- Infeksi yang berpindah melalui makanan akan menyebabkan keracunan makanan.
- Mayoritas dari penyakit bawaan makanan adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan parasit.
- Racun dan bahan kimia berbahaya juga dapat mencemari makanan.
SKOR.id - Mikroba yang menyebabkan infeksi juga berpindah melalui makanan. Ketika itu terjadi, kita berbicara tentang penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan.
Proses ini disebabkan oleh konsumsi bakteri yang berbeda dan racunnya, apakah oleh virus atau parasit, menurut Badan Keamanan dan Gizi Makanan Spanyol (AESAN).
Dengan demikian, penyakit ini dapat berasal dari konsumsi bakteri atau virus yang dibawa di dalam tubuh, makanan (infeksi), atau dari racun yang dihasilkan oleh yang sebelumnya terbentuk dalam makanan (keracunan), atau oleh bentuk parasit dalam fase tertentu dari siklus evolusi mereka (infestasi).
Gejala Paling Umum:
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari seratus penyakit bawaan makanan.
Kebanyakan dari mereka adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan parasit. Selain itu, seperti yang telah kami sebutkan di atas, racun dan bahan kimia berbahaya juga dapat mencemari makanan dan menyebabkan penyakit bawaan makanan.
Gejala keracunan makanan yang paling umum adalah:
- Sakit perut.
- Keram perut
- Penyakit.
- Muntah.
- Diare.
- Demam.
Penyebab:
Makanan yang telah terkontaminasi kuman atau racun, misalnya telur atau seafood mentah, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya proses keracunan makanan.
Kontaminasi tersebut dapat terjadi saat makanan melalui proses awal produksi, seperti saat penanaman hingga pengiriman, atau saat sedang diproses untuk dikonsumsi.
Keracunan makanan juga bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi buah dan sayuran yang kotor atau tidak dicuci dengan baik.
Pengolahan makanan beku yang tidak benar, misalnya sembarangan mencairkan daging sapi atau ayam, juga bisa menyebabkan keracunan makanan
Jika Anda memiliki gejala keracunan makanan, seperti diare atau muntah, minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi (tidak memiliki cukup air dalam tubuh Anda).
Penanganan Awal:
Mencegah dehidrasi adalah pertolongan pertama untuk mengatasi keracunan makanan.
Untuk mencegah dehidrasi penderita dapat minum air putih sedikit demi sedikit, menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan pedas atau terlalu manis untuk mencegah muntah. Jangan minum obat antimuntah maupun antidiare tanpa anjuran dari dokter.
Kapan harus pergi ke dokter untuk keracunan makanan?
Dianjurkan agar kita pergi ke dokter kita, dalam kasus-kasus berikut:
- Darah dalam tinja.
- Demam tinggi.
- Sering muntah yang mencegah cairan disimpan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Tanda-tanda dehidrasi, termasuk penurunan atau kekurangan urin yang signifikan, mulut dan tenggorokan sangat kering, atau merasa pusing saat berdiri.
- Diare yang berlangsung lebih dari tiga hari.
Meskipun siapa pun bisa terkena penyakit bawaan makanan, ada orang yang lebih mungkin terkena penyakit tersebut. Kelompok-kelompok ini termasuk:
- Orang tua.
- Anak kecil.
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena kondisi seperti diabetes, penyakit hati, penyakit ginjal, transplantasi organ, atau HIV/AIDS, atau dari kemoterapi atau perawatan radiasi.
- Wanita hamil.
Masalah kesehatan jangka panjang
Kebanyakan orang hanya memiliki penyakit ringan yang berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Namun, beberapa orang memerlukan rawat inap, dan beberapa penyakit menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Secara khusus, infeksi bawaan makanan dapat menyebabkan:
- Artritis kronis.
- Kerusakan pada otak dan saraf.
- Gagal ginjal yang disebabkan oleh sindrom uremik hemolitik (HUS).
Pencegahan
Membuat dan mengkonsumsi makanan dengan bersih dan sehat merupakan cara mencegah keracunan makanan yang paling efektif. Selain itu, jenis makanan tertentu yang belum dipastikan keamanannya juga sebaiknya dihindari.
Berita Bugar Lainnya:
Ketahui Penyebab Perut Bunyi Saat Tidak Lapar
Tips Mengetahui Radang Usus Buntu dari Sakit Perut
5 Kombinasi Makanan yang Memperberat Kerja Pencernaan, Bikin Sakit Perut
Kenali Dismenore, Nyeri pada Perut saat Menstruasi dan Cara Mengatasinya