- Legenda basket Indonesia, Ali Budimansyah, menyebut penerapan full day school cukup menghambat pembinaan basket di Indonesia.
- Karena anak-anak baru pulang sekolah pada sore hari, praktis kebanyakan dari mereka hanya bisa berlatih dengan leluasa pada Sabtu dan Minggu.
- Untuk menanamkan fundamental basket, setiap anak harus berlatih secara berulang-ulang.
SKOR.id – Legenda basket Indonesia, Ali Budimansyah, menyebut, sistem full day school yang diterapkan saat ini cukup menghambat pembinaan basket Indonesia.
Sebab dengan begini, waktu anak-anak usia sekolah berlatih basket tidak banyak. Anak sekolah zaman now baru selesai dari kegiatan belajar mengajar sekitar pukul 16.00 WIB.
Setelah pulang sekolah, banyak di antara mereka yang masih harus mengikuti berbagai les bimbingan belajar (bimbel).
Mereka hanya bisa leluasa bermain dengan bola basket pada Sabtu dan Minggu. Padahal, untuk menanamkan dasar-dasar basket, mereka harus berlatih sesering mungkin.
Berita Basket Lainnya: Isiah Thomas Hanya Anggap Michael Jordan sebagai Rival Terbesar Keempat
“Yang namanya latihan basket itu ya harus repeat terus. Kurang rasanya jika cuma berlatih basket pada Sabtu dan Minggu," kata Ali Budimansyah, beberapa waktu lalu.
"Jadi, memang inilah yang menjadi problem zaman sekarang,” tutur mantan guard timnas basket Indonesia yang kini berusia 44 tahun itu.
Hal ini sangat berbeda dengan zaman Ali Budimansyah dahulu. Di era 1980-an sampai 1990-an, anak sekolah sudah pulang ke rumah sekitar pukul 12.00 WIB.
Sore harinya, mereka bisa berlatih basket hingga senja. Itu dapat dilakukan dalam lima atau enam hari dalam sepekan.
Hal ini, kata Ali Budimansyah, berefek pada perbedaan IQ basket para pemain sekarang dan pemain dulu.
Menurutnya, bila dilihat dari IQ basketnya, pemain di era saat sosok berjulukan Budi Jordan ini masih turun, lebih unggul.
Berita Basket Lainnya: NBA 2019-2020 Terancam Dihentikan karena Alasan Ekonomis
“Bagaimana IQ basketnya mau bagus kalau fundamentalnya tidak benar," tuturnya. "Sulit juga membuat fundamental basket bagus kalau waktu latihan anak-anak terbatas.”
Menurutnya, paling-paling, hanya siswa di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) dan Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) saja yang punya waktu banyak mengasah kemampuannya.
Ali Budimansyah mengatakan, salah satu tujuannya mendirikan Warriors Basketball Academy adalah demi menanamkan fundamental basket ke anak-anak.
Tapi, misi ini memang masih terhambat oleh penerapan full day school.
“Mungkin sekarang solusinya, anak-anak bisa sering berlatih sendiri di sela-sela istirahat sekolah," ujar Ali Budimansyah. 'Intinya sekarang juga tergantung bagaimana anaknya.”