SKOR.id – Anda yang menyaksikan konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Rabu (15/11/2023) malam lalu, mungkin masih merasakan euforia.
Tapi rupanya, bukan hanya perasaan euforia yang dirasakan penonton usai menyaksikan sebuah konser, melainkan juga depresi.
Dikutip dari Medical News Today, post-concert depression atau depresi pasca-konser menggambarkan perasaan melankolis yang dialami seseorang setelah menghadiri konser yang sangat dinantikan.
Perasaan ini mungkin hanya sesaat, namun bisa menyebabkan depresi yang lebih serius.
Depresi pasca-konser bukanlah diagnosis medis, melainkan diagnosis anekdotal.
Setelah konser, banyak orang merasa kecewa dan mendambakan emosi menyenangkan yang mereka alami selama pertunjukan. Mereka mungkin juga merasa terputus dari dunia nyata.
Perasaan ini mungkin akan mereda seiring berjalannya waktu. Namun, jika gejala ini berlanjut lebih dari 2 minggu, orang tersebut mungkin mengalami depresi klinis.
Depresi adalah penyakit mental serius yang dapat menyebabkan perasaan sedih dan tidak tertarik pada hal-hal yang sebelumnya dianggap menarik bagi seseorang.
Kondisi ini dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang serta menimbulkan masalah emosional dan fisik.
Artikel ini menjelaskan apa itu depresi pasca-konser dan menawarkan tips tentang cara untuk merasa lebih baik.
Hal ini juga menjelaskan tanda-tanda potensial yang dapat mengindikasikan depresi klinis dan kapan harus mencari bantuan.
Gejala
Orang dengan depresi pasca-konser mungkin mengalami gejala depresi klinis. Menurut American Psychiatric Association (APA), ini termasuk:
- Merasa sedih atau kosong
- Ketidaktertarikan pada aktivitas
- Kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Merasa tidak berharga
- Merasa lelah atau kurang energi
- Mengalami kesulitan tidur
- Perubahan nafsu makan
APA mencatat bahwa setiap orang mengalami gejala-gejala ini secara berbeda dan dapat berkisar dari gejala ringan hingga berat.
Seseorang dengan depresi pasca-konser mungkin merasa kewalahan segera setelah kejadian tersebut, namun perasaan ini dapat mereda dan hilang dalam beberapa hari dan minggu berikutnya.
Penyebab
Wajar jika orang merasa “down” setelah acara besar, seperti konser. Orang mungkin menghabiskan waktu berjam-jam untuk merencanakan dan mengantisipasi pertunjukan tersebut.
Setelah acara selesai, orang mungkin merasa lesu dan tidak bisa menikmati kehidupan sehari-hari.
Selama aktivitas yang menyenangkan, orang memproduksi endorfin dan dopamin. Ini adalah bahan kimia di otak yang bisa membuat seseorang merasa nyaman.
Ketika aktivitas yang menyenangkan berakhir, orang-orang mengalami penurunan hormon-hormon ini, yang dapat membuat mereka merasa sedih.
Sebuah studi tahun 2021 tentang musik dan memori menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat mengaktifkan sistem mesolimbik dopaminergik.
Ini adalah bagian otak yang berperan dalam respons tubuh terhadap penghargaan.
Depresi pasca-konser mungkin merupakan gangguan penyesuaian. Orang dengan gangguan penyesuaian mengalami gejala emosional dan perilaku sebagai respons terhadap peristiwa penting.
Intensitas perasaan mereka mungkin tidak proporsional dengan pemicu stres yang sebenarnya dan biasanya hilang dalam waktu 6 bulan setelah kejadian tersebut.
Treatment
National Alliance on Mental Illness (NAMI) menjelaskan bahwa perasaan sedih atau cemas setelah peristiwa besar adalah hal wajar, dan masyarakat dapat belajar mengelola emosi tersebut.
Kebanyakan orang dengan depresi pasca-konser tidak memerlukan perawatan medis.
Emosi negatif mungkin terasa membebani, namun memahami bahwa perasaan negatif adalah bagian umum dari respons tubuh terhadap stres dapat membantu seseorang untuk menerimanya.
