- Menpora RI, Zainudin Amali, menegaskan Pemerintah Indonesia melalui Kemenpora akan memberikan apresiasi terhadap atlet yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020.
- Salah satunya adalah dengan memfasilitasi para atlet menjadi ASN atau PNS.
- Saat ini, sudah ada dua atlet Indonesia yang menyumbangkan medali di Olimpiade Tokyo 2020.
SKOR.id - Menpora RI, Zainudin Amali, mengapresiasi perjuangan atlet Indonesia yang dinilai sudah bekerja keras dalam pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020.
Pasalnya, menurut Menpora Amali, untuk bisa lolos di Olimpiade harus melewati tahap kualifikasi dengan banyak pertandingan untuk meraih poin dan itu tidak mudah. Hal tersebut berbeda dengan multievent seperti Asian Games dan SEA Games yang bisa langsung ikut bertanding.
"Ajang Olimpiade tentu itulah ujian terakhir. Apa yang sudah mereka lakukan selama ini dan saya merasa bahwa apa yang ditunjukkan oleh para atlet kita yang berangkat ke Olimpiade Tokyo ini sangat luar biasa," kata Menpora Amali.
Menpora juga mengapresiasi perjuangan dua lifter Indonesia yaitu Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisah yang berhasil menyumbangkan masing-masing medali perak dan perunggu untuk Indonesia.
Saat menyaksikan kedua atlet tersebut bertanding, Menpora mengaku sempat merasa khawatir dengan mental mereka terlebih bertanding di tengah pandemi. Apalagi untuk Windy Cantika Aisah yang masih berusia 19 tahun dan baru pertama kali mengikuti olimpiade pasti merasakan tekanan yang lebih besar.
"Ahamdulillah mereka bisa lolos dan pemerintah mengapresiasi dan terima kasih atas perjuangan mereka baik yang sudah mendapatkan medali maupun yang belum," ujar Zainudin Amali.
Di samping itu, Menpora Amali mengungkapkan bahwa bentuk dukungan dan apresiasi pemerintah kepada para atlet akan memberikan bonus. Bukan itu saja, bahkan pemerintah akan membuka peluang untuk mengangkat mereka sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil dan anggota Polri/TNI sebagai jaminan kehidupan mereka jangka panjang.
"Pengalaman di Asian Games yang lalu, bagi mereka yang misalnya memilih jalur untuk ASN atau PNS kita fasilitasi. Hampir 300 orang (atlet jadi PNS) yang ada di tempat saya di Kemenpora dan tempat-tempat lainnya. Bahkan dengan TNI-Polri juga siap menerima para atlet-atlet yang sudah berjuang ini. Karena mereka ini pahlawan olahraga yang membawa harum nama bangsa dan negara," ujarnya.
"Jadi perhatian kita, apresiasi dan penghargaan pasti pemerintah tidak tinggal diam. Pasti ada dan bukan hanya untuk sesaat tetapi untuk long time, untuk mereka supaya ada jaminan di dalam kehidupan mereka," ia menambahkan.
Selain itu, pemerintah juga akan membuat training camp bagi para atlet untuk dilakukan pembinaan jangka panjang. Dan hal ini sejalan dengan grand design olahraga nasional yang telah disusun pemerintah bersama akademisi dan praktisi olahraga di berbagai perguruan tinggi.
"Tentu ini suatu bentuk perhatian pemerintah supaya mereka terpusat di dalam satu tempat latihan dan mereka akan diberikan fasilitas, baik untuk dirinya, kalau dia sekolah untuk sekolahnya," ujarnya.
Bukan hanya itu, bahkan pemerintah selama ini sudah memberikan dukungan penuh selama mereka di pusat pelatihan nasional (Pelatnas) di mana semua kebutuhan dan fasilitas dipenuhi pemerintah.
"Pelatihan-pelatihan selama ini pemerintah semuanya memfasilitasi termasuk pemberangkatan mereka (ke Tokyo)," ia memaparkan.
Menpora Amali pun berharap peringkat olimpiade Indonesia bisa lebih baik dari olimpiade 2016 lalu di Rio de Janeiro, Brasil. Saat itu Indonesia menempati peringkat ke-46.
"Saya harapkan di Tokyo harus lebih baik dan bahkan meningkat dari capaian 2016," Zainudin Amali memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Ketua NOC Indonesia: Surfing Berpotensi Jadi Olahraga Andalan Indonesia https://t.co/nm0EmyZSw0— SKOR.id (@skorindonesia) July 26, 2021
Baca Juga Berita Kemenpora Lainnya:
Kemenpora Bangun Training Camp Berstandar Internasional seperti di Jepang, Ada untuk Sepak Bola
Brisbane Jadi Penyelenggara Olimpiade 2032, Kemenpora Ucapkan Selamat ke Pemerintah Australia