SKOR.id – Saat Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, menutup musim Formula 1 2024, hal itu juga menandai berakhirnya kemitraan tim pabrikan Mercedes-AMG Petronas F1 dengan salah satu pembalap terbaik dalam sejarah F1, Lewis Hamilton.
Di usia yang menginjak 39 tahun, pembalap asal Inggris itu akan memulai karier baru dengan memperkuat salah satu rival abadi Mercedes di F1, Scuderia Ferrari, mulai 2025.
Hamilton memang hanya mampu finis di posisi keempat GP Abu Dhabi pada Minggu (8/12/2024) lalu. Ia juga hanya berada di peringkat ketujuh (dengan 273 poin) klasemen akhir pembalap F1 2024, musim terakhirnya bersama Mercedes.
Namun, hasil F1 musim 2024 tidak akan bisa menghapus milestones (tonggak pencapaian) Hamilton bersama Mercedes, yang diperkuatnya sejak 2013.
Dalam kurun waktu 12 tahun di Tim Mercedes, Hamilton berhasil merebut enam gelar juara dunia pembalap dan membantu pabrikan asal Jerman itu memenangi delapan gelar juara dunia konstruktor.
Bagaimana Hamilton bisa begitu sukses bersama Mercedes di Kejuaraan Dunia Formula 1? Apa yang membuat karier Hamilton di Mercedes begitu spesial?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Milestones Hamilton bersama Mercedes di Formula 1
“Saya telah bersama Mercedes selama sekitar 26 tahun. Mereka mendukung saya dan kami menjalani perjalanan yang luar biasa bersama. Kami telah menciptakan sejarah dalam olahraga ini, dan itu adalah sesuatu yang sangat saya banggakan,” ucap Hamilton, sesaat setelah GP Abu Dhabi, akhir pekan lalu.
Memulai karier balap dengan turun di gokar pada 1993, torehan Hamilton langsung melesat dan dua tahun kemudian menjadi pembalap termuda yang memenangi kejuaraan kelas kadet Inggris di usia 10 tahun.
Tahun 1998, bos Tim McLaren Formula One Ron Dennis memasukkan Hamilton ke McLaren-Mercedes Young Driver Programme. Saat itu, McLaren adalah tim yang memakai mesin Mercedes dan 40% sahamnya dimiliki pabrikan asal Jerman itu.
McLaren menjadi tim Formula 1 pertama yang diperkuat Hamilton, antara 2007 sampai 2012. Hamilton berhasil merebut satu gelar juara dunia pada 2008. Namun, pencapaian fantastis Hamilton di F1 memang baru terlihat saat membela Mercedes sejak 2013.
Berikut beberapa milestones yang berhasil dibuat Hamilton bersama Tim Mercedes di F1:
- Dari 246 balapan, Hamilton berhasil merebut 84 kemenangan, 78 pole position, dan 153 kali naik podium.
- Angka-angka di atas membantu Mercedes merebut delapan gelar konstruktor (beruntun dari 2014 sampai 2021) dan Hamilton enam kali juara pembalap (2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020).
- Mercedes merebut gelar konstruktor pertamanya pada 2014, empat tahun setelah kembali ke F1 usai gap lebih dari 50 tahun — tim Mercedes sebelumnya pernah turun pada 1954-1955.
- Di Mercedes pula Hamilton mencetak rekor sebagai pembalap F1 dengan jumlah kemenangan terbanyak, 105 (21 dibuat di McLaren) dan gelar juara dunia pembalap terbanyak, tujuh (satu lainnya direbut bersama McLaren pada 2008), menyamai Michael Schumacher.
- Raihan delapan gelar konstruktor dan enam pembalap F1 selama 12 tahun menjadikan Mercedes dan Hamilton sebagai kemitraan tim-pembalap terlama dan tersukses dalam sejarah ajang balap jet darat.
- Hamilton saat ini juga memegang rekor terbanyak di F1 untuk jumlah kemenangan (105), pole position (104), dan finis podium (202).
Rekan Setim Paling Berat
Sepanjang kariernya di Formula 1, Hamilton total memiliki sembilan rekan setim. Namun, tiga nama, yakni Nyck de Vries (2022), Frederik Vesti (2023), dan Andrea Kimi Antonelli (2024) masing-masing hanya dua kali mendampingi Hamilton di Mercedes.
Sementara, tujuh nama lainnya bisa dibilang mampu memberikan tantangan tersendiri bagi Hamilton. Mereka adalah:
1. Fernando Alonso – Dari 17 grand prix keduanya turun bersama di Tim Vodafone McLaren Mercedes sepanjang 2007, Hamilton unggul 10-7 atas Alonso di kualifikasi. Namun di balapan, Hamilton kalah 7-10 dari juara dunia dua kali (2004, 2005) itu.