Mengetahui bahwa orang dapat mengalami kesedihan setelah konser dapat membantu mereka bersiap menghadapinya.
NAMI menambahkan, beberapa orang menemukan terapi alternatif untuk membantu mereka mengatasi episode depresi, seperti akupunktur dan meditasi.
Orang juga dapat melakukan aktivitas untuk meningkatkan kadar endorfin dan menghilangkan stres, seperti berolahraga.
Konser adalah pengalaman bersama. Setelah itu, beberapa orang mungkin kehilangan rasa memiliki yang mereka rasakan.
Berhubungan dengan penggemar lain, baik secara langsung atau online, dapat membantu menciptakan kembali perasaan ini dan membantu orang tersebut merasa lebih baik.
Membicarakan konser dan berbagi kenangan dapat membantu orang, mengingat aspek positif dari acara tersebut dan alasan mengapa mereka ingin mengadakannya.
Hal ini mungkin juga mendorong mereka untuk merencanakan acara lain, sehingga memberi mereka sesuatu untuk dinantikan.
Durasi
Depresi pascakonser berbeda dengan depresi klinis karena perasaan sedih biasanya hilang dalam beberapa minggu.
Menurut APA, seseorang harus mengalami gejala selama lebih dari 2 minggu dan perubahan tingkat fungsinya untuk dapat didiagnosis sebagai depresi.
Artikel penelitian tahap awal tahun 2020 menunjukkan bahwa frekuensi pikiran dan perasaan negatif juga dapat membedakan depresi pasca-konser dari depresi klinis.
Hal ini menunjukkan bahwa orang dengan depresi klinis mungkin mengalami pikiran negatif dan kecemasan terus-menerus.
Namun, orang dengan depresi pascakonser mungkin hanya mengalami perasaan tersebut sesekali setelah acara yang mereka hadiri.
Peneliti mencatat bahwa orang-orang dengan depresi pasca-konser masih memiliki kenangan positif tentang peristiwa tersebut, terlepas dari kesedihan yang masih ada.
Pencegahan
Konser adalah pengalaman emosional bagi banyak orang. Namun, mengetahui orang mungkin merasa kecewa atau tertekan setelahnya, ada baiknya mempersiapkan diri menghadapi pengalaman tersebut.
Sehingga, bisa mengurangi efeknya dengan beberapa strategi penanggulangan.
Tidak ada cara pasti untuk menghindari perasaan sedih, namun menyiapkan strategi penanggulangan dapat mengurangi intensitas perasaan negatif setelah konser.
APA menyarankan metode self-help berikut untuk mengatasi gejala depresi:
- Latihan rutin
- Makan makanan yang sehat dan seimbang
- Hindari obat-obatan depresan, seperti alkohol
- Cukup tidur
Seseorang mungkin menerapkan strategi ini sebelum konser dan merencanakan ke depan untuk melanjutkannya setelah konser.
Kapan Harus Menghubungi Dokter
Kebanyakan orang dengan depresi pasca-konser tidak perlu ke dokter, namun APA merekomendasikan untuk menemui dokter jika orang tersebut mengalami gejala depresi selama lebih dari 2 minggu.
NAMI menjelaskan, dokter mendiagnosis seseorang dengan depresi jika gejalanya mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan tekanan yang signifikan.
Seseorang harus berbicara dengan dokter jika mereka memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Ringkasan
Depresi pasca-konser menggambarkan perasaan negatif yang mungkin dialami seseorang setelah konser musik.
Perasaan ini mungkin termasuk kecemasan, kesedihan, dan tidak mampu berkonsentrasi.
Orang-orang mengalami perasaan ini dengan intensitas yang bervariasi, dan gejala biasanya hilang dalam waktu 2 minggu.
Jika gejalanya berlanjut selama 2 minggu dan memengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang, ia mungkin saja mengalami depresi klinis.
Strategi penanggulangannya, termasuk berbicara dengan teman, olahraga teratur, dan meditasi, dapat mengurangi gejala seseorang dan membantu mereka merasa lebih baik.