SKOR.id – Meski akhirnya kalah dari Francesco Bagnaia dalam perebutan gelar MotoGP 2023, Jorge Martin bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Rider Pramac Racing menegaskan siap mencoba lagi musim depan.
Memang sangat disayangkan balapan Martinator pada penutup musim, Grand Prix Valencia, antiklimaks setelah terjatuh di tahap awal lomba. Tetapi, di sisi lain, ia bangga dapat menjaga persaingan hingga akhir.
“Saya merasa senang (pada akhirnya) karena setelah masa sulit saya bersyukur dengan tim yang saya miliki dan orang-orang di sekitar saya. Ini baru permulaan, saya masih punya banyak waktu untuk memenangkan gelar,” ujar Martin.
Diakui Martinator, MotoGP 2023 berjalan melebihi ekspektasi. Saat musim mulai bergulir pada Maret lalu, ia dan tim sama sekali tidak berpikir mereka akan mampu menjadi penantang gelar.
Apalagi, rider Spanyol tersebut sempat mengalami kesulitan di tahap awal MotoGP musim ini. Karena itu, Jorge Martin pada akhirnya merasa tidak ada yang perlu disesali. Menutup tahun sebagai runner-up tetap sebuah pencapaian.
“Memenangi kejuaraan dunia tak ada dalam rencana kami (di awal musim) dan (siapa sangka) kami hampir berhasil. Kami tidak kalah dalam persaingan gelar hari ini, tapi akibat sejumlah kesalahan,” tuturnya kalem.
“Di awal musim kami menderita, dan idenya adalah untuk menghindari hal tersebut (sepanjang musim) agar kami tidak terjebak di Valencia.
“Sampai hari ini saya belum punya pengalaman berada dalam situasi seperti ini (berjuang meraih gelar). Namun, saya sudah janji kepada tim saya bahwa kami akan menjadi juara dunia, saya tak memiliki pilihan,” tambah Martinator.
Pembalap 25 tahun tersebut juga menegaskan jika ia akan bertahan di Pramac Racing. Sebelumnya sempat muncul kabar Martin akan dipromosikan ke tim pabrikan Ducati bila keluar sebagai juara dunia di Valencia.
“Saya ingin bertahan di Pramac. Jika saya menang, maka akan lebih banyak alasannya. Bila saya belum bisa membuktikan bahwa saya pantas memakai seragam merah (pabrikan Ducati), saya pikir saya masih perlu memberikan bukti.”
“Saya merasa sangat baik dengan di mana saya berada, dan alasannya jelas. Pada 2025 kita akan lihat. Saya sudah banyak menangis, jadi saya tak lagi bersedih,” Martin tersenyum setelah mengucapkan selamat pada Pecco Bagnaia.
Kemudian Jorge Martin menjelaskan dua insiden yang menyebabkan balapannya berakhir prematur dalam perlombaan final MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Minggu (26/11/2023).
Martinator, yang start dari grid keenam, memulai dengan kuat. Ia mampu melesat naik ke urutan kedua, tepat di belakang Pecco, saat masuk Tikungan 2. Ia menempel ketat rival utama itu.
Lalu, memasuki lap ketiga, Martin mencoba menyalip Bagnaia di sektor lurus menuju Tikungan 1 dengan memanfaatkan slipstream dari kompetitornya. Hanya saja upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Ia malah menyenggol bagian belakang Ducati Desmosedici GP23 milik Pecco Bagnaia, yang membuatnya keluar trek dan merosot ke urutan delapan. Insiden kedua terjadi pada lap keenam.
Setelah mampu menyalip Alex Marquez (Gresini Racing) dan Maverick Vinales (Aprilia Racing), Martinator memburu Marc Marquez (Repsol Honda). Sialnya, saat coba melewati juara dunia delapan kali itu, ia gagal.
Martin menabrak bagian belakang motor RC213V Marquez di Tikungan 4 dan terjatuh. Begitu pula dengan sang kompatriot yang terlempar keras dari kendaraannya. Otomatis kansnya juara dunia pun sirna.
“Strateginya adalah untuk merebut posisi terdepan sesegera mungkin. Tapi masalahnya, di akhir lintasan lurus saya seperti tersedot oleh motor Pecco dan hampir menabraknya. Kemudian saya tertinggal jauh dan berusaha memulihkan posisi,” ujar Martin.
“Saat itu saya adalah yang tercepat di trek. Lalu saya mulai bertarung dengan Maverick (Vinales). Saya tak mengerti mengapa dia coba menyalip saya karena dia tahu saya tengah berjuang untuk gelar, jadi tidak masuk akal, Tetapi itulah yang terjadi.”
“Dengan Marc (Marquez), taka da yang bisa saya lakukan. Dia melihat saya ada di sisi dalam dan kemudian dia melepaskan rem untuk menjaga posisi. Saya tidak dapat menghindarinya. Saya tidak menyalahkannya, namun itu juga bukan salah saya,” imbuhnya.
Terlepas dari kegagalannya, Martinator bangga bisa membuat sejarah dengan Pramac Racing musim ini, sebagai rider tim satelit pertama yang memperebutkan gelar MotoGP hingga perlombaan terakhir.
“Saya senang, bahkan jika Anda tidak percaya. Saya pikir kami telah membuat sejarah dengan tim satelit. Saya sangat bangga pada tim saya. Tiba di Valencia, tertinggal 21 poin sungguh sulit,” ucap Martin.
“Saya kira setelah hasil (kemenangan sprint) kami pikir (gelar) masih mungkin, namun Pecco menunjukkan hari ini bahwa dia lebih kuat. Jadi, selamat kepada Pecco. Dia telah melakukan pekerjaan luar biasa.”
Jorge Martin menutup musim sebagai runner-up MotoGP 2023. Pencapaiannya impresif. Martinator mendominasi sprint dengan sembilan kemenangan, meraih empat pole position, empat podium tertinggi Grand Prix, dan mengoleksi total 428 poin.