SKOR.id – Pada usia 105 tahun, Suster Jean Dolores Schmidt, atau biasa disapa Suster Jean, sangat antusias dengan musim baru basket NCAA di Universitas Loyola di Chicago.
Sebagai pendeta untuk tim basket putra Loyola Ramblers selama 30 tahun, ia terkenal sebagai "biarawati basket".
Ia mencuri perhatian dan hati orang-orang ketika Loyola Ramblers berhasil mencapai Final Four di turnamen basket NCAA 2018.
Suster Jean memimpin tim dalam doa prapertandingan sebelum pertandingan dan menjadi jimat keberuntungan.
Antusias, bersemangat, dan berpengetahuan luas tentang bola basket, "Dia (Suster Jane) seperti pelatih lainnya," kata salah satu pemain kepada Chicago Tribune. "Ia ahli di bidangnya."
Lahir pada 21 Agustus 1919, Suster Jean terus bekerja setidaknya lima hari seminggu.
Ia bepergian dari apartemennya ke kampus dengan bus antar-jemput, dan menawarkan nasihat, dukungan, dan pelukan kepada para mahasiswa di kantornya.
Suster Jean menggunakan iPad, komputer, dan aktif mengirim email, tetapi yang terpenting adalah hubungan pribadi dengan kaum muda.
"Saya menyukai setiap bagiannya. Itu membuat saya sangat gembira," kata Suster Jean kepada Today.com.
“Saya tidak menganggapnya benar-benar berhasil. Saya hanya bersenang-senang.”
“Para mahasiswa ini menyenangkan untuk diajak bekerja sama. Saya belajar banyak dari mereka, dan saya tahu mereka belajar dari saya,” Suster Jean menambahkan.
Dia merayakan ulang tahunnya ke-105 dengan tujuh pesta yang diselenggarakan oleh universitas, mahasiswa, dan komunitas panti jompo tempat tinggalnya.
Sang biarawati ini juga anggota Sisters of Charity of the Blessed Virgin Mary.
Dia menghabiskan hidupnya bekerja sebagai guru, administrator, dan kepala sekolah. Juga melatih bola basket dan olahraga lainnya.
“Saya merasa baik-baik saja di usia 105,” kata Suster Jean. “Saya makan dengan baik, tidur dengan baik, dan mudah-mudahan saya berdoa dengan baik.”
Berikut adalah beberapa rahasia umur panjang yang diungkapkannya:
1. Berada di Sekitar Orang Muda
“Saya senang berada di sekitar orang muda. Mereka membuat saya tetap hidup, sehat, dan bersemangat,” tulisnya dalam memoarnya, “Bangun dengan Tujuan!: Apa yang Saya Pelajari dalam Seratus Tahun Pertama Saya.”
“Interaksi saya dengan para siswa tersebut adalah alasan mengapa saya tidak pernah menyesal tidak memiliki anak sendiri,” Suster Jean menambahkan.
Ia duduk di meja yang dikelilingi oleh para wanita muda dengan kemeja loyola merah marun saat mereka berswafoto.
2. Jangan Pernah Pensiun
Suster Jean sebenarnya mencoba pensiun pada 1994 di usia 75 tahun, tetapi ternyata dia tidak ingin berhenti bekerja, sentimen yang umum di antara orang-orang yang menjalani hidup sangat panjang.
Pada tahun yang sama, dia diminta menjadi pendeta untuk tim bola basket putra. “Itu menjadi posisi paling transformasional dan transenden dalam hidup saya,” tulisnya dalam bukunya.
Mengingat jadwal tim, dia terkadang bekerja hingga pukul 9.30 malam dan pada akhir pekan. Dia akan menghadiri tiap pertandingan kandang tahun ini.
“Ada lebih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan. Saya tidak suka berdiam diri,” katanya saat kegiatan musim gugur berlangsung di universitas.
“Saya hanya suka berbicara dengan orang lain atau melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Kami akan sangat sibuk, tetapi itu menyenangkan.”
