- Athmadi Mahendra merupakan salah satu pemain basket nasional yang setia dengan satu klub.
- Meski selalu berada di bawah bayang-bayang pemain hebat, ia tak pernah ingin pindah dari Aspac Jakarta.
- Persaingan ketat di posisi point guard justru dianggap tantangan bagi Athmadi Mahendra.
SKOR.id - Athmadi Mahendra merupakan salah satu pemain basket nasional yang dikenal sangat setia dengan satu klub (one man team).
Sepanjang kariernya, sosok yang dulunya berposisi point guard ini tak pernah pindah dari Aspac (sekarang Stapac) Jakarta, yang dibelanya periode 1997-2005.
Padahal, dulu Athmadi Mahendra cukup kesulitan untuk bisa menjadi point guard utama di tim milik Irawan Haryono tersebut.
Sebab, ia selalu bermain bersama para point guard top: A.F. Rinaldo, Ali Budimansyah, dan terakhir, Mario Wuysang.
Meskipun selalu berada di bawah bayang-bayang tiga pemain tersebut, sosok yang akrab disapa Dimas Mbot ini tetap bertekad untuk terus membela Aspac.
Ketatnya persaingan di posisi point guard Aspac ternyata merupakan salah satu hal yang membuat dirinya bertahan di sana.
"Saya bertahan di Aspac justru karena penasaran ingin bersaing dengan para point guard sekaliber A.F. Rinaldo, Ali Budimansyah, dan Mario Wuysang,"
"Saya suka berada di tim besar sekaliber Aspac. Banyak pengalaman saya dapat, apalagi di masa itu Aspac sering uji coba dengan tim luar negeri," Athmadi Mahendra mengungkapkan.
Hari Ini 11 Tahun Lalu: Alexandra Asmasoebrata Tampil dalam Final Asia Max Challenge di Malaysiahttps://t.co/Ck9pCdho7L— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 26, 2020
Salah satu hal yang membuatnya betah, Irawan Haryono, sebagai pemilik klub sangat peduli dengan masa depan para pemainnya.
Bahkan, biaya pendidikan untuk para pemain pun ditanggung oleh sosok yang biasa dipanggil Kim Hong tersebut.
"Pengalaman dan suasana tim itu sangat mahal di Aspac. Benar-benar menyenangkan bisa bermain di sana," ujar Athmadi Mahendra.
"Sosok Koh Kim Hong juga membuat tim ini luar biasa. Bahkan, jika ada pemain yang ingin mengambil S2, beliau pasti support," ia menuturkan.
Meskipun lebih sering menjadi pemain pengganti, Athmadi Mahendra tak selamanya berada di posisi tersebut.
Pada IBL 2003, saat Aspac ditangani pelatih Filipina, Geraldo Ramos Villalon, ia kerap berperan sebagai starting five.
Namun, tempat di tim inti untuk Athmadi Mahendra bukan sebagai point guard, melainkan shooting guard.
Salah satu faktor yang membuat ia jadi pilihan utama di posisi shooting guard adalah cederanya Denny Sumargo.
"Awalnya, Denny Sumargo cedera saat uji coba di Filipina. Bong Ramos (panggilan Geraldo Ramos Villalon) menunjuk saya sebagai shooting guard pengganti dengan tugas utama untuk defense," ucap Athmadi Mahendra.
Dimas Mbot pernah dapat tawaran gabung ke Bhinneka Solo pada 2005, namun ditolaknya. Kini Athmadi Mahendra hanya bermain pada tim komunitas basket di sekitar pemukimannya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
Kepa Arrizabalaga, Kiper Terburuk di Eropa Musim Inihttps://t.co/MFps3ZmZCj— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 26, 2020
Berita Basket Lainnya:
IBL 2020 Lanjut 13-27 Oktober, Tim Dituntut Patuhi Protokol Kesehatan
Daniel Wenas Punya Mimpi Tampil di Piala Dunia 2023