SKOR.id – Spanyol berhasil mendominasi sepak bola dunia dalam semua level akhir-akhir ini. Tim nasional putra Spanyol mengalahkan Inggris pada laga final untuk dinobatkan sebagai juara Euro 2024.
Sementara sebelumnya, Timnas Wanita Spanyol memenangkan Piala Dunia Wanita 2023.
Spanyol juga memegang dua gelar terbesar dalam sepak bola klub Eropa, dengan Real Madrid dan Barcelona masing-masing memenangkan Liga Champions pria dan wanita musim 2023-2024.
Dan Spanyol kini telah menambahkan medali emas Olimpiade ke dalam daftar prestasi.
Tim sepak bola putra mereka berhasil menaklukkan tuan rumah Prancis pada final cabang sepak bola Olimpiade 2024 di Paris, Jumat (9/8/2024) waktu setempat.
Ini adalah daftar prestasi yang sangat mengesankan bagi Spanyol, meski mungkin mengkhawatirkan bagi negara-negara pesaingnya.
Itu mengingat keberhasilan tersebut diraih di tengah kekacauan dalam tubuh RFEF akibat skandal seksisme yang sempat membayangi kemenangan mereka dalam Piala Dunia Wanita 2023.
Jadi, bagaimana Spanyol bisa menjadi kekuatan yang begitu dominan akhir-akhir ini? Inilah yang akan dibahas dalam Skor Special edisi kali ini.
Skor Special merupakan artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.
1. Menormalkan Perasaan Menang dalam Semua Level
Sukses Spanyol menjadi yang terbaik dalam pentas Euro 2024 merupakan gelar Euro pertama mereka sejak tahun 2012.
Faktanya, Timnas Spanyol telah mengalami periode yang relatif sulit pada tahun-tahun di antara 2012 hingga 2024 itu.
Namun, ketika Spanyol mencapai babak akhir turnamen, La Roja biasanya selalu menjadi yang teratas seperti yang disorot oleh salah satu statistik.
Baik itu dalam pentas Piala Dunia, Piala Eropa, Liga Champions, atau Piala UEFA/Liga Europa, dalam 27 final pria terakhir yang melibatkan tim Spanyol, semua berakhir dengan kemenangan untuk Spanyol.
Sementara itu, permainan Timnas Wanita Spanyol telah berkembang pesat dalam dekade terakhir dan juga mulai meraih sukses besar dalam permainan bertekanan tinggi.
Kemenangan Spanyol atas Inggris dalam final Piala Dunia Wanita tahun lalu terjadi hanya dalam penampilan ketiga mereka di turnamen tersebut, setelah menjalani debut pada 2015.
Timnas Wanita Spanyol juga memenangkan Nations League awal tahun ini, sementara Barcelona telah memenangkan dua gelar dalam Liga Champions Wanita terakhir.
"Perubahan dalam sepak bola wanita di Spanyol sangat signifikan," mantan pemain Timnas Wanita Spanyol, Maria Garrido, yang sekarang menjadi jurnalis, mengatakan kepada BBC Sport.
"Sepuluh tahun lalu ketika saya bermain untuk FC Barcelona, tidak ada La Masia (akademi terkenal di Barcelona) untuk anak perempuan.”
“Kami menanggung biaya transportasi sendiri, orangtua kami membawa kami ke tempat latihan, dan kami tidak menghasilkan uang,” Garrido menambahkan.
"Namun dalam lima tahun terakhir ini, situasinya telah membaik secara dramatis. Ada dorongan substansial untuk mempromosikan sepak bola wanita.”
“Termasuk penciptaan lebih banyak kategori pemain muda, fasilitas dan kondisi yang lebih baik, hingga pendirian akademi sepak bola khusus untuk anak perempuan.”
"Transformasi ini tidak hanya merevolusi olahraga, melainkan juga meningkatkan rasa hormat terhadap sepak bola wanita di Spanyol," ia menambahkan.
Keberhasilan ini, baik untuk tim putra maupun tim putri, diraih setelah mengangkat banyak gelar dalam level junior selama dekade terakhir.
Para pemain dari tim muda tersebut kemudian membawa mentalitas juara itu ke sepak bola senior.
Salma Paralluelo contohnya, baru berusia 20 tahun, tapi ia merupakan bagian dari tim juara Piala Dunia Wanita dan sudah dua kali jadi juara Liga Champions Wanita bersama Barcelona.
Dalam level junior, Paralluelo memenangkan Piala Dunia Wanita U-20 dan U-17, serta Piala Eropa Wanita U-17.
"Kami bekerja dengan sangat baik, tetapi kami melihatnya dalam kategori yang lebih rendah," kata Paralluelo dalam sebuah wawancara dengan FIFA tahun lalu.
"Kami memenangkan segalanya. Pada akhirnya, kami menganggap kemenangan sebagai hal yang wajar. Sungguh luar biasa apa yang sedang dilakukan."
Sedangkan pada sektor putra ada Lamine Yamal yang baru berusia 17 tahun saat ikut membawa Spanyol meraih juara Euro 2024.
2. Pelatih dan Pemain yang Berkelanjutan
Keakraban dan keberlanjutan tampaknya juga memainkan peran penting dalam dominasi Spanyol baru-baru ini.
