- Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia menunjukkan kualitas udara yang buruk.
- Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi risiko hidup di wilayah dengan kualitas udara buruk.
- Meski begitu, butuh langkah yang lebih besar dan kesadaran bersama jika ingin membuat kualitas udara kembali membaik.
SKOR.id - Dalam beberapa waktu terakhir, kualitas udara beberapa kota yang ada di Indonesia mendapat sorotan.
Bahkan, pada Senin (20/6/2022) pagi tadi, Jakarta sempat berada di peringkat pertama daftar kota dengan kualitas udara terburuk.
Dikutip dari detik.com yang melansir situs IQAir, indeks kualitas udara atau AQI di Jakarta mencapai angka 192 pada pukul 07.36 WIB dan tergolong tidak sehat.
Kualitas udara yang buruk tak hanya menjadi masalah Jakarta dan daerah penyangganya. Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya ternyata juga menghadapi problem yang sama.
Hal itu diperkuat dengan data Nafas Indonesia, aplikasi kualitas udara terbesar di Indonesia dengan 160 lebih sensor di Jabodetabek, Bandung, Jogja, Surabaya, Bali, dan Belitung.
Pada hari ini, akun Twitter @nafasidn mengeluarkan peringatan setelah sensor yang dimiliki menunjukkan kualitas udara buruk di banyak titik.
???? Pagi Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya ????
Lagi dan lagi.
Kita memasuki hari ke 5 sebagai kota di ranking 2 besar dengan kualitas udara terburuk sedunia.
Hari ini polusi mencapai 43.5x di atas batas WHO tahunan. Nyalakan air purifier di dalam ruangan! pic.twitter.com/WhaNkjRO9k— nafas indonesia (@nafasidn) June 20, 2022
Kualitas udara buruk tentu tak baik bagi kesehatan tubuh. Dikutip dari klikdokter, ada tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi risiko dan berikut beberapa di antaranya.
1 Gunakan Masker
Memakaia masker disebut sebagai hal paling dasar yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari udara yang tak sehat.
Memakai masker juga berfungsi untuk meminimalisasi risiko penularan virus. Masyarakat rasanya juga sudah terbiasa menggunakan masker selama pandemi Covid-19 melanda.
2 Jangan Keluar Rumah Saat Jam Sibuk
Tingkat polusi udara tertinggi biasanya terjadi pada pagi atau sore hari, saat kebanyakan orang berangkat maupun pulang kantor. Jadi, hindari dua waktu itu untuk keluar rumah.
Namun jika kondisi mewajibkan untuk tetap beraktivitas saat jam sibuk, maka minimal menggunakan masker atau pelindung lain saat beraktivitas di luar ruangan.
3 Jaga Kesehatan Tubuh
Selain mencegah dari luar, menjaga sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan bernutrisi bisa jadi salah satu solusi agar tetap prima di tengah kondisi udara buruk.
Perbanyak makan buah dan sayuran bisa diakukan mengingat keduanya kaya akan zat antioksidan yang berguna untuk menangkal radikal bebas.
4 Hindari Olahraga di Jam Sibuk
Beda-beda tipis dengan tips nomor dua, olahraga di jam sibuk bisa memicu kerusakan pada saluran napas jika dilakukan di tengah udara buruk.
Berolahraga di tempat yang banyak pepohonan bisa jadi solusi. Namun jika kualitas udara sedang sangat buruk, berolahraga di dalam ruangan jadi pilihan terbijak.
5 Hindari Kebiasaan Membakar Sampah
Hingga saat ini, masih kerap ditemui masyarakat yang memiliki kebiasaan membakar sampah. Padahal kegiatan itu jelas-jelas berpotensi membahayakan saluran pernapasan.
Zat hasil pembakaran seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon bersifat toksik sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan.
6 Manfaatkan Tanaman di Sekitar
Penelitian NASA Clear Study menemukan beberapa tanaman terbukti mampu mengurangi polutan secara signifikan.
Tak ada salahnya menempatkan beberapa tanaman hias di sejumlah sudut tempat tinggal agar udara yang dihirup lebih segar.
7 Segera Mandi setelah Beraktivitas di Luar Rumah
Dalam sebuah penelitian, polusi udara termasuk sinar matahari disebut dapat memberikan stres oksidatif yang memicu penuaan dini pada kulit.
Untuk meminimalisasi risiko, cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan dan segera mandi setibanya kembali ke tempat tinggal.
Beberapa langkah di atas mungkin hanya berdampak kecil karena kualitas udara buruk sudah terjadi di area yang luas.
Butuh langkah lebih besar dengan dampak masif yang bisa dilakukan untuk membuat kualitas udara kembali membaik.
Berita Lainnya:
8 Tanaman Hias Terbaik yang Anda Butuhkan untuk Memerangi Stres dan Depresi
Manfaat Air Purifier, Alat yang Dianjurkan Pemerintah untuk Karantina Selama PPKM Darurat