“Penting untuk memiliki tujuan dalam hidup, tetapi karena orang menghabiskan begitu banyak waktu di tempat kerja.”
“Mereka harus membuat perubahan jika mereka tidak menyukai pekerjaan atau karier mereka,” ujar Suster Jean, memberi saran.
3. Teruslah Maju
Suster Jean merasa nyaman dengan teknologi modern, mengikuti berita terkini, dan menyebut kemampuan beradaptasi sebagai "kekuatan super"-nya.
“Jika Anda tidak maju, Anda akan tertinggal dengan cepat,” tulisnya dalam bukunya.
Biarawati itu menyebut dirinya ratu swafoto karena begitu banyak orang ingin berfoto dengannya. Itu membuat mereka bahagia, jadi dia senang melakukannya.
4. Mewarisi Gen yang Hebat
Wanita berusia seabad lebih ini percaya bahwa umur panjangnya berasal dari pihak ayah. Ayahnya hidup hingga usia 95 tahun, dan beberapa saudara kandungnya mencapai usia yang sama.
“Ketika saya berusia 95 tahun, saya berpikir, ‘Saya harus benar-benar bersiap untuk pergi kepada Tuhan.’ Namun, saya masih di sini,” katanya.
5. Bangun dan Tidur dengan Gembira
“Jika Anda tidak menjaga diri sendiri, Anda tidak dapat menjaga orang lain,” kata Suster Jean.
Menurutnya dalam buku tersebut, penting menyisihkan waktu tenang untuk berdoa dan merenung guna menjaga pikiran.
Biarawati itu bangun pukul 5 pagi dan berhenti sejenak untuk meditasi selama 30 menit.
Kemudian pada malam hari, Suster Jean meluangkan waktu untuk memikirkan semua hal baik yang telah ia lakukan hari itu.
"Saya masih tidur tiap malam dengan senyum di wajah saya, rasa syukur di hati saya, dan cinta di jiwa saya," tulisnya dalam bukunya.
6. Makan Secukupnya
Suster Jean mengatakan bahwa ia makan hampir semua hal, tetapi tidak terlalu banyak.
Makan siang adalah makanan beratnya, dan kemudian makan lebih ringan saat makan malam, memilih sup dan salad atau roti lapis.
Ia dulu sangat berhati-hati dengan pola makannya saat masih muda, tetapi telah mengambil pendekatan yang lebih santai dalam beberapa tahun terakhir.
"Mungkin saya tidak terlalu memperhatikan pola makan saya saat sarapan. Terkadang saya makan telur, bacon, dan roti panggang," ucapnya.
“Tetapi saya berpikir, saya berusia 105 tahun, apa bedanya?,” Suster Jean menambahkan.
Untuk ulang tahunnya, Suster Jean menikmati ayam goreng, mi buatan sendiri, kacang polong, dan kue bolu, hidangan yang selalu dimintanya untuk dibuat oleh mendiang ibunya dulu.
7. Tetaplah Positif dan Gembira
Suster Jean mengaku tidak pernah mengalami depresi dan percaya bahwa stres membutuhkan terlalu banyak energi.
Dia menganggap kesehatan mentalnya yang baik berkat kedua orang tuanya, yang menciptakan rumah yang bahagia untuknya dan kedua saudara laki-lakinya, bahkan di saat-saat sulit selama masa Depresi Besar saat itu.
Mereka juga menumbuhkan kecintaannya pada olahraga, yang disebutnya sebagai guru terbaik dalam kerja sama tim.
“Saya belajar banyak hal dari ibu dan ayah saya. Mereka selalu bersikap positif,” kata Suster Jean.
“Mereka memberitahu kami bahwa kami benar-benar dapat melakukan banyak hal jika benar-benar berusaha, dan saya benar-benar percaya itu.”
Kedua orangtua dan saudara laki-lakinya telah meninggal, tetapi dia selalu berbicara kepada mereka. “Saya tahu mereka mendengarkan saya di surga,” tulisnya.