoGP 4-tak.
Setelah berjuang keras pada tahun 2002 dan 2003, YZR-M1 membuat terobosan ketika Masao Furusawa memperkenalkan poros engkol lintas bidang (crossplane crankshaft) “big bang” bertepatan dengan kedatangan Valentino Rossi pada tahun 2004.
Meskipun tidak pernah menjadi motor tercepat di lintasan lurus, handling yang manis dan kecepatan menikung segera menjadi ciri khas M1, yang memenangi empat gelar pebalap bersama Rossi, kemudian tiga gelar lagi untuk Jorge Lorenzo sebelum trofi direbut Fabio Quartararo pada tahun 2021.
Namun, kehadiran aerodinamika canggih sudah mulai menutupi celah menikung V4. Keunggulan daya V4 juga memungkinkan tingkat downforce pemicu drag yang lebih tinggi untuk digunakan.
Yamaha telah berusaha keras untuk meningkatkan performa mesin, menjadikan tenaga sebagai prioritas utama. Namun hal ini harus mengorbankan kemampuan berkendara dan hasil GP terbaik tim musim ini (sampai putaran ke-13, GP San Marino) adalah posisi ketujuh.