- Glaukoma adalah penyakit neurodegeneratif yang memberi tekanan berlebihan pada saraf optik.
- Disebut penyakit 'diam' karena tidak menunjukkan tanda-tandanya sampai hampir terlambat.
- Mampu memperburuk penglihatan hingga dapat menyebabkan kebutaan total.
SKOR.id - Setiap tanggal 12 Maret selalu diperingati sebagai Hari Glaukoma Sedunia yang merupakan penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan pada seseorang.
Glaukoma, bahkan dianggap sebagai penyebab utama kebutaan di dunia, karena merupakan penyakit yang praktis tidak dapat diubah.
Parahnya, lebih dari 90% kasus kebutaan akibat glaukoma dapat dicegah, tapi ini termasuk penyakit "diam", yaitu penyakit yang tidak menunjukkan tanda-tandanya sampai hampir terlambat.
Glaukoma adalah penyakit neurodegeneratif yang merusak saraf optik, karena terlalu banyak tekanan yang diberikan padanya dan akhirnya memperburuk penglihatan.
Penyakit ini bisa berakhir dengan kebutaan total jika tidak ditangani tepat waktu, namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejalanya biasanya muncul terlambat, sehingga tidak dapat diobati pada tahap awal.
Tanda-tanda yang seharusnya mengingatkan Anda bahwa ada sesuatu yang tidak berfungsi dengan baik di mata Anda adalah: kehilangan penglihatan, mata merah, nyeri di mata atau di daerah dahi, munculnya mual dan muntah.
Anda juga melihat lingkaran cahaya, yang merupakan lingkaran cahaya menyebar yang terbentuk di sekitar cahaya yang kita lihat.
Pada usia berapa glaukoma biasanya muncul?
Di seluruh dunia, ada lebih dari 80 juta yang menderita penyakit ini.
Glaukoma biasanya muncul, terutama, setelah usia 40 tahun meskipun terdapat beberapa kasus yang muncul pada orang dengan usia yang lebih muda. Dalam skenario ini, ada glaukoma juvenil dan kongenital.
Berkenaan dengan tipe pertama, tipe juvenil, dapat dipasang pada fase awal antara usia 5 dan 18 tahun, tetapi pasien biasanya menyadari gejalanya di usia selanjutnya.
It's Glaucoma Day!!
World Glaucoma Day is a global initiative that puts a spotlight on glaucoma as the leading cause of preventable irreversible blindness worldwide.
Have a great Saturday Everyone!#glaucomaweek #glaucomaday pic.twitter.com/uDFcRPfuZk— Newpoint Hospital (@NewpointHosp) March 12, 2022
Namun, ada faktor yang biasanya menyertai: miopia. Mayoritas anak muda yang terkena glaukoma menderita miopia, penyakit yang cukup luas menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO): 62,5% anak muda Spanyol berusia 17 dan 27 tahun menderita karenanya.
Adapun glaukoma kongenital, biasanya terdeteksi pada tahun pertama kehidupan berkat munculnya tiga kelainan mata:
- Epiphora: robekan yang berlebihan dan terus-menerus, baik karena produksi air mata yang berlebihan, atau karena obstruksi drainase yang menyebabkan air mata meluap dan meluncur dari kelopak mata.
- Blefarospasme: mengacu pada kejang di kelopak mata.
- Fotofobia: adalah intoleransi terhadap semua jenis pencahayaan.
Oleh karena itu, jika bayi memiliki ketiga kelainan mata tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis mata.
Faktor risiko
Ada sejumlah faktor yang dapat melipatgandakan risiko menderita glaukoma. Salah satunya yang paling jelas, dan yang telah kita bahas di atas, adalah miopia.
Ketika seseorang menderita miopia tingkat tinggi, dengan enam dioptri atau lebih, mereka mungkin rentan terhadapnya.
Perlu juga diselidiki apakah ada anggota keluarga yang menderita sakit glaukoma, karena memiliki riwayat dapat mempengaruhi saat menderitanya.
Dan kita juga harus menambahkan penyakit tertentu sebagai faktor risiko, seperti diabetes yang melipatgandakan kemungkinan menderitanya, atau hipertensi.
Karena ini merupakan silent disease, maka yang disarankan oleh para ahli adalah melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi penyakit seperti ini.***
Berita Bugar Lainnya:
Pemindaian Retina Mata Bisa Memprediksi Risiko Serangan Jantung yang Mematikan
Beginilah Pengaruh Berjam-jam di Depan Komputer terhadap Kesehatan Mata
Latihan Mata, Cara Mudah untuk Menjaga Kesehatan dan Kenyamanan Penglihatan