SKOR.id – Sabar. Ini adalah kata yang saat ini paling menggema di dalam paddock Tim Repsol Honda. Mungkin juga dalam semua pertemuan yang dilakukan pembalap dan tim dengan pers selama balapan akhir pekan.
Di Honda Racing Corporation (HRC), mereka bekerja melawan waktu untuk mengatasi krisis yang kini telah berlangsung selama empat tahun. Sebuah lingkaran yang jalan keluarnya belum dapat mereka temukan.
Meskipun pekerjaan buruk tersebut diyakini disebabkan karena pihak pabrik, hasilnya masih belum sampai di situ. Baik Joan Mir maupun Luca Marini terus mengalami kekurangan pada Honda RC213V yang tidak memungkinkan mereka untuk memperebutkan posisi yang pantas untuk merek tersukses sepanjang masa dalam sejarah MotoGP tersebut.
“Honda mengalami kemajuan,” ujar Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig, serayaa meyakinkan publik kepada pencinta MotoGP.
Meskipun kata-kata tersebut terlihat tidak banyak artinya karena di saat yang sama, orang lain (baca: tim atau pabrikan lain) juga mengalami kemajuan. Itu juga berarti mereka tidak bisa keluar dari posisi terbawah.
Posisi Honda sangat rendah karena, bahkan Yamaha yang berada dalam momen terburuknya (dan hanya dengan dua motor di lintasan), masih mengumpulkan poin hampir dua kali lipat dalam dua putaran pertama musim ini.
Dengan empat pembalap dengan motor pabrikan di trek, Honda baru saja mencapai delapan poin di klasifikasi umum setelah balapan di Portugal.
Faktanya, di Portimao, dua dari empat rider Honda menempati empat posisi terakhir dalam grand prix. Mereka tidak mencetak poin dalam sprint dan pada grand prix hari Minggu, mereka mendapat keuntungan dari sejumlah pembalap yang terjatuh di depan.
Mir finis di P12 (4 poin) sebagai hasil terbaik pembalap HRC. Tim LCR Honda, Takaaki Nakagami dan Johann Zarco, hanya meraih beberapa poin lagi setelah masing-masing finis P14 (2) dan P15 (1).
Satu-satunya pembalap yang belum merebut poin dari dua balapan adalah rider anyar Tim Repsol Honda, Luca Marini.
Karena hal-hal itulah Puig menjadi orang terakhir yang meminta “sabar” kepada semua orang karena, seperti yang mereka katakan, segala sesuatunya berjalan lambat di “istana”.
Walaupun mungkin pabrik Honda di Jepang memang lebih lambat daripada biasanya. Itulah sebabnya mereka juga akhirnya kehilangan Marc Marquez.
Puig berasumsi situasi buruk HRC di awal tahun. “Pembalap kami tidak sepenuhnya puas dengan kinerja. Tetapi mereka dapat melihat bahwa kami berusaha sebaik mungkin. Kami sedang dalam proses pengembangan, itu jelas,” tuturnya.
Upaya yang dilakukan Honda memang dilakukan dengan sangat hebat, bahkan hingga bekerja sama dengan tim pengembang Formula 1 agar bisa secepatnya mencari solusi.
“Kami belum sampai di sana kalau melihat klasifikasinya, tapi itu butuh proses. Tentu saja, saat ini kami lebih memilih untuk lebih maju. Tapi segala sesuatunya memang apa adanya. Kami akan terus berusaha,” kata pria asal Spanyol itu.
Lebih jauh Puig menjelaskan bila Honda memiliki misi. Rencana mereka juga jelas dan itu sudah ditegaskan tahun lalu. Honda menyadari itu memang tidak mudah. Namun Honda telah menginvestasikan banyak sumber daya.
“Kami juga telah memperkuat proyek ini dalam hal personel,” kata Puig, yang mengetahui bahwa peningkatan dalam prototipe melibatkan “mencari lebih banyak daya cengkeram ban belakang untuk masuk dan keluar tikungan”.
Pun begitu, meskipun baru-baru ini telah membuat kemajuan, itu belum cukup untuk menghentikan permasalahan Honda. Mereka pun mengakui masih membutuhkan lebih banyak lagi.
Namun, Honda tidak yakin hasil kerja keras mereka akan tiba sebelum musim panas, bahkan walaupun dengan banyaknya tes yang mereka lakukan.
“Saya pikir kami akan dapat melanjutkan konsesi setelah liburan musim panas. Mari kita berharap untuk melihat kemajuan yang lebih jelas di paruh kedua musim ini. Itulah harapan kami dan masuk akal untuk mempercayainya,” tuturnya.
Puig juga mengingatkan orang-orang tentang siapa mereka. “Kami menjalankan misi dan kami memiliki tujuan. Orang-orang tahu Honda. Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapainya,” kata Puig.