2. Heikki Kovalainen – Masih di McLaren, inilah rekan setim Hamilton sepanjang musim 2008 dan 2009. Dari 35 kali turun bersama, Hamilton unggul segalanya atas pembalap asal Finlandia itu: 25-10 di kualifikasi dan 23-11 di balapan.
3. Jenson Button – Dari 58 kali turun bersama untuk McLaren, Hamilton unggul 40-18 di kualifikasi dan 32-26 di race atas juara dunia 2009 itu antara musim 2010 sampai 2012.
4. Nico Rosberg – Inilah rekan setim terberat Hamilton. Dari 78 GP bersama di Mercedes, Hamilton memang mampu unggul 42-36 di kualifikasi dan 44-33 di race. Namun, Rosberg-lah yang memutus gelar beruntun Hamilton saat menjadi juara pada 2016.
Duel Hamilton vs Rosberg di Mercedes ini disebut-sebut sebagai persaingan rekan satu tim tersengit di F1 sejak Ayrton Senna dan Alain Prost di McLaren pada 1988-1989.
Namun, persaingan Hamilton-Rosberg membuat Mercedes mendominasi F1 dengan merebut tiga gelar konstruktor pada 2014-2016.
5. Valtteri Bottas – Mendampingi Hamilton di Mercedes antara 2017 sampai 2021, Bottas turun bersama di 100 GP dengan skor 69-31 di kualifikasi dan 74-25 di balapan yang semua untuk Hamilton.
6. George Russell – Hamilton agak keteteran menghadapi Russell dalam 68 balapan untuk Mercedes antara GP Bahrain 2022 dan GP Abu Dhabi 2024. Hasilnya, Hamilton kalah 29-39 di kualifikasi dan imbang 34-34 di race.
Faktor-faktor yang Membuat Hamilton Mampu Dominan di Mercedes
Ketika bergabung dengan tim pabrikan Mercedes dari McLaren pada tahun 2013, Hamilton berpotensi untuk menjadi juara dunia berkali-kali namun prestasi itu baru terwujud ketika Mercedes mengikuti perubahan regulasi F1 tahun 2014 dan memberinya mobil yang mampu mendominasi lintasan.
Rentetan gelar berturut-turutnya selama tujuh tahun berikutnya hanya dipatahkan oleh rekan setimnya, Rosberg, yang mengalahkannya pada 2016. Untuk menggarisbawahi dominasi Hamilton selama periode tersebut, ia berhasil memenangi 53,28% balapan antara gelar Mercedes pertamanya pada tahun 2014 dan gelar keenamnya pada tahun 2020.
Kritik terhadap Hamilton sering kali menyebut mobil superior dari Mercedes sebagai satu-satunya alasan kesuksesannya, namun argumen semacam itu mengabaikan realitas pada masa itu.
Untuk secara konsisten tampil di setiap musim dan tampil sesuai level yang ia tunjukkan, terutama di tahun 2017 dan 2018 ketika mobil Ferrari berada di level yang sama, diperlukan kualitas yang membuat orang-orang yang bekerja dengannya tetap kagum hingga saat ini.
Prinsipal Tim Williams James Vowles, yang merupakan kepala strategi Mercedes selama tahun-tahun perebutan gelar, mengatakan ada tiga hal yang menonjol dari Hamilton selama ia bekerja bersamanya.
“Pertama dan terpenting, Hamilton menemukan kembali dirinya setiap tahun. Dia kembali setiap tahun dengan hal-hal kecil yang Anda lihat: perubahan pola makan, perubahan gaya hidup, perubahan fokus, perubahan jumlah jam kerja. Dia akan terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Vowles.
“Hamilton tidak pernah senang dengan apa yang dia raih pada tahun sebelumnya – terlepas dari gelar yang diraihnya – dia selalu menginginkan lebih dalam setiap langkahnya. Sulit ketika Anda berada di puncak karier Anda dan olahraga untuk terus menciptakan kembali diri Anda setiap tahun, tapi dia melakukannya.
“Yang kedua, hanya ada beberapa momen. Namun ada yang masih saya ingat sampai hari ini, yakni kualifikasinya di GP Singapura (2018). Saat itu, usai merebut pole position, Hamilton masih mencoba mencari data di meja dan ketika menemukannya ia bilang, ‘Wow! Itu mengesankan!’ Semua tahu Hamilton akhirnya juga memenangi balapan saat itu.
“Yang terakhir adalah ketika tekanan muncul, Anda akan mendapatkan Lewis Hamilton yang terbaik, bukan Lewis yang terburuk. Dia selalu merespons setiap momen, termasuk tekanan.”