Sosok yang membawa Timnas Putra Spanyol meraih kesuksesan dalam Euro 2024 pada musim panas ini adalah Luis de la Fuente.
Pelatih 63 tahun itu mengambil alih Timnas Spanyol senior pada 2022, tapi ia sebelumnya pernah melatih beberapa anggota timnya di level U-19, U-21, dan U-23.
Sukses De la Fuente dalam Euro 2024 di Jerman merupakan gelar ketiganya dalam ajang tersebut bersama negaranya, setelah meraih juara bersama Spanyol U-19 dan U-21.
"De la Fuente mengenal sebagian besar pemain ini dari akademi dan mereka berkembang sebagai sebuah tim," kata mantan gelandang Spanyol, Juan Mata, kepada BBC Sport.
"Ini bukan hanya tim untuk saat ini, tetapi juga tim untuk masa depan," Mata menambahkan.
Jorge Vilda melatih Spanyol saat memenangkan Piala Dunia Wanita tahun lalu.
Tapi Vilda kemudian dipecat di tengah dampak skandal Presiden RFEF (PSSI-nya Spanyol), Luis Rubiales.
Vilda telah menjadi pelatih Timnas Spanyol wanita selama delapan tahun. Dia sebelumnya telah memenangkan gelar sebagai pelatih Tim Nasional Spanyol wanita U-17 dan U-19.
Vilda kemudian digantikan oleh mantan asistennya, Montse Tome, yang sekaligus menjadi wanita pertama yang melatih Timnas Spanyol wanita.
Tome memimpin timnya menuju kemenangan dalam Nations League pada percobaan pertama, usai mengalahkan Prancis pada bulan Februari lalu.
"Praktik mempromosikan pelatih dari level U-17 dan U-19 ke tim senior telah menumbuhkan pendekatan taktis dan filosofi yang konsisten dalam Tim Nasional Spanyol," Garrido menuturkan.
"Transisi yang mulus ini memungkinkan pemain untuk berkembang di bawah kepemimpinan pelatih yang sudah dikenal.”
“Sehingga memastikan gaya bermain yang koheren dan terpadu dari level muda hingga senior," ia menambahkan.
3. Gaya Bermain yang Jelas
Ketika Timnas Spanyol putra terakhir menikmati periode dominasi akhir tahun 2000-an hingga awal 2010-an, mereka terkenal dengan umpan pendek dan gaya sepak bola tiki taka.
Era tika taka murni kini sebagian besar telah berakhir, tapi meskipun sepak bola Spanyol belum sepenuhnya meninggalkan prinsip-prinsipnya, mereka telah mengembangkannya.
Penguasaan bola masih menjadi bagian penting dari permainan mereka, tetapi tidak sepenting dulu.
Dalam kemenangan 3-0 atas Kroasia di Euro 2024, mereka memiliki penguasaan bola yang lebih sedikit daripada tim lawan untuk pertama kalinya sejak final Euro 2008.
Catatan itu mengakhiri rangkaian 136 pertandingan Spanyol sebelumnya yang selalu mendominasi penguasaan bola.
Teknik dan posisi kini jadi elemen kunci permainan Timnas Spanyol, dan keduanya juga menjadi fokus utama dalam sepak bola wanita dan remaja.
Tujuan utamanya adalah agar para pemain terbiasa dengan sistem pada semua level.
"Yang hebat dari tim Spanyol saat ini, mereka tahu peran mereka dan bagaimana menyesuaikan diri," kata mantan bek Manchester City, Micah Richards, usai kemenangan Spanyol atas Inggris di Euro 2024.
"Terkadang dengan Inggris, kami hanya menurunkan pemain terbaik kami di lapangan.”
“Tim Spanyol ini berhasil menemukan cara dan memilih pemain yang akan memberi dampak dalam sistem ini," Richards menuturkan.
Bagaimana Skandal Seksisme Pengaruhi Sepak Bola Spanyol?
Spanyol masih berusaha memperbaiki reputasinya setelah skandal seksisme yang membayangi kemenangan negara itu di Piala Dunia Wanita tahun lalu.
Luis Rubiales kemudian mengundurkan diri sebagai Presiden RFEF usai dikritik karena mencium penyerang Spanyol, Jenni Hermoso, tanpa izinnya pada upacara penyerahan medali final.
Rubiales selalu membantah melakukan kesalahan. "Terlepas dari kontroversi dengan mantan presiden Luis Rubiales dan skandal seksisme, sepak bola Spanyol masih berkembang pesat," kata Garrido.
"Skandal itu memang menimbulkan perhatian negatif dan mungkin memengaruhi moral.”
“Tapi sistem sepak bola Spanyol yang kuat dan pemain-pemain berbakat membantu menjaga semuanya tetap pada jalurnya,” ia menambahkan.
“Keberhasilan mereka menunjukkan betapa berdedikasi dan tangguhnya mereka,” kata Garrido.
Dalam jangka panjang, dijelaskan Garrido, skandal ini dapat menyebabkan perubahan positif dalam sepak bola Spanyol.
“Ada dorongan untuk lebih banyak transparansi, inklusivitas, dan kesetaraan gender dalam federasi,” ujarnya.
"Dengan beberapa reformasi yang diperlukan, federasi dapat menjadi lebih kuat dan lebih inklusif, memastikan keberhasilan dan pertumbuhan yang berkelanjutan," kata Garrido.