SKOR.id – Jannik Sinner memulai musimnya dengan meyakinkan. Petenis muda Italia ini sukses menjadi juara turnamen Grand Slam Australian Open 2025.
Artinya, ia berhasil mempertahankan gelar yang juga diraihnya pada tahun lalu tersebut. Sinner memang datang ke Negeri Kanguru dengan tujuan kembali keluar sebagai kampiun dan mampu mewujudkannya.
Atlet 23 tahun asal Italia itu mencatatkan sejarah back to back gelar setelah menang tiga set langsung atas unggulan kedua Alexander Zverev, 6-3, 7-6 (7-4), 6-3, di Rod Laver Arena, Minggu (26/1/2025) malam.
Sebagai juara bertahan sekaligus petenis putra no 1 dunia, langkah Sinner menapaki tangga juara terbilang meyakinkan. Ia mengalahkan lawan top seperti Holger Rune, Alex de Minaur, Ben Shelton, dan Zverev.
“Pernampilan luar biasa lagi di sini di Australia. Cara saya menangani setiap situasi di lapangan, tidak hanya di final, tapi secara umum sangat baik,” kata Sinner yang harus tampil empat set lawan Rune di 16 besar.
“Saya benar-benar senang bisa memilikinya lagi (trofi Australian Open). Ini sangat berarti bagi saya,” imbuh pemain yang membutuhkan waktu 2 jam 27 menit untuk mengalahkan Alexander Zverev di partai final.
Mendominasi selama set pertama, Sinner dipaksa bekerja lebih keras pada set kedua saat Zverev mencoba bangkit. Ia harus menyelesaikannya lewat tie break sebelum kembali memegang kendali di set penentu.
Dengan pencapaiannya di Australian Open 2025, Jannik Sinner mencatatkan beberapa sejarah. Ia tunggal putra kelima yang menjuarai tiga turnamen Grand Slam lapangan keras secara beruntun di Open Era.
Sinner mengikuti jejak sukses Roger Federer (2005-2007), Novak Djokovic (2011-2012, 2015-2016), Ivan Lendl (1985-1987), dan John McEnroe (1979-1981).
Juara Australia Open 2024 dan 2025 serta US Open 2024 juga akan tercatat sebagai petenis Italia pertama yang mampu memenangkan tiga gelar Grand Slam.
Tak hanya itu, Sinner juga menjadi pemain tunggal putra termuda yang sukses back to back juara Australian Open setelah Jim Courier yang melakukannya di usia 22 tahun pada 1992 dan 1993.
Prestasinya makin Istimewa karena Jannik Sinner adalah petenis putra pertama dalam sejarah yang sukses memenangi 10 pertandingan berturut-turut melawan pemain Top 10 tanpa kehilangan satu set pun.
Setelah juga menjadi tunggal putra pertama yang mampu mempertahankan gelar Grand Slam perdananya sejak Rafael Nadal di Roland Garros 2006, Sinner percaya masih bisa meningkatkan permainannya.
Khususnya di turnamen lapangan tanah liat dan rumput. Dengan demikian jelas sudah bahwa sang bintang ingin melengkapi koleksi trofi Grand Slam. Dari empat, dua di antaranya sudah berhasil diamankan.
Jannik Sinner berharap bisa menjuarai dua turnamen mayor lainnya, Roland Garros atau French Open dan Wimbledon. Untuk itu, ia masih perlu bekerja keras.
“Itu jelas satu hal yang selalu saya pikirkan. Anda harus menjadi pemain yang lengkap, tak hanya (di) satu jenis permukaan (lapangan keras), tapi juga di dua lainnya (lapangan tanah liat dan rumput),” ucap Sinner.
“Jelas di lapangan permukaan keras saya merasa lebih nyaman. Saya menganggap itu sesuatu yang baik karena di permukaan lainnya saya masih harus meningkatkan permainan.”
Tentu Jannis Sinner diyakini akan bisa menyempurnakan gaya bermainnya di lapangan tanah liat juga rumput. Ia masih muda dan punya banyak waktu untuk menyesuaikan diri.
“Saya bakal mengerahkan banyak energi untuk itu, mencoba mencari cara yang benar dan mudah-mudahan saja juga bisa melangkah jauh di Grand Slam lain yang tidak dimainkan di lapangan keras,” pungkas Sinner.