SKOR.id – Sejumlah turnamen maupun kejuaraan olahraga diduga memiliki unsur magis atau mistis. Namun, hal itu sangat sulit dibuktikan secara ilmiah.
Salah satu turnamen golf bergengsi di dunia, The Masters, selama ini tidak hanya dikenal dengan sejumlah tradisi dan kebiasaan unik seperti larangan penggunaan telepon seluler, caddy yang wajib memakai seragam putih, sampai menu makan malam yang ditentukan oleh juara tahun sebelumnya.
Turnamen golf yang digelar di Augusta National Golf Club di Augusta, Georgia, Amerika Serikat (AS) itu juga terkenal dengan kontes The Masters Tournament Par 3.
Kontes Par 3 ini berlangsung dalam satu putaran di lapangan sembilan lubang par-27 di sudut timur laut lapangan klub, yang dirancang pada tahun 1958 oleh George Cobb dan pendiri klub Clifford Roberts.
Secara tradisional, peserta kontes mengundang anggota keluarga untuk menjadi caddy bagi mereka, terkadang mengizinkan mereka untuk bermain pukulan atas nama mereka.
Namun, lomba yang biasanya digelar sehari sebelum The Masters resmi dimulai itu tidak disukai seperti tradisi-tradisi lain di The Masters. Faktanya, sangat sedikit orang yang mau memenanginya.
Itu karena sejak kontes Par 3 debut pada 1960 yang dimenangi Sam Snead, hingga saat ini, tidak ada peraih gelar The Masters yang sebelumnya memenangi kontes Par 3.
“Kutukan” kontes Par 3 tersebut telah menjadi begitu legendaris di kalangan pegolf sehingga beberapa bahkan melewatkan atau sengaja mendiskualifikasi diri agar tidak menjadi korban.
Tiger Woods berada di posisi pertama pada akhir kontes tahun 2004. Namun, ia memilih keluar dari turnamen tersebut. Woods sendiri tercatat lima kali memenangi The Masters masing-masing pada 1997, 2001, 2002, 2005, dan 2019.
Juara US Open Andy North, yang sekarang menjadi analis ESPN, mengatakan kepada situs resmi The Masters bahwa “kutukan” itu nyata.
“Tentu saja, saya percaya pada kutukan itu. Saya menyadari itu pada suatu tahun di sana. Saya membuat empat birdie di lima atau enam hole pertama, atau apa pun, dan saya memimpin, dan saya sengaja memasukkan dua birdie ke dalam air di hole keenam hanya untuk memastikan tidak ada hal konyol yang terjadi,” tutur North.
Raymond Floyd hampir mematahkan kutukan tersebut pada tahun 1990 setelah memenangi kontes Par 3 dan kemudian memimpin empat pukulan dengan enam lubang tersisa di babak final The Masters. Sayang, ia akhirnya kalah di babak playoff.
Matt Wallace, juara Par 3 2019, menjadi pemenang ke-19 dalam sejarah yang gagal lolos di The Masters pada akhir pekan itu.
Kontes Par 3 The Masters dibatalkan pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid 19. Banyak yang berpikir sebagian besar pemain tidak terlalu kecewa dengan berita tersebut.