SKOR.id – Petenis Iga Swiatek untuk kali pertama sukses memenangi WTA Finals. Ia mengalahkan Jessica Pegula straight set, 6-1, 6-0, di Cancun, Meksiko, Senin (6/11/2023) malam atau Selasa (7/11/2023) WIB.
Partai puncak WTA Finals 2023 terbukti menjadi laga yang berat sebelah dalam sejarah turnamen yang dimulai sejak 1972. Sebelumnya, pemenang kehilangan gim paling sedikit di final terjadi dua kali.
Pertama, ketika Martina Navratilova mengalahkan Chris Evert 6-2, 6-0 pada 1983. Lalu saat Kim Clijsters menundukkan Amelie Mauresmo di musim 2003, juga dengan skor 6-2, 6-0.
Tahun ini, Swiatek mencatatkan rekor. Ia menjadi juara WTA Finals dengan kehilangan gim paling sedikit di pertandingan pamungkas dalam sejarah turnamen penutup musim tersebut.
Secara keseluruhan, petenis 22 tahun itu hanya kehilangan total 20 gim sepanjang pekan, yang merupakan rekor baru dalam perjalanan menuju gelar WTA Finals sejak beralih ke format round-robin pada 2003 lalu.
Iga Swiatek memecahkan rekor milik Serena Williams, yakni kehilangan 32 gim pada musim 2012. Ia juga jadi petenis pertama yang memenangi turnamen tanpa kehilangan set sejak Williams di tahun yang sama.
Dengan meraih gelar WTA Finals 2023, Swiatek akan menutup musim sebagai tunggal putri nomor satu dunia dua tahun beruntun. Ia yang termuda melakukannya sejak Caroline Wozniacki pada 2010 dan 2011.
Iga Swiatek menghabiskan 75 minggu berturut-turut di posisi teratas antara April 2022 hingga September 2023. Statusnya sempat direbut Aryna Sabalenka usai Grand Slam US Open, tetapi ia kembali merebutnya saat ranking baru dirilis.
Kemenangan atas Jessica Pegula di final merupakan yang ke-68 bagi petenis Polandia itu, jumlah terbanyak bagi pemain putri dalam satu musim sejak Serena Williams membukukan 78 kemenangan pada 2013.
Mengenai duel Pegula versus Swiatek, tak banyak yang menduga pertandingan akan benar-benar berjalan tidak seimbang. Apalagi jika mengingat rekor pertemuan kedua pemain belakangan ini.
Dalam tiga pertemuan terakhir, Pegula mampu dua kali mengalahkan Swiatek. Selain itu, petenis Amerika Serikat ini mengalahkan Elena Rybakina, Coco Gauff, dan Aryna Sabalenka dalam perjalanan menuju final.
Namun begitu pertandingan dimulai, kendali langsung dipegang Swiatek, yang merebut 11 gim berturut-turut di set pertama. Ia mengonversi lima dari tujuh peluang break point dan menyelesaikan laga hanya dalam waktu 59 menit.
Kemenangan itu membawanya menjadi petenis termuda yang memenangi WTA Finals sejak Petra Kvitova meraihnya di Istanbul pada 2011. Swiatek juga adalah pemain Polandia kedua yang juara setelah Agnieszka Radwanska di musim 2015.
Trofi WTA Finals menjadi yang gelar keenam Swiatek tahun ini, menyusul titel yang diarihnya di Grand Slam French Open, WTA 1000 di Beijing, dua WTA 500 di Doha dan Stuttgart, serta WTA 250 di Warsawa.
“Saya sangat senang dan bangga pada diri saya sendiri. Minggu ini tidaklah mudah, tetapi saya merasa itu merupakan cerminan dari keseluruhan mudim,” kata Swiatek.
“Jadi, saya senang bisa mengatasi semuanya dengan baik, dan saya menggunakan pengalaman saya selama bertahun-tahun untuk tampil baik di sini.”
“Kembali menjadi peringkat satu dunia, tentu saja adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya bisa bilang, saya tak mengharapkan hal itu saat ini, musim ini.”
“Saya berharap mungkin tahun depan akan jadi momen saya, namun sepertinya Anda tahu, hanya bekerja keras dan fokus pada hal yang benar pada akhirnya berhasil.”